NovelToon NovelToon
Stole My Rain

Stole My Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ega Endrawati

Aku Revina.

Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.

Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.

Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?

Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?

Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.

Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Malam harinya tanpa fikir panjang. Aku langsung melajukan mobil ku sendiri menuju rumah David. Aku tidak meminta izin Mama untuk membawa mobil keluar,karena Mama pun memang belum pulang,dan aku enggan di antar Pak Rudi untuk melabrak David.

Aku menggedor pintu rumah David.

Kebetulan sekali yang membuka pintu adalah David.

“Kamu? Kenapa kesini ga kabarin aku dulu?”

Aku menyilangkan kedua tangan ku di dada dan menatap dia dengan tatapan yang tajam.

“Semalem kamu kemana dulu?”

“Hah?” Tanya nya dengan wajah kebingungan.

“Aku pulang lah,kenapa?” Lanjutnya.

“Mana mobil yang kamu pakai semalam?” Tanyaku.

“Lagi di service,emang kenapa sih?”

Curigaan ku semakin kuat.

“Kenapa di service?”

“Karena udah waktunya”

“Anter aku ke tempat mobil kamu di service”

“Mau apa? Ini udah malem? Tempatnya pasti udah tutup”

“Ya udah. Biar aku cari sendiri” ancam ku sambil hendak pergi melangkah.

David menahan tangan ku.

“Heh! Kamu kenapa sih?”

“Aku mau liat mobil kamu”

“Ya untuk apa?”

“Tristan kemarin malem kecelakaan,dan di motornya ada goresan cat warna merah,persis seperti mobil yang kamu bawa kemarin malem kerumah aku”

“Terus? Kamu kira aku pelakunya?” Tanya nya dengan wajah kecewa.

“Aku ga kira-kira,tapi aku yakin” jawab ku dengan penuh keyakinan.

David menatap ku tak percaya.

“Oke aku anter ke tempat service” ujarnya menyerah.

Aku dan David pergi ke tempat service memakai mobilku.

Kita sampai di tempat service yang hampir tutup itu,namun David menahan nya dan meminta izin ke pegawai untuk masuk,dan mengatakan jika dia hanya ingin mengecek mobilnya saja sebentar.

Aku dan David masuk ke dalam tempat service itu dan mencari keberadaan mobilnya. Setelah menemukan nya,aku mencari bekas goresannya. Seharunya jika goresan di motor Tristan begitu dalam,berarti di mobil yang menyerempetpun akan ada bekasnya juga. Namun ketika aku sudah mencari di setiap sisinya,tidak ada bekas goresan sedikitpun.

Aku menghela nafas begitu dalam karena tidak menemukan jejak apapun disana.

“Sudah cukup? Apa masih mau keliling sekali lagi?” Ledek David.

Aku menatapnya dengan sinis. Walaupun terbukti tidak ada jejak,tapi aku masih begitu mencurigainya.

Setelah tujuan ku sia-sia. Aku mengantarkan dulu David pulang kerumah dengan wajah masih saja dingin.

“Kamu ga perlu marah sama aku kaya gitu cuma karena ngebela temen kamu yang sakit itu” ucap David yang masih belum turun dari mobilku.

Aku meliriknya dan menatap wajah David yang begitu kecewanya.

“Ya udah. Aku minta maaf,aku cuma takut kalau itu kamu” ucap ku akhirnya.

“Oke. Besok sore aku kerumah ya” ucap David.

“Oke” jawab ku.

Dia mencium kepalaku sambil mengusap rambutku.

“Hati-hati”

“Oke”

Aku pulang dengan tangan hampa. Aku menyesali kecurigaan ku terhadap David, tapi entah kenapa perasaan ku masih tidak tenang mengingat cat merah yang berbekas di motor Tristan. Belum lagi Tristan sempat menanyakan apakah David berlaku kasar kepadaku apa tidak. Aku malah semakin memikirkan nya.

Keesokan nya ketika aku mau berangkat sekolah. Aku bertemu dengan Mama di meja makan.

“Hay sayang” sapa Mama.

“Hay Ma”

Kami berdua duduk di meja makan dan segera menyantap sarapan kami.

“Kamu bareng Mama ya ke sekolah”

“Oke”

“Tadinya Mama mau di antar Om Bima,tapi katanya mobil Om Bima di pake David karena mobil dia di bengkel”

“Bukan nya mobil Om Bima banyak”

“Ya banyak, tapi kan yang lain bukan buat di pake ke kantor”

“Oohh”

“Katanya sih mobil David ada ngegores jadi di service”

Aku menghentikan kunyahan ku ketika mendengar apa yang di ucapkan Mama.

“Goresan?”

“Iya. Tapi Om Bima belum sempet nanya sama David itu nyerempet apa,soalnya Om Bima belum ketemu langsung sama David walaupun dirumah”

Aku semakin yakin dengan dugaan ku. Bisa saja kemarin saat aku ke tempat service,mobil David memang sudah selesai di cat ulang sehingga goresan nya sudah hilang.

“Gimana keadaan Tristan?” Tanya Mama membuyarkan lamunan ku.

“Masih sakit dirumah nya”

“Kakinya gimana ?”

“Udah bisa di gerakin. Tapi tetep harus pake alat bantu kalau jalan”

“Kapan kamu kesana lagi?”

“Jenguk Tristan?”

“Iya”

“Kenapa?”

“Mama mau titip Cookies untuk Tristan dan Mama nya. Sama bilang ke Mamanya,Maaf Mama belum bisa jenguk dia”

“Oke. Nanti Revi coba tanya temen-temen dulu,sekarang ada yang mau ke rumah Tristan lagi apa ngga”

“Oke”

Sepanjang perjalanan sekolah,aku terus memikirkan dugaan ku tentang David sebagai pelaku yang sudah membuat Tristan celaka. Aku sampai tidak bisa fokus belajar karena memikirkan itu.

Lalu ketika waktu istirahat tiba,setelah kami kembali berkumpul,Dara mengatakan jika dia mau memberi tahu sesuatu kepada kami.

“Nih coba lo semua liat” pinta Dara memberikan sebuah video cctv kota di jalan keluar tempat Tristan kecelakaan.

Mobil yang keluar dari jalan itu terlihat sedikit buram,bahkan warna nya saja sulit untuk kami tebak.

“Lo dapet darimana?” Tanyaku.

“Gue punya fitur akses CCTV kota yang itu loh. Biar gue tau jalan mana aja yang macet,sama mana yang lancar,terus gue baru keinget semalem. Gue kira website ini ga bisa muter ulang tayangan nya,ternyata bisa,asalkan belom 1 minggu”

“Coba sini” pinta ku merebut handphone Dara.

Aku coba putar berulang kali dan aku perlambat di bagian mobil yang melewati lampu agar bisa melihat warna mobil itu.

“Mobilnya warna merah” ucap Stevi ketika aku menghentikan videonya tepat di saat warna mobil bisa terlihat jelas.

Itu mobil David. Aku yakin itu mobilnya,dari bentuk,warna,waktu dan penjelasan dari Mama tadi pagi. Aku sudah begitu yakin jika itu David.

Aku begitu marah sekali saat itu kepadanya. Ingin sekali aku kembali kerumah itu dan memaki David,kenapa bisa-bisanya dia berbuat seperti itu kepada sahabat ku,apa karena dia cemburu? Apa yang telah dia perbuat sudah keterlaluan,aku tidak akan mudah untuk memaafkan nya.

“Eh pulang sekolah sekarang kerumah Tristan lagi yuk” ajak ku kepada teman-teman ku.

“Ngapain?” Tanya Kanza dengan wajah malas.

“Ya jenguk lah,ngapain lagi”

“Gamau ah males. Rumah dia jauh Rev” keluh Stevi.

“Gue mau sekalian anter cookies dari nyokap gue buat Tristan” ucap ku mengingat titipan Mama tadi pagi.

“Ya udah lo aja sendiri. Lo kan deket rumahnya sama dia,ya sama lo aja udah” ucap Dara.

“Iihh dasar lo. Ga da perhatian-perhatian nya ya sama sahabat sendiri” sinis ku.

“Yeee bilang aja lo ga ada temen kan?” Sahut Kanza.

1
vivian
Support up thor semangattttt
tyan_01
Up thor
vivian
Love you thor
venna
Terusan nya gimanaa ???
Anonymous
Bagus thor😇
Ms. No name
Ayo up thor upp
venna
Lanjut thor semangat 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!