REVENGE

Senyuman Alex mengembang puas saat l*nguhan terakhir terlontar dari bibir sexy Kitsune. Kamar mewah itu menjadi saksi bisu atas terhempasnya harga diri Kitsune yang diperlakukan semena-mena oleh seorang b*jingan dari Desa Samurai.

Memang kaya, ganteng dan sukses. Ia adalah pembisnis muda yang kreatif. Tapi kekejamannya telah tersebar di se-antro jagat raya. Khususnya di pulau seribu Pura.

Dia juga punya secret name di black market serta di dunia mafia.

Tapi setelah bertemu dengan Kitsune, dan jatuh cinta kepada putri musuhnya itu, ia berubah drastis menjadi romantis, seolah jiwa Shakespeare pindah ke tubuhnya.

Ia mendadak menjadi pujangga, sangat puitis dan hidupnya penuh dengan warna. Cinta memenuhi relung hatinya. Kitsune telah merubahnya. Hatinya telah dij4j4h oleh cinta yang datang tanpa permisi, semakin dielakkan, semakin melilit di sanubarinya.

"Jangan bersedih, sayank. Tidak mungkin kita bertemu kalau tidak karena takdir, mungkin kita berjodoh, makanya bertemu dan melakukan ini semua." ucap Alex ketika Kitsune memberontak, memakinya dengan suara keras.

Alex tidak marah, ia mengecup kening Kitsune lalu beranjak dari sisi wanita itu, untuk mengambil air mineral.

Ia melihat susu dan jus buah masih belum tersentuh, begitu juga beberapa jenis kudapan yang tersedia untuk Kitsune.

"Kau belum minum susu atau jus, dokter Rudy menganjurkan kau harus makan dan minum sesuai aturan untuk memulihkan tenagamu. Aku melihat kau semakin kurus."

Kitsune tidak menjawab atau sekedar menoleh, ia memejamkan matanya sambil berlinang air mata.

"Sayank, aku merasa kau istriku, aku yang akan mengurus semua yang menyangkut hidupmu. Mulai sekarang aku suamimu, apapun yang kau alami mengadu lah padaku."

Wanita itu membuang muka saat Alex mencoba menyingkap selimutnya. Pria itu menarik napas dalam agar Kitsune tahu bahwa ia sangat tidak suka sikap keras dan merajuknya.

"Tookkk...tookkk....tookkk.."

Ketukan pintu membahana, Alex tahu, itu pasti Delila. Ia cepat menarik Kitsune dan menggendongnya ke kamar mandi.

Alex mengunci pintu kamar mandi. Belum puas mengisap madu Kitsune sudah ada yang mengganggu, kesel banget.

Kitsune di turunkan di bawah shower, ia menarik dagu Kitsune agar menatapnya kemudian ia mendekatkan wajahnya, lalu b*bir Alex menjilat b*bir Kitsune dengan rakus.

Tetapi alih-alih dibalas, Kitsune malah berusaha menggigit bibir Alex. Untung Alex cepat menarik wajahnya, pria itu geram sampai gemetaran tangannya.

"Kau benar-benar menguji kesabaranku. Rasain kemarahanku..." gerutu Alex lalu memapah tubuh Kitsune ke pinggir bathtub.

Dengan ancaman mau disuntik, Alex memaksa gadis itu untuk melayaninya. Tanpa bisa menolak, Kitsune menerima hujaman maut yang m*nyod0k sampai ke hulu hatinya.

Gadis itu terkesiap untuk kesekian kali, ia menarik nafas panjang. Tubuhnya tremor oleh amarah dan rasa benci atas ketidak berdayaan nya melindungi tubuhnya.

Alex malah tersenyum tipis merasa puas dan dimudahkan menguasai Kitsune. Ia membawa gadis itu ke shower, menyeka cipratan wajah di sekitar bibir Kitsune.

Laki-laki itu terkesima memandangi gadis yang telah menggetarkan hatinya, serta meluluh lantakan jiwanya. Ia menikmati wajah cantiknya meskipun hanya terlihat raut jijik dari Kitsune.

Alex menghela nafas dalam, sorot matanya melembut oleh rasa kagum yang tidak terucap. Kitsune harus sehat lahir bathin agar bisa mel4yaninya setiap saat. Pantas saja dokter Rudy mengagungkan Kitsune, karena ia begitu menggoda.

"Sayank, aku tidak akan membiarkan kau menyakiti dirimu sendiri, jangan pernah berpikir untuk lari dari sisiku. Aku kini sebatang kara, hanya kau yang aku punya. Jika kau tidak mau menikah denganku, setidaknya kau tetap tinggal disini sampai kau bisa mencintaimu."

Degg!!

Kitsune kaget, kenapa Alex bisa berkata begitu, apakah dia tahu kalau Kitsune mau melarikan diri dengan Ratih dan Ria.

"Aku tidak akan membiarkan kau lepas dari dekapanku dan menyakiti dirimu sendiri. Hanya aku yang boleh melakukan itu." guman Alex.

Ia terpaksa menyudahi kesenangannya, karena ketokan pintu semakin keras. Alex membawa Kitsune keluar dari kamar mandi, untuk menemui Delila. Mereka ke Walk-in closet dulu untuk ganti baju.

"Aku mencintaimu, kalau ada wanita yang mengaku tunanganku, kau jangan peduli. Aku baik-baik saja."

"Aku bersyukur jika ada wanita yang mengklaim dirimu dan aku bisa lari dari sini." Kitsune langsung bersuara.

Alex hanya mesem, setelah itu ia meraih dagu Kitsune menciumnya paksa hingga gadis itu terdongak dan membuka mulut,

Wanita itu seperti biasanya, tangannya memukul-mukul dada Alex.

"Diam, kalau ingin selamat." bisik Alex.

Alex mengajak Kitsune duduk di sofa, Kemudian ia membuka pintu. Benar saja, Delila berada di depan pintu bersama pengawal dan tidak terlihat Ary.

"Plaakkk...plaakkk.."

Tangan Delila melayang ke pipi Alex. Wanita itu menerobos masuk dan mencari Kitsune.

"M4nusia 1blis, tidak tahu diri. P3l4kor!" teriak Delila menubruk Kitsune. Wanita itu mengamuk melempar semuanya ke tubuh Kitsune.

Saat itu Kitsune hanya mengelak, bukan karena takut, tapi ia menyadari kalau wanita itu adalah tunangan Alex. Mungkin ia akan bersikap saja jika tunangannya di ambil wanita lain.

"Akan aku bunuh kau, j4l4nggg..." ancam Delila mengayunkan tangannya.

"Dilila!!" teriak Alex.

Laki-laki itu memeluk Delila supaya tidak mengamuk. Kesempatan itu di pakai oleh Ratih untuk menarik Kitsune.

"Nona Delila dan tuan ngamuk, tolong .. tolongg...."

Sri berteriak sehingga tidak ada yang perhatian kepada Kitsune. Sri membawa lari Kitsune ke belakang dimana seorang laki-laki telah menunggu.

"Kita harus lebih kencang berlari sebelum tuan Alex menyadari nona hilang." ucap pria itu yang memperkenalkan diri dengan nama Dodik.

"Baik pak, saya yakin tuan akan mengerahkan Helikopter dan beberapa pengawalnya untuk mencari nona."

"Lagi sedikit, kalian langsung masuk ke mobil Alphard yang terparkir di kanan jalan."

"Siap pak!"

Setelah mereka sampai di pintu belakang Ratih buru-buru membukanya. Mereka melongok ke kanan dan ke kiri. Merasa aman, akhirnya mereka menyeberang dan langsung naik ke mobil.

"Kita mau ke mana ini pak Dodik?" tanya Sri senang. Ia membayangkan akan mendapat rumah, mobil dan uang banyak.

"Kita akan ke Singapore."

"Tidak jadi ke Amerika?" tanya Sri sambil tersenyum sumringah.

"Ke Singapore dulu untuk sementara, setelah itu baru kita menjelajahi dunia." sahut pak Dodik memacu mobil Alphard itu dengan kecepatan tinggi.

"Terimakasih teman-teman, kalian sudah berani menolongku, pengorbanan kalian akan selalu aku ingat." lirih suara Kitsune.

"Saya kasihan melihat nona diperlakukan seperti hewan oleh tuan Alex, padahal ia sudah bertunangan dengan nona Delila."

"Itulah laki-laki, habis manis sepah dibuang."

"Semoga mereka tidak menemukan kita. Benci sekali dengan nona Delila yang sombong dan arogan."

Sepanjang jalan mereka ngoceh saking gembiranya bisa lepas dari rumah Alex.

****