Kisah seorang wanita yang hidup miskin, pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, dirinya adalah tulang punggung keluarga ada adik yang masih sekolah dan ibu yang menderita sakit.
Di sisi lain ada pria mapan dan tampan namun sangat dingin dan kejam bagi lawan-lawannya, saat ini ia menjabat sebagai CEO di perusahaan keluarga miliknya, bagi sang pria wanita bukanlah prioritas bagi hidupnya.
Namun suatu insiden membuat sang pria tidak dapat melupakan wanita itu,!!
Yukkk Ikutin Ceritanya !!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan sakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Rafa meminta Mila untuk menunggu nya, agar dapat pulang bersama, awalnya Mila sibuk melihat - lihat aplikasi yang ada di handphone nya tapi tak terasa Mila malah memejamkan matanya dan tertidur di sofa dengan posisi duduk.
Rafa yang merasa sudah tak mendengar suara lagi pun melihat ke arah Mila, ternyata istri kecilnya itu sudah terlelap tidur.
Rafa memindahkan Mila ke kamar pribadi milik Rafa yang tersedia di balik ruangan kerjanya. dulu Rafa menyiapkan kamar ini untuk tempat nya beristirahat kala dia merasa lelah dan malas pulang ke rumah.
Rafa kembali berkutat pada laporan yang ada di meja kerjanya, akhirnya semua pekerjaan yang menumpuk itu sudah selesai Rafa bereskan.
di lihat jam menunjukkan pukul lima sore, bertepatan jam pulang kantor. Rafa menghubungi Rendi bahwa dia dan Mila akan segera pulang.
di lihatnya Mila masih tidur dengan tenang.
" sayang bangun sudah saatnya kita pulang " Arga membelai wajah Mila.
" iya mas " Mila berusaha mengumpulkan sisa kesadarannya.
" Mila mau cuci muka dulu ya mas " pamit Mila.
Rafa mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban. Mila bergegas menuju kamar mandi, dia segera mencuci wajahnya agar tidak terlihat baru saja bangun tidur.
tak lama Mila menyelesaikan aktivitas nya, saat Rafa dan Mila keluar dari ruangan terlihat Rendi sudah menunggu mereka di depan ruangan Rafa.
mereka bertiga bersama - sama keluar dari lift dan menaiki mobil yang sudah menunggu di lobi kantor. banyak karyawan yang menyapa mereka.
selama di perjalanan hanya keheningan yang tercipta, Mila yang tak tahan pun mengajak Rafa mengobrol, apa saja dia bicarakan.
saat sampai dirumah, Mila berjalan menuju area dapur untuk meletakkan kontak makan yang dia bawa tadi. Mila menyusul Rafa yang sudah masuk ke kamar duluan.
" mas mau mandi ?" tawar Mila pada Rafa sedang duduk memejamkan mata nya di sofa kamar.
" iya sayang, mas capek banget ini" jawab Rafa.
Mila berlalu ke arah kamar mandi, dengan cekatan menyiapkan bathtub yang berisi air hangat serta Mila juga menambahkan aroma mewangian untuk merilekskan saraf - saraf di tubuh Rafa.
" mas air sudah siap ' tutur Mila.
Rafa bangkit dan berjalan menuju kamar mandi saat akan melewati mila, Rafa mencium bibir Mila yang sangat menggoda nya itu.
Mila agak terkejut dengan tindakan Rafa yang tiba - tiba itu, sedangkan si pelaku berlalu tanpa dosa.
Mila tersenyum dan menggelengkan kepalanya dengan tingkah Rafa yang terkadang sudah di tebak itu.
maira menyiapkan baju ganti untuk Rafa, tak lupa juga Mila membereskan sepatu, tas kerja serta jas yang di lempar asal oleh Rafa.
kringgg... kringgg.... kringgg
telepon Mila berbunyi tertera nama sang adik disana. Mila menuju balkon kamar sembari mengangkat telepon dari Adit.
" hallo, assalamualaikum kak " sapa Adit dari sebrang sana.
" waalaikumsallam dit " jawab Mila.
" kak, paket yang kakak kirim sudah sampai, Adit juga sudah membukanya, terima kasih ya kak, Adit seneng banget dapet sepatu dari luar negeri, apalagi makanan yang kakak kirim juga enak Adit udah buka satu tadi " Adit sangat senang mendapat kiriman yang tak di sangka - sangka ini.
" Alhamdulillah kalau kamu suka, kakak senang itu membelikan mas Rafa dit, kakak mana punya uang sebegitu banyak " canda Mila.
" iya kak sampaikan ucapan terima kasih Adit pada mas Rafa karena sudah memberikan hadiah sepatu ini, oh iya kak aku boleh enggak bagikan makanan yang kakak kirim buat tetangga sekitar rumah kita ?" tanya Adit.
" iya nanti kakak sampaikan pada mas Rafa, boleh lah dit, kakak sengaja kasih banyak memang agar kamu bisa bagikan buat yang lain " jawab Mila.
" terima kasih kak, ya sudah aku tutup ya teleponnya, assalamualaikum " ucap Adit.
" iya, waalaikumsallam " jawab Mila.
Mila senang adiknya itu tidak sombong, dia selalu tahu cara nya untuk berterima kasih kepada para tetangga yang sering membantunya, Adit juga tidak pernah memanfaatkan Rafa sebagai kakak ipar.
Adit selalu bekerja keras untuk hidupnya sendiri, sepulang dari sekolah Adit akan ke kebun. dengan Rafa merenovasi rumah bapak jadi lebih bagus saja sudah sangat membahagiakan baginya, jadi Adit tidak ingin menjadi beban untuk kakaknya Mila dengan bersikap tidak sopan.