Sang Pewaris Yang Terbuang

Brakkk....

Arka mengebrak meja dengan kuat membuat Sang kakek terkejut, Arka menatap tajam kakek nya yang dibalas tak kalah tajam oleh laki-laki tua didepan nya...

"Kek Aku baru pulang bekerja, bisa kah kakek tidak menyebut pernikahan, Aku capek kek, Capek...."Bentak Arka dengan suara yang tinggi membuat kedua orang tau nya menghampiri ruang keluarga itu melihat keributan yang diciptakan Arka....

"Kenapa kamu bersikap kasar pada Kakek? apa salah Jika Kakek ingin melihat kamu menikah dan bahagia..."Tanya nya dengan suara yang tak kalah tinggi..

"Ada apa ini Ka?.."Tanya sang mama Mendekati putra nya, Arka tidak menjawab pandang nya masih bertengger pada Mata tajam Kakek nya....

"Cukup, Cukup!!! kenapa Kakek ngak pernah ngerti perasaan Arka, Arka punya perasaan Kek, Aku sudah besar dan bisa menentukan Hidup Arka sendiri..."Ujar Arka tegas, ia berbalik badan dan melangkah menjauh kakek dan kedua orang tua nya, Baru saja Arka menginjak anak tangga ke satu iya kembali berbalik...

"Aku tau Kakek sangat menginginkan Pewaris setelah aku, Arka Tau itu, Tapi pewaris itu sudah ada Kek bahkan tanpa Arka menikah dengan Tiara sekalipun...." Setelah Arka mengucapkan Kalimat yang membuat 3 orang itu bingung ia pun menuju kamar nya yang ada dilantai dua...

Brakk...

"Astaga Arka..."Sang mama mengelus dada nya saat mendengar suara yang ditutup dengan keras, Kakek Darma duduk disofa memijit pelipis nya yang terasa pusing...

"Yah Sudahlah, Arka sudah besar biarkan dia menentukan pilihan nya sendiri...."

"Diam kamu, Ini semua gara-gara kamu yang tidak becus mendidik Arka, jadi nya seperti itu, membangkang..."Kakek Darma berdiri dan pergi meninggalkan sepasang suami istri itu...

"Sabar Sayang...."

***

"Akkhhh....."Arka melempar semua benda yang ada didalam kamar nya, Tempat yang semua enak dipandang itu kini sudah hancur berantakan, Benda-benda mahal yang tadi nya tersusun rapi kini sudah jauh dari tempat nya, Bahkan ada yang menjadi banyak...

"Kenapa Aku harus ada diposisi ini, Kenapa?..."Arka meninju tembok berkali-kali membuat tangan nya berdarah, Pandangan nya buram karna air mata yang mengenang dipelupuk mata nya...

"Aku tidak menyangka Jika perbuatan Kejiku membuat Anak tak berdosa hadir didunia ini, dan betapa bodoh nya aku yang tidak mengetahui kehadiran nya...."Arka kembali mengingat disaat dia dilanda mual dan muntah yang luar biasa dan kesukaan nya kepada makanan yang tidak masuk akal bagi nalar manusia, Ingatan nya juga berpacu pada saat Mama dan Jio mengatkan jika ia sedang ngidam tetapi dia tidak percaya sama sekali....

"Maafkan Aku Kia, seharus nya saat-saat itu aku ada bersamamu,menemanimu saat-saat kamu menginginkan sesuatu dan saat-saat kamu berjuang melahirkan buah cinta kita, Maafkan Aku Kia!! aku memang pria brengsek...."Air mata Arka tak bisa dibendung lagi, mengingat betapa pengecut nya diri nya yang lari dari tanggung jawab, Meninggalkan berlian demi kerikil yang tidak ada harga nya sama sekali....

Arka duduk dirancang, mengacak rambut nya berkali-kali, dia sangat frustasi, Ingin sekali ia menemui Sakia dan berlutut didepan nya meminta pengampunan wanita itu dan meminta Kesempatan memperbaiki kesalahan nya...

Arka tergerak mengingat Keinginan nya, ia menertawakan diri nya sendiri yang tanpa malu ingin Sakia memberi nya Kesempatan padahal Kesalahan nya sangat fatal, tapi dia ingin sekali mengulang semua nya dari awal menemani Sakia saat masa ngidam sampai melahirkan, dia ingin ada disamping wanita itu disaat masa masa sulit nya tetapi sayang Kehadiran Arga saja dia tidak tau sama sekali...

Kenapa Arka sangat yakin jika Arga adalah anak nya, Semua itu karna Disaat Dia sedang ngidam, Dan Wajah Arga juga sangat mirip dengan nya dan Nama yang diberikan oleh Sakia adalah Nama yang mereka sepakati terlebih dahulu...

"Aku tidak menyangka jika telah membuang Pewarisku sendiri, Akkhhh Kamu benar-benar bodoh Arka benar-benar bodoh...."Arka memaki-maki kebodohan nya, ia terus menarik Rambut nya seakan semua nya akan selesai jika Ia menarik rambut nya terus menerus, sementara diluar kamar Mama dan papa nya sedang mondar-mandir mengkhawatirkan keadaan putra semata wayang nya...

"Sudahlah Ma, sudah hampir 1 jam kita berdiri disini, Kasih dia waktu untuk menenangkan pikiran nya dulu, papa Yakin dia tidak akan berbuat nekat..."

"Tapi Yah..."

"Ma percaya sama Papa, Arka tidak akan membuat kita kecewa..."Sang mama hanya pasrah dan mengngguk, Mereka pun berjalan meninggalkan kamar itu menuju kamar mereka untuk beristirahat....

Arka membaringkan tubuh nya diatas Ranjang berantakan itu, pandagan nya tertuju pada langit-langit kamar, terlintas banyak kenangan diri nya bersama Sakia masa kuliah dulu, Dia yang tidak ingin menyentuh Sakia sbelum mengikrarkan janji suci didepan penghulu kalah karna rasa takut nya kehilangan Sakia sampai-sampai ia merebut kesucian Sakia, saat semua nya kembali normal, dia malah selalu mengagahi Sakia setiap saat karna iming-iming pernikahan yang sebentar lagi akan digelar, tetapi Sayang dia yang lemah tidak bisa mempertahankan Wanita yang begitu ia cintai sampai-sampai menelantarkan Anak yang tidak ia tau kedatangan nya didunia....

***

Disebuah Ruangan yang tak terlalu besar, seorang perempuan dengan pandangan tajam sedang mengutak atik ponsel nya, mencatat nomor divia telfon nya, setelah ia menemukan nomor yang ia cari segera wanita itu menekan tombol telfon...

"Halo Oma..."Ucap nya saat Sambungan telfon terhubung...

"Halo Jihan, bagaimana apa kamu sudah menemukan Cucu?..."Tanya wanita yang ada diseberang telfon yang ternyata adalah oma lili, dan yang menelpon nya adalah Jihan...

"Jihan belum menemukan nya Oma, tetapi Jihan menemukan sebuah petunjuk..."Jawab Jihan penuh semangat...

"Petunjuk Apa itu Jihan, cepat kasih tau nenek!!..."Seru Oma lili yang begitu Antusias...

"Nona muda memiliki tanda Lahir pada Punggung nya berbentuk bulan sabit...."Jawab Jihan tak kalah antusias nya...

"Informasi yang bagus,Segera sebar akan buah yang ada untuk mencari Wanita yang memiliki Tanda lahir bulan sabit dipunggung nya!!..."Titah Oma Lili tegas, Jihan pun mengiyakan, tak lama kemudian sambungan telfon terputus, Oma Lili benar-benar bahagia mendengar ada peunjuk untuk menemukan Cucu nya yang berstatus sebagai pewaris tunggal nya...

"Semoga kamu segera ditemukan Sayang, Oma benar-benar menanti kedatangan mu, Oma ingin menebus semua Kesalahan Oma pada kedua orang tua mu..."Oma Lili memeluk bingkai kecil yang terdapat foto diri nya dan Sang Putri, Harapan nya bertemu dengan sang cucu sangat membuncah...

"Semoga saja kamu segera ditemukan..."pinta nya penuh harap...