Defying Heaven

Cahaya matahari hangat menyentuh kulitnya. Xiao Li memiliki kulit lebih gelap dari sebelumnya. Dia sebenarnya memiliki kulit yang cerah dan jika ia menerobos, seperti Xiao He dan Yin Zhu, dia akan memiliki kulit yang lebih cerah dan tubuh yang lebih kuat.

Setelah satu bulan berada di sekte, dia telah menelan beberapa tanaman paku yang di dapatnya di hutan bersama teman-temannya. Xiao Li memanfaatkan semua itu untuk kultivasinya. Ketika dia memeriksa akar spiritualnya, akar itu tumbuh lebih besar. Tentakel-tentakelnya menjadi lebih panjang, namun belum ada tanda-tanda untuk menerobos.

Di dunia sebelumnya dia menjadi pengusaha sukses, sekarang sepertinya di dunia budaya kultivasi ini dia akan menjadi orang biasa-biasa saja. Apa Xiao Li akan menyerah? Tentu saja tidak. Xiao Li bukan orang lemah seperti itu.

Dan dalam sebulan ini, Yin Zhu dan Xiao He berlatih kultivasi dengan bermeditasi. Mereka memilih mengembangkan kultivasi dengan cara yang lebih aman. Namun Yin Zhu tentu memilih cara itu untuk berkembang. Dia dapat mencari tumbuhan-tumbuhan obat lebih banyak dan jauh ke dalam hutan dengan kultivasinya.

Di antara dua temannya, hanya Yin Zhu yang menyimpan tanaman-tanaman seperti itu. Dia ingin menjadi alkemis dan sebab itu, sebaik mungkin menggunakan segala sesuatu untuk meningkatkan kultivasinya tanpa mengorbankan banyak bahan-bahan obat. Xiao Li memberinya buku alkemis dari gurunya untuk di salin. Seharusnya sekarang Yin Zhu muncul mengembalikannya.

Xiao Li teringat dengan wajahnya dan bagaimana gadis ini marah kepada Xiao He. Mereka berdua sering adu argumentasi dalam berburu entah dalam memilih jalan atau waktu berburu. Xiao Li akan menjadi penengah di antara keduanya. Dia bersyukur memiliki dua temannya itu dan berharap bisa berkembang bersama-sama dan menjadi peri abadi.

Selama bersama mereka, Xiao Li lebih yakin keberhasilannya bersama mereka dalam kultivasi dari pada sendirian. Dia ingat, jika ingin melangkah lebih jauh, kamu harus bersama beberapa orang atau kelompok, tapi jika ingin lebih cepat, kamu bisa melakukannya sendiri. Xiao Li tahu betul bagaimana melangkah dengan kelompok. Dibutuhkan pemimpin yang terpercaya dan baik untuk menggerakkannya. Dan bagaimana menyatukan mereka semua dalam satu ide yang membangkitkan semangat mereka.

Xiao Li sudah menunggu lebih lama. Seharusnya Xiao He dan Yin Zhu menemuinya untuk berburu. Mungkin saja karena mereka kelelahan membuat mereka terlambat. Tapi, tidak seperti biasanya, dan tubuh mereka jauh lebih kuat.

Xiao Li tidak ingin berpikir negatif. Tidak ada kakak senior yang menindas mereka lagi. Dan selama satu bulan ini setelah dua orang menghilang tidak ada lagi yang melakukannya, tapi Xiao Li penasaran mengapa kakak senior yang memalaknya tidak pernah terlihat di gubuk sebelumnya.

Xiao Li diam-diam memperhatikan gubuk itu dan tidak ada tanda-tanda dari kakak senior itu. Apa yang membuatnya mengambilnya? Xiao Li penasaran dan belum menemukan penyebabnya. Dia tahu, dunia ini keras dan kejam, jadi dia harus hati-hati dan waspada.

Mencoba berkultivasi lagi, akhirnya menyerah. Satu jam terlewatkan. Xiao Li tidak tahan. Dia menatap langit dengan awan-awan keabu-abuan.

Di depannya, banyak sekali potongan-potongan akar pohon dan selama satu bulan, mereka telah menebangnya dan membutuhkan banyak tenaga dan pekerjaan untuk membuat gedung baru di samping pagoda. Setiap hari, Xiao Li memperhatikannya dan bangunan itu akan menjadi sangat megah. Xiao Li menunggu kapan bangunan itu akan selesai.

Dia lalu berbalik pergi menuju pondok.

Ketika tiba di gerbang, suasana sangat sunyi dan bahkan Xiao Li dapat mendengar suara daun-daun berjatuhan dan angin bertiup. Dia merasakan keanehan dan melangkah masuk. Ketika itu, dia melihat cahaya di kejauhan. Xiao Li mengernyitkan dahinya dan melihat sebuah belati. Xiao Li terkejut.

“Itu milik senior itu! Dan gubuk itu tempat Yin Zhu berada!”

Xiao Li cemas. Dia melambaikan tangannya, Pedang terbang muncul lalu membawanya. Hatinya berdegup kencang dan kecemasan memenuhi perasaannya. Tidak boleh terlambat, Tidak boleh.

Tapi ketika dia tiba, Yin Zhu terbaring. Darah menyebar dari tenggorokannya. Luka-luka memenuhi wajahnya. Gaunnya terpotong-potong dan menyebar berserakan. Xiao Li tertegun.

“Hanya Gadis bodoh. Kakak ini hanya menginginkan bahan obatmu, mengapa kamu terlalu bersih keras mempertahankannya?”

Pria satu bulan yang lalu berdiri di sana dengan tenang dan melempar tas kecil milik Yin Zhu. Ekspresinya tenang dan santai. Sudah banyak sekali dia membunuh dan ini mungkin sudah sepersekian kalinya.

Xiao Li mengingat pertemuan mereka pertama kalinya di depan gubuk. Kakak senior ini membuatnya marah dan Xiao Li benar-benar membencinya sekarang. Dia tidak mengeluarkan air mata. Tapi kesedihan di dalam hatinya membakarnya hingga berkeping-keping.

Xiao Li juga mengingat kenangan-kenangan bersama Yin Zhu, bagaimana gadis itu duduk bersamanya di bawah pohon sambil membaca dan bagaimana sikapnya yang selalu mendukung keputusannya, bagaimana juga harum gadis desa yang di pancarkannya. Kenang-kenangan itu membuat Xiao Li bertambah marah.

Pertama kali, dia kehilangan adiknya, kedua, Ayahnya dan ibunya, dan sekarang Yin Zhu. Selain itu, Xiao He tidak jauh dari sana, terbaring dengan menyedihkan. Dia sudah mati dan tubuhnya di penuhi luka. Xiao Li mengingat bagaimana Xiao He memperingatinya dan bagaimana tujuannya mencari kakaknya. Sekarang dia sudah mati bersama Yin Zhu, meninggalkan luka yang dalam di hati Xiao Li.

Mereka berteman hanya dalam satu bulan tapi momen-momen kebersamaan dengan mereka dengan cepat membuat Xiao Li bahagia. Dua orang itu sudah di anggapnya keluarga baru, tapi sekarang sudah di renggut.

Tidak ada orang di sekitarnya. Suasananya sunyi senyap sekali. Semua orang yang tersisa tahu kejadian ini, tapi mereka tidak berani berurusan dengan kakak senior yang kejam ini.

Xiao Li mengepalkan tangannya erat-erat.

“Oh, akhirnya kamu datang.” Pria itu berbalik. “Aku sudah menunggumu.” Pemuda itu bersikap santai dan tenang, meski dia melihat kemarahan berapi-api dalam matanya. Dia telah mengamati Xiao Li selama satu bulan ini dan tahu bagaimana perjalanannya yang menyedihkan dan hubungannya dengan dua orang yang di bunuhnya saat ini. Pria ini bernama Lu Bei. Dia adalah murid menengah Sekte Yin Yue.

Tindakannya saat ini sangat di perbolehkan Sekte asalkan itu demi meningkatkan kultivasinya. Dia datang dan menyerap kultivasi Yin Zhu dan Xiao He. Meski keduanya memiliki kemampuan yang lumayan, tetap saja mereka memerlukan waktu untuk berkembang. Sekte memandang kekuatan dan tidak peduli dari mana mendapatkannya. Hukum yang berlaku di sekte hanya hukum rimba dan kekuatan. Jika memiliki kekuatan dan bakat yang sangat tinggi, kamu akan selamat.

Murid menengah di berikan hak istimewa dan murid luar tidak sama sekali. Tindakan Lu Bei ini benar-benar bajingan dan hanya sedikit yang mau melakukannya. Para murid menengah tidak mau mengotori statusnya hanya karena masalah sepele seperti ini dan mereka lebih memilih melakukan kultivasi di hutan, menyerap energi alam dan membunuh para monster. Tapi tidak sedikit juga yang melakukannya seperti Lu Bei.

Dulu ada tiga orang, sekarang hanya tersisa Lu Bei.

Mengamati tindakan Xiao Li, Lu Bei tahu ada sesuatu yang istimewa dari tubuh pemuda itu. Dia sudah menunggu dan melihat dua anak yang berkembang lebih cepat. Lu Bei tertarik dengan obat-obatan Yin Zhu dan ingin merampasnya tanpa menghilangkan nyawanya, tapi siapa sangka gadis itu keras kepala dan Lu Bei terpaksa membunuhnya kemudian Xiao He yang penuh kemarahan muncul. Lu Bei terpaksa membunuh mereka berdua dan menyerap kultivasinya.

Dia menjadi lebih kuat dan berada di tingkat lapisan Qi tahap empat. Kekuatannya jauh lebih kuat dari murid-murid luar yang belum mencapai lapisan pertama. Dia menjadi orang yang di perhitungkan dalam ujian semester tahun ini dengan kekuatannya.

Di hadapan Xiao Li, Dia bagaikan raksasa yang sulit di tangani.

Semua orang tahu yang datang adalah Xiao Li. Mereka mengkhawatirkannya dan mengutuk betapa bodohnya muncul di depan Lu Bei.

Xiao Li berkata berat, “Kamu membunuh mereka berdua.”

Hanya ada kemarahan dan kemarahan.

Lu Bei tertawa. “Itu salah mereka karena lemah. Jika kamu kuat, maka kamu menjadi benar itu dan tidak ada yang berani melawanmu.”

“Satu bulan yang lalu, “ Kata Xiao Li. Matanya mulai merah karena kemarahan. “Kau muncul dan merebut gubukku. Aku lemah. Dan sekarang, kau datang, tapi merebut teman-temanku. Aku juga masih lemah. Tapi kali ini, bagaimana pun jadinya, aku akan membunuhmu!” energi hitam mulai keluar dan di dalam alam batin Xiao Li, Akar Gingseng itu tumbuh semakin memanjakan dan lebih panjang. Energi hitam menyelimutinya.

Di luar, tiba-tiba angin bertiup dan daun-daun berguguran.