NovelToon NovelToon
Terpaksa Nikah Muda

Terpaksa Nikah Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mvin

Mita Diandra Putri adalah gadis berusia 19 tahun, seorang anak tunggal yang terkenal cerdas dan berprestasi. Dia juga terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun dia terlalu larut dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya ia terpaksa harus menikah diusia muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mvin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

" Hai Ra, ko tiba-tiba kesini? harusnya kamu kabarin aku dulu. Halo Lula sayang sudah sembuh ya". Raka mengusap lembut kepala Alula yang masih dalam gendongan Haura.

" Maaf ya Raka, aku pasti ganggu kamu. Tapi sebenarnya aku kesini karena mau minta bantuan kamu lagi".

" Oh iya, kamu mau minta temenin beli barang-barang buat di apartemen kan? Ya udah ayo kebetulan aku udah free".

" Mm tapi aku mau minta bantuan kamu satu lagi Raka. Dan tujuan aku kesini buat minta tolong kamu bantuin bawa barang-barang aku. Aku ga bisa ngangkat-ngangkat barang sambil jaga Lula. Aku minta maaf tapi aku ga tahu mau minta bantuin siapa lagi". Haura mengalihkan pandangannya sambil sesekali menundukkan kepalanya.

" Aku ngerti Ra, aku pasti bantuin kamu. Nanti aku ajak Eko juga buat bantuin beres-beres".

" Eko yang kemarin menghubungi aku? ".

" Iya Ra, dia sahabat aku sekaligus partner kerja aku disini. Nanti aku kenalkan ya".

" Raka, aku minta maaf banget karena selalu ngerepotin kamu. Aku janji ini yang terakhir setelah ini aku ga akan menghubungi kamu lagi dan hubungan kita biar hanya sebatas bos dan karyawan". Haura merasa jika Raka memang sudah tidak ingin dekat kembali dengan Haura. Raka menyuruh Eko menghubunginya semakin memperjelas jika Raka memang sedang menjaga jarak. Namun Haura tidak ingin memperpanjang masalah itu, Haura mengerti dengan sikap Raka sekarang ini. Jadi ia pun memutuskan untuk membangun tembok tinggi diantara dirinya dengan Raka.

" Kamu ngomong apa si Ra? Aku mengerti keadaan kamu saat ini dan aku sebagai temen kamu sudah sewajibnya bantu kamu. Lagian nenek juga dulu menitip kan kamu sama aku, jadi aku akan jaga amanah itu Ra".

" Itu dulu Raka, sebelum kamu menikah dan aku yang sekarang menjadi janda satu anak. Aku ga mau istri kamu salah paham. Aku harap kamu menghormati keputusan aku ini".

" Hmm ya sudah aku ga bisa ngomong apa-apa lagi. Dalam hal bicara kamu memang tidak pernah mau kalah". Raka tersenyum hangat pada Haura dan kemudian Haura pun membalas senyum Raka dengan perasaan yang berbeda.

" Ya udah yu kamu masuk dulu, nanti aku kenalkan sama Eko dan karyawan disini. Kasihan tuh Lula kepanasan".

Haura hanya mengangguk tanda ia setuju dengan Raka, kemudian Raka berjalan di depan dan di ikuti oleh Haura. Mereka masuk kedalam kantor dan diikuti dengan tatapan aneh dari para karyawan yang melihat Raka dan Haura di tambah lagi Haura membawa seorang anak. Haura hanya bisa menunduk tak berani menatap siapapun, berbeda dengan Raka yang berjalan dengan sangat santai. Hingga mereka memasuki lift yang hanya ada mereka bertiga, Haura membuang nafas panjang yang begitu terasa sesak di dada.

"Huuuftt akhirnya".

" Kamu kenapa Ra? ".

" Aku malu, aku juga takut".

" kamu tenang aja Ra, disini orangnya baik-baik ko".

" Tapi tadi mereka menatap aku dengan rasa curiga, aku merasa kaya mau di mangsa sama mereka".

" Hahaha aku pikir kamu sudah berubah, ternyata masih sama".

" Pak Raka, cukup jangan menertawakan saya".

" Haura, kenapa harus formal gitu sih kan ga ada siapa-siapa ga ada yang denger kita juga".

" Maaf pak ini kantor jadi saya harus menghormati bapak sebagi bos saya".

" Ah sudah lah gimana kamu aja Ra".

Raka tersenyum sambil menatap Alula yang ada di gendongan Haura. Alula terlihat sangat polos dan lucu, walaupun belum bisa mengucapkan kata-kata tapi Alula terlihat begitu menggemaskan. Namun detik berikutnya wajah Raka berubah menjadi sendu. Raka merasa kasihan pada Alula yang harus kehilangan sosok ayah saat masih sangat kecil. Ia teringat tentang dirinya sendiri, ia juga merasa kasihan kepada Haura yang sudah tidak punya keluarga sama sekali dan sekarang ia terpaksa harus mengandalkan dirinya sendiri.

"Akhir-akhir ini hidup mereka pasti sangat berat". Batin Raka dalam hati.

Tak terasa pintu lift sudah terbuka, mereka sekarang berada di lantai atas dimana tempat ruang kerja Raka berada. Raka keluar dari lift diikuti dengan Haura, kemudian Raka meminta beberapa karyawan yang ada di sana untuk berkumpul.

" Semuanya, saya minta perhatiannya sebentar. Saya ingin memperkenalkan karyawan baru yang akan bertugas di administrasi. Tolong buat dia nyaman selama berada di sini. Silahkan Haura, perkenalkan dirimu".

" Hai semuanya, perkenalkan nama saya Haura Aghnia Bahira. Panggil saja Haura, saya mohon bimbingan dari semuanya. Terimakasih".

" Baik, besok Haura akan mulai bekerja di sini bersama kalian. Nanti kalian bisa berkenalan lebih dekat lagi dengan Haura".

Setelah berkenalan, Raka meminta Eko dan Haura untuk mengikutinya masuk ke ruang kerja Raka yang tidak jauh dari sana. Haura dan Eko berjalan di belakang Raka sampai mereka masuk ke ruang Raka.

" Nah Haura, perkenalkan ini Eko yang kemarin mengurus apartemen kamu".

" Halo mas saya Haura". Haura mengatupkan tangannya dengan sopan sambil tersenyum pada Eko.

" Iya halo saya Eko yang kemarin menelpon mba Haura".

" Kalau sudah berkenalannya, gimana kalau kita jalan ke mall atau menurutmu gimana Ra? ".

" Hmm boleh".

" Kalian mau jalan ke mall sekarang? ".

" Bukan kalian Eko tapi kita".

" Loh saya di ajak juga?".

" Iya kita akan bantu Haura beres-beres barang dia di apartemen tapi sebelum itu, kita akan belanja keperluan Haura dulu di mall".

" Tapi saya masih ada kerjaan Raka".

" Untuk hari ini saya bebaskan kamu dari pekerjaan apapun jadi kamu harus ikut sama kita".

" huuuft ya sudah tapi sampai sana kita makan dulu ya".

" Oh iya kalian juga pasti belum mkan kan? ". Raka menatap Haura penuh kepanikan karena ia merasa kasihan kepada Alula yang sepertinya sudah lapar karena dari tadi ia terus menggigit jarinya.

" Belum ". Haura menjawab dengan suara pelan karena tidak ingin Raka merasa tidak enak padanya.

" Ya udah ayo kita jalan, kunci mobil kamu mana? Nanti biar aku yang bawa mobil kamu dan Eko yang bawa mobil aku".

" Hmm aku bisa bawa sendiri ko Raka".

Eaakk, eeaakk. Tiba-tiba Alula menangis karena sudah kelaparan.

" Iya mba Haura kasihan anaknya mending ikutin aja kata Raka".

" Hmm ya sudah". Akhirnya mau tidak mau Haura memberikan kunci mobilnya pada Raka karena Alula terlihat rewel dan tidak mungkin ia menyetir sendiri dengan keadaan Alula yang seperti itu. Kemudian mereka turun ke lantai bawah dan sampai di parkiran Raka membukakan pintu samping kemudi untuk Haura namun Haura memilih duduk di kursi belakang karena ia ingin memberikan asi untuk Alula yang masih rewel.

" Makasih Raka, aku duduk di belakang aja gapapa kan? Soalnya aku mau kasih asi".

" Oh oke".

Raka sudah memegang kemudi dan Haura sudah duduk di kursi belakang supir sambil menyusui Alula dengan ditutupi selimut yang ia bawa.

" Udah bisa jalan Ra? " Raka tak berani menengok kebelakang ia hanya melirik dari kaca depan.

" Udah Raka".

Mendengar Haura dan Lula sudah merasa nyaman, Raka langsung menancap gas dan mengemudikan mobil Haura pergi ke mall.

1
Wayan Sriani
lanjutan ceritanya mana?
Rakka
Gak nyangka bakal sampai kehabisan jari buat ketikin review ini... cerita ini einfach supeerrr👏
mviin: Terimakasih atas dukungannya ☺
total 1 replies
mviin
Terimakasih, tunggu kelanjutannya ya ☺
Aran
Ughh, bagus banget, aku suka banget sama tokohnya 😍.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!