Sekuel SEKRETARIS KESAYANGAN
~
Meira pikir, setelah direktur marketing di perusahaan tempat dia bekerja digantikan oleh orang lain, hidupnya bisa aman. Meira tak lagi harus berhadapan dengan lelaki tua yang cerewet dan suka berbicara dengan nada tinggi.
Kabar baik datang, ketika bos baru ternyata masih sangat muda, dan tampan. Tapi kenyataannya, lelaki bernama Darel Arsenio itu lebih menyebalkan, ditambah pelit kata-kata. Sekalinya bicara, pasti menyakitkan. Entah punya masalah hidup apa direktur baru mereka saat ini. Hingga Meira harus melebarkan rasa sabarnya seluas mungkin ketika menghadapinya.
Semakin hari, Meira semakin kewalahan menghadapi sikap El yang cukup aneh dan arogan. Saat mengetahui ternyata El adalah pria single, terlintas ide gila di kepala gadis itu untuk mencoba menggoda bos
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu yang nabrak, kenapa kamu yang nangis?
Sore itu, pikiran Meira tak bisa tenang. Hari itu, pekerjaannya hanya menghubungi para klien untuk menunda segala pertemuan sampai direktur pengganti hadir. Dia hanya mengerjakan apa yang di perintahkan oleh manager. Bahkan, saat masuk ke ruangan bosnya itu, pikiran Meira semakin kacau, dia tak bisa fokus sama sekali. Memang, bukan keluarga atau kerabat dekat, tapi, karena keseharaiannya selalu bersama lelaki itu, dia terus saja kepikiran.
Sekitar jam lima sore, Meira menuju ke parkiran khusus kendaraan roda dua, di gedung perusahaan itu. Dia menghela napas, setelah duduk di atas motor, Meira diam sejenak agar pikirannya fokus, karena setelah ini dia akan mengemudikan motornya. Dangat berbahaya jika dia tidak fokus.
Praaaakkkk
Suara benturan antara motor Meira dan sebuah mobil mewah yang baru saja masuk melalui gerbang. Meira terjatuh bersama motornya, dia gemetaran, baru saja menabrak sebuah mobil toyota Land Cruiser mewah keluaran terbaru dengan motor honda scoopy miliknya. Pikirannya masih tak bisa fokus. Rasa takut menerpa, apalagi, melihat ada beberapa goresan di bagian depan mobil itu akibat terbentur dengan motornya.
Meira berdiri dengan lutut yang masih lemas. Saat seseorang keluar dari mobil. “Maafkan saya, Pak. Saya nggak sengaja.” lirih Meira pada lelaki gagah berkemeja hitam itu.
Duh, ganteng. Sayang banget, pertemuan awal nggak mengenakkan begini. Batin Meira.
“Kamu mau keluar dari gerbang, kan? harusnya kamu ada di sisi kiri, tapi kamu malah ngambil jalan saya—“
“Iya, Pak. Saya tau, saya salah. Saya sedang nggak fokus. Sekali lagi saya minta maaf.” Meira bahkan tak punya tenaga untuk menegakkan kembali motornya. Dia juga tak menyadari lutut kirinya lecet dan berdarah.
Lelaki di hadapannya, hanya melipat kedua lengan di dadanya, terlihat sangat angkuh, dan tak ada rasa simpati sedikitpun padanya. Menatap Meira dengan tatapan sinis tanpa ada rasa iba untuk menolong. Satpam yang menyadari ada kejadian di gerbang, langsung mengarah ke mereka dan menolong Meira untuk menegakkan kembali motornya.
“Makasih Pak.” ucap Meira.
“Sama-sama, lain kali hati-hati, Bu.” Satpam mengingatkan.
“Terus ini gimana? mobil saya tergores, untung nggak patah atau pecah.” Lelaki itu menyentuh bagian mobilnya yang tergores.
Meira masih diam, dia juga bingung. Ini mobil mahal, pasti biayanya tidaklah murah.
“Kamu kerja di perusahaan ini?” Lelaki sinis itu mengarahkan wajahnya pada gedung tinggi tujuh lantai di hadapan mereka.
“I-iya, saya kerja di sini.” ucap Meira sedikit terbata.
“Perlihatkan KTP kamu!” titah lelaki itu.
Meira mengangguk, membuka tasnya dengan jemari yang masih gemetaran. Mengeluarkan KTP dan menyerahkannya pada lelaki di hadapannya.
“Meira Amanda.” menyebut nama lengkap Meira sambil menaikkan satu alisnya.
“Berarti kamu punya gaji yang lumayan.” ucap lelaki itu dengan senyum sinisnya. “Baik, saya akan menghubungi bagian keuangan, tepatnya bendahara. Gaji kamu bulan depan akan saya potong untuk biaya perbaikan mobil saya, deal?” tegas lelaki itu.
Siapa dia berani mengambil keputusan seenaknya. Meira menggerutu dalam hati. “Loh, ya nggak bisa begitu dong, Pak-“
“Saya nggak mau tau, saya juga nggak punya banyak waktu. Dan itu, sudah jadi keputusan saya.” ucap lelaki itu sambil menunjuk ke arah wajah Meira. Lalu masuk ke dalam mobil mewahnya.
Meira menggeram, kesal dan sedih bercampur jadi satu. Tak bisa menolak, melawan, karena dari awal kejadian ini memang kesalahannya.
TIIINNN
Gadis itu kembali terlonjak, saat suara klakson di hadapannya begitu menganggetkan. Meira menyingkirkan motornya agar lelaki arogan itu bisa lewat. Dia tak tahan lagi, sedari tadi menahan air matanya. Kini tumpah, mengalir deras. Meira menangis sejadi-jadinya.
“Kamu yang nabrak saya, kenapa kamu yang nangis?” sebelum benar-benar berlalu, lelaki itu bertanya, sambil membuka sedikit kaca mobilnya.
Meira tak menjawab, hari ini benar-benar terlalu sulit dia lewati. Dia masih syok dengan kabar pagi tadi, ditambah kejadian sore ini. Meira mengusap air matanya, dengan tangan. Tanpa sadar kini dia jadi pusat perhatian para pegawai lain yang juga melewati gerbang untuk keluar dari pekarangan gedung kantor.
Meira benci hari ini. sangat benci. Terutama terhadap lelaki sombong yang baru saja dia tabrak mobilnya.
“Nggak usah nangis, lebay. Nih tisu.” dua lembar tisu keluar dari jendela mobil. Tapi Meira masih mengabaikan.
“Saya nggak butuh tisu!” hentak gadis itu. Hidungnya memerah.
Lelaki di dalam mobil menggerutu akan kesombongan dan kesongongan gadis yang menabrak mobilnya sore itu. “Jadi, butuh apa? sandaran? sayang sekali saya nggak bisa kasih, karena bahu saya terlalu berharga. Dan bukan untuk sembarang orang. Apalagi gadis songong seperti kamu!”
Meira mencibir, dia tak peduli lagi dengan lelaki itu. Hanya fokus pada ponselnya, baru saja dia menerima pesan dari manager, bahwa dia harus segera kembali ke lantai tujuh. Ruangan meeting, karena ada hal penting yang harus di bahas segera.
Mei menyimpan ponselnya kembali dalam tas. “Sial.” Mei mengumpat. Dia memutar arah motornya, kembali menuju area parkir sepeda motor, hingga lelaki di dalam mobil tadi heran, mengapa gadis itu justru kembali lagi?
🙂🙂
makasih yang sudah berkenan mampir