Sistem Kuadrilliun Imigran Gelap

Setelah menunggu 30 menit, petugas yang tadi menginput data menemuinya dan memberi tahu kepada Arga bahwa pesawat akan berangkat 15 menit lagi. Petugas tersebut juga meminta Arga untuk mengikutinya supaya lebih cepat sampai di pesawat. 

Hal yang mengejutkan Arga, petugas yang tadi melayaninya. Kini berpakaian layaknya seorang pramugari. Wanita tersebut kini terlihat lebih cantik dan menawan. Sikap yang biasa-biasa saja kepada Arga, bahkan lebih terlihat acuh sebagai seorang profesional. Membuat Arga semakin penasaran. Wajah dan body yang sangat bersaing dengan wanita-wanita cantik kalangan atas. Membuat Arga lebih sering memperhatikan setiap gerak geriknya yang menurut Arga sangat menarik. 

"Siapa kamu sebenarnya, jika kamu memang pramugari jet pribadi yang aku sewa. Setidaknya kamu akan bersamaku 5 jam kedepan." Arga berbicara dalam hati dengan menampakkan senyum di bibirnya. Terlihat dari raut wajah, Arga sangat tertarik dengan wanita tersebut. 

Arga yang kini lebih mengetahui tentang sistem Kuadrilliun imigran gelap beserta tujuannya. Kini mulai bersikap layaknya seorang pemimpin. Sebab Arga harus belajar dan membiasakan diri bagaimana menjadi seorang pemimpin dan bukan hanya seorang bos. 

Karena seorang bos hanya dapat menunjuk dan memerintah seenaknya sendiri dan selalu arogan. Tetapi seorang pemimpin lebih paham kapan waktu harus bersikap bijaksana dan kapan waktu harus bersikap arogan dan kepada siapa. 

****

Arga kini duduk di kursi jet yang sangat mewah di bagian tengah dengan meja dan kursi lain yang saling berhadapan dengan kursi Arga. Sedangkan dua pengawal Arga duduk di kursi paling belakang yang selalu siap menjaga Arga. Dan memang benar, pramugari yang mendampingi Arga adalah wanita yang tadi melayaninya di bandara. 

"Tuan-tuan, kencangkan sabuk pengaman anda dan duduklah dengan tenang. Sesaat lagi kita akan take off." Tidak lama kemudian, jet tersebut sudah mengudara. Setelah berada di udara, pramugari melayani Arga dengan menawarkan minuman apa yang diinginkan. 

"Ini dia kesempatanku." Arga membatin di dalam hati. 

"Aku masih belum membutuhkan minuman, hanya saja aku belum tau nama anda nona?" Arga kini lebih berani selain karena wanita di depannya sangat cantik, dia juga tidak seagresif wanita-wanita lainnya yang hanya melihat Arga karena uang. 

"Maaf tuan, saya lupa memperkenalkan diri saya. Nama saya Elena Smith, panggil saja saya Elena, saya adalah pramugari cadangan. Karena semua pramugari sudah terbang, serta sebagian tidak masuk hari ini, jadi saya yang menggantikan."

"Jika demikian ini hari keberuntunganku dapat didampingi nona Elena. Kita akan terbang 5 jam bukan, kenapa kamu tidak duduk di sini dan menemaniku meminum sesuatu."

"Modus dari kebanyakan pria, tadi kamu bilang belum menginginkan minuman. Tetapi sekarang kamu memintaku menemani minum. Ini adalah cara kuno salah satu pria. Dasar orang kaya, kamu kira aku tergiur dengan kekayaanmu!" Elena berbicara sendiri di dalam hati dan memandang Arga dengan lekat. 

"Anda ingin minum apa tuan? Saya akan mengambilkannya untuk anda." Meski Elena tidak begitu suka dengan sikap Arga, tetapi putri berusaha bersikap profesional. Karena selain putri seorang petugas di maskapai dan juga pramugari cadangan. Putri adalah anak dari pemilik maskapai yang menyewakan jet pribadi ini. Elena harus menjaga nama baik maskapai, terlebih saat ini maskapai sedang diujung tanduk karena terlilit hutang. 

Perusahaan yang dimiliki oleh orang tua Elena beberapa bulan terakhir mengalami hal yang tidak terduga, beberapa unit jet tidak dapat terbang dan harus menjalani perbaikan besar. Di saat beberapa unit jet tidak dapat terbang, biaya operasional tetap dan angsuran hutang bank harus tak terbayar beberapa bulan terakhir. Oleh karena itu, Elena berusaha sebaik mungkin kepada semua pelanggan. Dengan harapan, semua armada jet tersisa selalu jalan dan tetap dapat menutupi operasional dari jet-jet yang terparkir di hanggar. 

"Nona Elena , bukankah aku menginginkan minuman? Mengapa kamu memandangiku seperti itu?"

"Maaf.. Maaf tuan. Aku melamun," Dengan segera Elena menuangkan minuman bersoda. 

****

Sedangkan di tempat terpisah, Siska mendapat kunjungan mendadak dari beberapa orang penting Hard Rock Group, perusahaan yang menaungi Hard Rock Hotel Valet Stand tempat Siska bekerja. Para petinggi Hard Rock Group meminta melakukan rapat secepat mungkin. 

Siska merasa aneh karena tidak biasanya para petinggi Hard Rock Group datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Siska meyakini akan ada kabar buruk yang mendesak di perusahaan. Sehingga mereka melakukan kunjungan seperti akan melakukan sidak. 

"Mengapa kunjungan ini sangat mendadak?" Siska bertahan dengan berjalan tergesa-gesa menuju ruang rapat kepada sekretarisnya. 

"Entahlah nona, tapi menurut informasi beberapa karyawan. Rombongan dari pusat baru saja datang sekitar 1 jam yang lalu."

"Padahal ini belum memasuki jam kerja normal, tetapi mereka memanggilku untuk rapat. Aku tidak boleh berandai-andai terlebih dahulu. Aku akan mengetahuinya di dalam rapat. Yang terpenting aku harus menyiapkan semua data laporan secara lengkap." Siska membatin dalam hatinya. 

"Bagaimana dengan para staf terkait yang aku minta datang? Apakah mereka sudah sampai dan sudah menyiapkan semua data yang aku minta?" 

"Sudah nona. Mereka telah menunggu anda tidak ruang sebelah ruang rapat."

"Bagus, jika demikian. Cepat hubungi mereka jika aku sudah akan sampai di ruang rapat. Dan minta mereka menunggu di depan pintu rapat." Dengan tergesa Siska keluar dari lift dan berjalan menuju ruang rapat yang sudah di tentukan. Ketika hampir sampai di ruang rapat, sudah terlihat beberapa staf yang sudah menunggu di depan pintu ruang rapat. Dan ketika Siska sudah di depan pintu ruang rapat, Siska berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya agar lebih tenang. 

Bagaimanapun Siska akan menemui orang-orang penting dari pusat. Hal yang sangat jarang terjadi. Mereka semua yang datang memiliki wewenang di bidangnya masing-masing. Bahkan mereka juga dapat menentukan bagaimana nasib dari cabang-cabang yang berada di daerah. 

"Mari kita temui mereka, pastikan kalian jangan sampai gugup ketika dimintai data." Siska memberi arahan kepada para stafnya yang akan mengikuti jalannya rapat. 

Siska mengetuk pintu lalu memasuki ruang rapat. Terlihat 5 dari 6 orang dari pusat yang tidak Siska kenali. Hanya 1 orang yang pernah Siska lihat ketika Siska melakukan rapat di pusat tiap 4 bulan sekali. 

Kelima orang ini mungkin orang-orang yang di kabarkan baru menjabat. Memang beberapa bulan terakhir di pusat sedang terjadi pengalihan saham, sehingga beberapa petinggi perusahaan di ganti dengan orang-orang baru. 

"Siapa manajer hotel ini di antara kalian?" Salah satu orang berdiri dan berucap dengan dominan yang sangat terasa di ruangan tersebut. Mendapati pertanyaan tersebut, Siska maju dan mengucapkan jika dirinya adalah manner di hotel ini. Siska juga dengan segera memperkenalkan dirinya. Ketika Siska akan memperkenalkan sekretaris dan para staf yang Siska bawa. Kata-kata Siska di hentikan dengan paksa. 

"Aku hanya meminta kamu untuk rapat. Tidak dengan sekretaris dan para stafmu. Perintahkan mereka keluar dan menutup pintu." Suaranya terdengar sedikit membentak dengan alis yang terlihat hampir menyatu. Tanpa menunggu perintah dari Siska, para staf dengan segera keluar. Tetapi saat sekretaris Siska juga akan keluar, Siska memegangi tangan sekretarisnya agar tetap tinggal dan menemaninya rapat. Siska sudah sangat merasakan jika rapat kali ini tidak akan baik-baik saja. Terlihat dari awal pertemuan yang sudah terasa tidak enak.