"Suamiku...
"Aku dan anak mu datang...
"Akan kutemukan pembunuh mu, dan membalas perbuatan mereka pada mu!"
Seorang wanita muda bersimpuh di depan makam, sambil mengendong bayi dalam dekapannya. Wajah pucat wanita itu tidak dapat menutupi kecantikan yang ia miliki.
"Aku akan membalas perbuatan mereka yang telah merenggut kebahagiaan Gabriel. Bahkan kau tidak sempat bertemu putra mu, Silvio!"
Monica Dimitrov, menangis pilu ketika mendapat kabar bahwa suaminya Silvio tewas terbunuh dengan luka tembak memenuhi sekujur tubuhnya. Enam butir peluru tajam bersarang di kepalanya.
Sangat kejam pembunuh itu!
Kabar kematian Silvio, membuat Monica yang sedang mengandung terguncang, ia harus melahirkan Gabriel meskipun belum waktunya.
"Aku harus menemukan pembunuh itu. Kematian Silvio selalu menghantuiku", janji Monica dengan dua tangan terkepal menatap nisan suaminya.
Bagaimana kelanjutan kisah ini, ikuti terus ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CERITA DANA TENTANG LUIGI
Keesokan harinya, tepatnya di sore hari..
Monica seorang diri di dalam ruang medis. Tidak ada siapapun menemaninya.
Sejak kejadian beberapa jam yang lalu, Luigi pergi meninggalkannya sendirian di dalam ruangan itu. Laki-laki itu tidak menghiraukan teriakan dan ancaman Monica yang meminta cerai dan akan pergi meninggalkan Luigi untuk selamanya.
Kini Monica duduk di sofa sambil mengangkat kaki, menyandarkan wajah pada lututnya. Tubuhnya masih terasa sakit, terutama pergelangan tangannya. Walaupun sudah meminum obat. Monica sempat memeriksa obat yang di berikan Luigi untuknya. Obat itu bagus, makanya ia mau minum.
Beberapa saat yang lalu ia juga memeriksa luka sayatan di pergelangan tangannya yang ia lakukan semalam. Jahitannya rapi.
Kini Monica melamun dengan berbagai masalah di kepalanya.
"Ceklek..
"Nona Monica, tuan Luigi meminta anda kembali ke kamar. Mari saya antar", ucap Dana dengan nada bicara normal tidak seperti biasanya selalu ketus ketika berbicara.
Wanita paruh baya itu baru saja membuka pintu kamar klinik tempat Monica berada sejak semalam.
"Iya Dana", jawab Monica tidak bersemangat.
Sejak kejadian dengan Luigi beberapa jam yang lalu. Monica tetap berada di klinik itu, sementara Luigi langsung pergi meninggalkan nya setelah terjadi perdebatan antara ia dan Monica. Dengan tegas, laki-laki itu mengatakan tidak akan menceraikan Monica. Dengan tegas pula mengatakan Monica dan Gabriel tidak akan kemana-mana dan akan terus bersamanya. Di sampingnya.
"Dana...sekarang aku di mana? Sebelumnya aku tidak pernah melihat ruangan ini. Lengkap peralatan medis di sini", tanya Monica yang sudah duduk di kursi roda sambil mengalihkan perhatiannya ke penjuru ruangan.
"Klinik. Tempat ini biasa digunakan ketika tuan dan anak buahnya, terluka. Sebaiknya anda tidak tahu banyak. Diam jauh akan membuat mu aman", balas Dana sambil mendorong kursi roda Monica.
Monica menganggukkan kepalanya. "Iya Dana", jawabnya singkat.
Monica berpikir berarti Luigi tidak kemana-mana saat ia menusuknya waktu itu. Kemungkinan ruangan tempat Monica kini adalah tempat Luigi kala itu.
"Ternyata banyak rahasia Luigi yang tidak aku ketahui", batin Monica.
Dana mendorong kursi roda melewati koridor, ternyata menuju lift yang tersembunyi di balik pintu. Monica tidak tahu di mana tempatnya sekarang. Hingga pintu lift terbuka, barulah Monica mengerti saat Dana menyentuh sesuatu di belakang lemari berukuran besar. Lemari itu langsung bergeser.
Monica membelalakkan matanya, kini ia berada di kamar Luigi. Ternyata tepat di balik lemari pakaian terdapat pintu rahasia yang langsung terhubung dengan lift.
"Sebaiknya nona beristirahat, nanti saya akan mengantar makan malam nona kemari", ucap Dana terdengar hangat tidak seperti biasanya yang selalu ketus.
Perlahan Dana membantu Monica rebahan di atas tempat tidur yang seprai nya sudah di ganti dengan yang baru. Kamar itu juga sudah bersih dari pecahan gelas yang di lemparkan Luigi semalam.
"Dana, di mana dia?", tanya Monica pelan. Enggan menyebut nama Luigi.
Sedari tadi ia tidak melihat keberadaan Luigi. Jujur... Monica tidak mau ribut lagi dengan laki-laki itu lagi yang akan menguras emosinya dan berdampak tidak baik bagi ia dan Gabriel. Karena Luigi tetap dengan keputusan nya, tidak akan merubah apapun.
"Tuan kembali ke kota Roma. Jika nona ingin menghubungi tuan bisa melalui handphone saya".
Monica terdiam mendengar jawaban Dana.
Luigi telah kembali ke Roma? Berarti sekarang ia sendirian lagi di tempat ini?
Seketika perasaan sepi dan terasing menyergap sanubari Monica.
"Kenapa Luigi meninggalkan aku sendiri di sini?", gumam Monica gamang.
Namun Dana bisa merasakan kesedihan wanita itu. Dana menatap Monica sambil menghembuskan nafasnya.
"Jangan salah sangka pada tuan Luigi. Sebenarnya ia laki-laki yang baik. Walaupun terlihat kejam, tapi sebenarnya tidaklah demikian. Cobalah untuk lebih mengenal suami mu", ucap Dana.
"Tuan memiliki bisnis dalam dunia hitam jadi kewaspadaan terhadap sekitar selalu di terapkan dalam hidup nya. Itulah kenapa tuan Luigi terlihat kejam", ucap Dana memberi pembelaan pada bos-nya.
Monica menundukkan wajahnya sambil menatap tangannya yang di perban.
"Semua berubah ketika nona Xena adiknya meninggal dunia", sambung Dana sambil membetulkan posisi bantal yang menopang kepala Monica.
Monica mengusap lengannya, mendengar perkataan Dana.
"Terlebih kematian nona Xena karena bunuh diri, menelan banyak pil tidur. Semua itu terjadi karena kekasihnya yang pergi meninggalkannya secara tiba-tiba", ucap Dana.
Monica terdiam mendengar cerita Dana.
"Amarah tuan meledak ketika mengetahui penyebab kematian adik nya karena Xena tertekan. Ia hamil. Dan yang menghamilinya tak lain orang kepercayaan kakaknya sendiri. Silvio Andriano. Laki-laki itu sudah di anggap saudara sendiri oleh tuan Luigi. Tuan Luigi sangat baik dan percaya padanya. Ternyata ia berkhianat. Bahkan Silvio di yakini sebagai mata-mata musuh tuan Luigi yang menyusup diantara anak buah tuan".
Mendengar semua cerita Dana seketika membuat jantung Monica berdegup kencang. Sungguh ia tidak menyangka Silvio yang di nikahinya seperti itu. Ternyata Monica tidak mengenal Silvio. Suaminya begitu banyak melakukan kebohongan padanya. Tapi bukti nyata itu benar adanya. Allegri. Ya Allegri adalah salah satu bukti nyata kebohongan itu.
Monica nampak lemah. Ia ingin memejamkan matanya. Kedua matanya pun sudah terasa panas.
"Dana...bisakah sekarang tinggalkan aku sendiri? Aku ingin tidur. Aku sangat lelah", ucap Monica menatap sayu wanita paruh baya itu.
Untuk pertama kalinya, Monica melihat senyum lembut wanita itu.
"Iya tentu saja".
Dana menarik selimut menutupi separuh tubuh Monica. "Istirahat lah. Makan malam nona, akan saya antar satu jam lagi", ucap Dana perhatian.
Perasaan Monica menghangat. Ia merasakan perhatian seorang ibu.
"Terima kasih Dana", ucapnya sambil memejamkan kedua matanya.
...***...
To be continue
Akhirnya bisa up 4 bab hari ini, dukung terus ya teman-teman 🙏🏻
Smg kesehatan n ingatan Luigi cpt pulih. Sabarlah Monic, ini hanya sementara, tdk lama lg, semuax akan kembali spt semula.
Cinta & hati Luigi hanya untukmu ♥️♥️♥️😘😘😘