Pengantin Pengganti

"Sayang , Bunga udah tidur ?" tanya Dewa lirih seraya menutup pintu kamar nya dengan pelan dan langsung menghampiri sang istri yang tengah memeluk putri kecilnya .

Bulan menoleh ,"sudah mas , kecapekan menangis kayaknya ". Ujarnya

Dewa menghela nafas panjang , setelah perdebatan dengan mama Dewi yang menginginkan Siska untuk tinggal dirumah Eyang , dengan tegas papa Andra dan juga Dewa membantah permintaan nya . Hingga akhirnya Siska diantar pulang oleh sopir pribadi keluarga Wijaya .

Bahkan ketika Siska berpamitan pulang pada Bunga , putri kecil nya itu terus saja menangis sembari memeluk erat sang ibu dan tak mau melepaskannya . Dengan diberikan pengertian serta dibujuk lembut oleh Bulan , akhirnya Bunga mau melepaskan pelukannya pada Siska dengan syarat setiap libur sekolah Siska harus menginap dirumah Eyang demi bisa bertemu dengan Bunga .

.

Bulan beranjak dari ranjang dan mendekati Dewa yang duduk disofa sudut kamar nya sambil memejamkan mata seraya memijat pelan pelipis nya.

"Mas .. " panggil Bulan lembut lalu duduk disamping Dewa dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Dewa .

"Hm.." Dewa hanya berdehem sambil memeluk pinggang ramping istrinya .

"Apa gak sebaiknya mbak Siska tinggal disini saja , bukankah dia juga tak memiliki keluarga ?" ujar Bulan seraya tangannya bermain-main didada bidang Dewa membentuk abstrak .

Dewa langsung membuka matanya lalu mengangkat Bulan agar duduk dipangkuannya . Ditatapnya dengan dalam wajah cantik sang istri .

"Sayang , bisakah kau jangan membahas hal seperti itu lagi ? Bukankah mas sudah katakan alasan kenapa mas menolak nya untuk tinggal disini ?" kata Dewa

"Iya mas Bulan tau , tapi mas Dewa gak ada rasa sama mbak Siska kan ?" tanya Bulan seraya memicingkan matanya menatap netra tajam milik Dewa .

"Haahh..." Dewa menghela nafas kasar ."Sudah berapa kali mas katakan sayang , semua cinta dan sayang mas sudah habis dikamu . Bahkan seluruh hidup dan juga kekayaan mas juga udah jadi milik mu , mas cuma numpang hidup sama kamu sayangku .." ucap Dewa dengan gemas

Seolah belum puas dengan jawaban yang dilontarkan Dewa , Bulan masih saja terus mencecar suami nya itu dengan pertanyaan yang makin membuat kepala Dewa berdenyut nyeri .

"Tapi nanti kalo mbak Siska minta balik lagi sama mas Dewa gimana ? Nanti Bulan sama siapa ? Mas kan janji buat gak ninggalin Bulan.. Nanti kalo-"

Belum sempat Bulan menyelesaikan ucapannya Dewa langsung mencium bibir ranum Bulan dan melumatnya dalam .

"Mmm...." Bulan memukul-mukul pelan dada bidang Dewa saat ia merasa kehabisan oksigen karena Dewa tak kunjung melepaskan ciumannya .

Dewa yang paham maksud sang istri segera melepaskan pagutan itu lalu menyatukan keningnya dengan kening Bulan , nafas kedua nya terengah-engah .

"Mas , Gimana kalo Bulan mati karena-"

Tanpa aba-aba Dewa kembali melumat bibir ranum Bulan , Bahkan lumatannya makin dalam dan menuntut .

Tangan kekar nya tak tinggal diam dan langsung menelusup masuk kedalam kaos yang dikenakan Bulan dan segera meraba punggung mulus Bulan .

"Eh.." Bulan merintih kala tangan Dewa melepas pengait br* miliknya dan mengusap punggungnya dengan gerakan sensual .

Sejenak Bulan terlena akan perlakuan lembut Dewa , hingga pria itu melepas pagutan bibirnya dan menyadarkan kepalanya pada bahu Bulan .

"Jangan katakan hal seperti itu sayang , mas gak suka . Hidup mati seseorang tidak ada yang tau , dan mas tidak akan segan-segan menghukum mu jika berani meninggalkan mas duluan , kau paham sayang?". Bisik Dewa tepat ditelinga Bulan , membuat bulu kuduk Bulan tiba-tiba meremang .

Bulan langsung menganggukkan kepalanya tanpa suara .

"Good girl , and now i want you baby ..." ucap Dewa lirih seraya menciumi leher jenjang Bulan dan meninggalkan bekas kissm*rk dileher mulus istrinya .

Suara maskulin Dewa benar-benar menghipnotis nya , ia seolah pasrah dengan apapun yang Dewa lakukan pada dirinya .

Bahkan tanpa sadar kini dia dan Dewa sudah sama-sama tanpa busana , entah sejak kapan pria itu melepas semua pakaian yang melekat pada tubuh kedua nya .

Hingga saat Dewa bersiap untuk meluncurkan miliknya masuk pada muara milik Bulan , tiba-tiba terdengar suara Bunga yang sudah bangun dari tidur nya .

"Papa .. Mommy , kalian ngapain ?" tanya Bunga seraya menggosok kedua matanya seperti anak kecil pada umumnya ketika bangun tidur .

Mendengar suara Bunga sontak Bulan langsung melompat turun dari tubuh Dewa dan segera berlari sembunyi dibelakang sofa . Dan Dewa segera meraih celananya dan bergegas memakainya .

"Sayang kau sudah bangun ?" ujar Dewa lalu berjalan mendekati ranjang dan duduk disamping Bunga .

Bunga mengangguk pelan ."Pah ?"

"Ya sayang ?" sahut Dewa sembari mengusap pelan puncak kepala putrinya .

"Bunga lapar .." ucapnya

"Mau makan apa hm?" tawar Dewa

"Nasi goreng boleh pah ?"

"Boleh dong sayang , ayo kita turun dan minta bibi buat nasi goreng nya ". Ajak Dewa

"Tapi Bunga pengen nasi goreng buatan mommy ". Ujar Bunga

Dewa langsung mengalihkan pandangannya menatap Bulan yang masih bersembunyi dibelakang sofa dengan tubuh tanpa busana .

"Boleh , tapi kita keluar dulu ya . Nanti mommy nyusul ". Dewa mencoba membujuk Bunga , agar Bulan bisa memakai dulu baju nya saat ia mengajak Bunga keluar kamar .

Dan , beruntung nya putri kecilnya itu paham akan maksud nya.

"Ya sudah ayo kita keluar dulu ". Ajak Dewa lalu meraih tubuh kecil Bunga dan menggandengnya keluar kamar .

Setelah memastikan Dewa sudah membawa Bunga keluar , bergegas Bulan keluar dari tempat persembunyian nya dan segera memakai kembali pakaiannya .

"Mas Dewa sih , kenapa gak inget kalo dikamar ada Bunga main trabas aja.." gerutu Bulan lalu segera melangkahkan kakinya menyusul suami dan anak tirinya .

.

Diruang keluarga , mama Dewi menatap Dewa dengan kening berkerut . Bibirnya gatal untuk tidak mengomentari putra nya itu .

"Wa.." panggil mama Dewi

"Apa mah ?" sahut Dewa seraya mendudukkan putrinya dikursi meja makan .

"Kamj gak lagi sakit kan ?" tanya mama Dewi penasaran .

"Enggak , memang kenapa mah ?" ujar Dewa bingung .

"Enggak itu loh Wa .." Mama Dewi menjeda ucapannya seraya menggaruk alisnya yang tidak gatal ."Celana mu kebalik , itu yang harus dipakai didalam kenapa dipakai diluar ?"

Dewa langsung menunduk melihat celana nya . Demi apapun Dewa tak sadar karena terburu-buru memakainya tadi . Celana dalam yang seharus nya dipakai didalam justru ia pakai diluar , dan celana formal miliknya justru ia pakai buat dalaman , jelas seperti tokoh superhero yang memakai baju merah serta biru dan memiliki sayap untuk terbang .

"Mama kenapa baru bilang sih ..." Buru-buru Dewa berbalik badan dan berlari menuju kamar nya . Jujur ia amat malu meskipun yang menegur nya adalah ibu kandung nya sendiri .

Dilantai bawah mama Dewi langsung tertawa terbahak-bahak melihat tingkah putra nya .

.

.

.

Haiii ,jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ... Terimakasih 🌹♥️