Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 27 - September
"September," gumam Ara ketika membuka unit apartemen Zester. "Kenapa dia menggunakan kata sandi yang sama?"
Saat membuka pintu dan masuk, lagi-lagi Ara melihat Zester yang bertelanjang dada.
"Apa dia tidak kedinginan?" gerutu Ara seraya berjalan ke arah lelaki itu.
Ara berhenti dan berdiri sambil mengacak pinggangnya di depan Zester. "Ini sudah lewat jam kerja, kenapa kau memanggilku?"
"Apa kau sudah makan?" tanya Zester tanpa beban. "Aku tiba-tiba ingin mie instan!"
"Kau tidak bisa membuat mie instan?" tanya Ara gusar karena itu adalah hal sepele.
"Aku bisa, hanya saja aku ingin makan di swalayan jadi ayo turun ke bawah!" ajak Zester.
Memang di lantai dasar gedung apartemen itu ada sebuah swalayan yang buka dua puluh empat jam dan di sana dilengkapi dengan meja untuk makan di tempat.
Akhirnya mereka berdua turun ke bawah dengan penampilan seadanya, Ara yang memakai satu set piyama hello kitty dan Zester yang hanya memakai kaos dan celana pendek.
Ara menyeduh dua cup mie instan, dia juga membeli minuman botol dan beberapa cemilan sebagai pelengkap.
Setelah selesai membayar dengan kartu Zester, gadis itu mendatangi bos dadakannya di sebuah meja.
"Masih panas," ucap Ara seraya meletakkan nampan yang dia bawa.
Zester mengambil satu mie cup dan mengaduknya supaya mengurangi panas. "Saat aku di Harvard dulu, aku sering memakan mie instan seperti ini!"
"Ternyata tuan direktur juga pernah menjadi rakyat jelata," komentar Ara.
Dia jadi mengingat kata-kata terakhirnya saat di mobil tadi.
"Untuk perkataanku sebelumnya, aku minta maaf karena sudah membanding-bandingkan hubunganmu dengan orang tuaku," ucap Ara kemudian.
"Kenapa kau minta maaf? Wajar saja orang yang biasa hidup lurus sepertimu heran melihat hubunganku yang rumit," tanggap Zester yang tidak mempermasalahkan hal itu.
Ara tersenyum karena mood Zester sepertinya mulai membaik.
Mereka terdiam sejenak karena menikmati mie instan mereka masing-masing.
"Apa aku boleh tahu sesuatu?" tanya Ara memecah keheningan.
Kepalang tanggung, Ara sudah terlanjur masuk ke kehidupan Zester jadi dia akan mengorek semua informasi mengenai lelaki itu.
"Ada apa dengan bulan september? Kenapa kau selalu menggunakan bulan itu sebagai password?" lanjut Ara.
"Itu..." Zester menghentikan suapan mienya sebelum menjawab. "Bulan september adalah bulan pertama kali aku bertemu dengan Riri!"
"Kau cukup romantis tapi kenapa menghindarinya? Kau harus menunjukkan cintamu itu, siapa tahu Riri bisa membuat ularmu menyembul," balas Ara.
"Aku tidak yakin," Zester meragu. Dan hal ini bukan cinta seperti yang dibicarakan Ara.
Malam itu, setelah makan mie instan dari swalayan mereka berdua pergi ke taman bermain di dekat apartemen.
Di sana keduanya makan es krim sambil duduk di ayunan.
"September itu adalah bulan di mana daddy ku meninggal, mommy ku begitu terpuruk semenjak itu, setiap bulan september dia akan selalu mabuk dan menangis semalaman di kamar, saat usiaku 17 tahun dan akan sekolah ke luar negeri aku meminta mommy ku untuk liburan ke Bali supaya september tahun itu menjadi september yang berbeda," Zester mulai membuka diri dan bercerita.
"Tapi, justru september tahun itu aku hampir kehilangan nyawa karena aku hampir tenggelam dan mati. Saat itu aku membuat permohonan pada Tuhan supaya diberi kesempatan hidup sekali lagi, siapapun yang menolongku saat itu jika laki-laki aku akan menjadikannya sahabat dan kalau perempuan jika dia lajang pasti akan aku jadikan istri," lanjutnya.
Zester kembali memakan es krimnya sambil mengingat september yang tidak bisa dia lupakan. "Siapa sangka yang menolongku adalah Riri kecil jadi mulai hari itu, aku menepati janjiku untuk menjadikan Riri istriku!"
Sedari tadi, Ara hanya terdiam mendengar cerita Zester itu.
"September, Bali, tenggelam?" gumam Ara yang langsung teringat sesuatu.
"Jangan-jangan..."
_
Sudah masuk bulan Ramadhan ges...
Mohon maaf lahir batin ya semua, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang muslim☺
Selama bulan puasa, othor up habis maghrib ya biar siangnya kalian fokus ibadah dan gak mikirin ularnya Bulok😅
signature bukan sih?