Kisah bermula dari pelarian Nathan William Carson, seorang pelaku tabrak lari yang memutuskan untuk bersembunyi dari kasus yang melibatkan dirinya.
Kabur ke sebuah kota kecil tempat kelahiran sang ibu, Nathan justru dipertemukan dengan gadis desa nan polos, pembantu sang nenek tercinta.
Berawal dari kesombongan seorang majikan terhadap pembantunya. Ketidaksukaan terhadap kinerja sang pekerja rumah tangga yang dinilai terlalu menjilat. Hingga berbagai konflik lainnya, menjadi bumbu bumbu sebelum terbentuknya cinta di antara keduanya.
Namun siapa sangka, sebuah drama menguras air mata muncul ketika rasa saling tertarik mulai tumbuh di antara mereka.
Apa yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldiantt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Malam menjelang.
Di kediaman luas milik Oma Sasmita. Wanita cantik itu nampak berjalan keluar dari rumah itu sembari memainkan ponselnya.
"Jadi gimana? Jadi dijemput apa enggak?" Tulis Kinan melalui pesan singkat.
"Tunggu bentar ya, Dek. Mbak coba keluar dulu. Kalau dia nggak ada, Mbak tunggu di luar gerbang," balas Rengganis.
"Hmm...ada ada aja Tuan Muda!" Balas Kinan yang belum tahu sosok majikan muda kakaknya itu.
"Percaya sama aku. Kayaknya Tuan Muda ada rasa sama Mbak!" Tambah wanita yang diam diam nyambi jadi LC itu.
"Kamu ngomong apa sih, Dek? Yang ada dia tuh benci banget sama Mbak. Sampai sampai bikin Mbak hampir dipecat karena Oma!"
"Hmmmhh....aku jadi penasaran, kayak gimana sih mukanya. Kok kayaknya sombong banget!" Balas Kinan.
Kedua kakak beradik itu masih asyik berbalas pesan, hingga tiba-tiba...
"Ekkhhhmm...." Suara itu berhasil membuat Rengganis menoleh. Dilihatnya di sana, Nathan nampak duduk di atas kap mobil sembari menatap ke arahnya yang baru saja keluar dari rumah sang oma. Ternyata laki laki itu sudah menunggunya. Sepertinya ia benar benar berniat mengantar Rengganis pulang malam ini.
"Tuan..." Ucapnya.
Nathan tak menjawab. Pria yang kini menatap angkuh ke arahnya itu lantas menggerakkan kepalanya, seolah memerintahkan Rengganis untuk segera naik ke mobil.
Rengganis diam sejenak. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri lalu masuk ke dalam mobil itu.
"Dek, nggak usah dijemput. Mbak beneran jadi dianterin," tulis gadis itu dalam pesan nya untuk sang adik.
Rengganis masuk ke dalam mobil itu. Diikuti Nathan yang kini mendudukkan tubuhnya di kursi kemudi kendaraan roda empat tersebut. Nathan melirik sejenak ke arah Rengganis. Gadis itu terlihat menunduk sembari memainkan ponselnya.
Tiba-tiba....
Seeeettt....
Tangan pria itu merampas ponsel milik Rengganis secara tiba tiba. Gadis itu kaget. Ia reflek menoleh.
"Tuan!" Ucapnya sembari bergerak hendak meminta kembali ponselnya. Namun Nathan justru menjauhkan ponsel tersebut dari Rengganis.
"Ssssttt ..." Ucapnya sembari menempelkan satu jari telunjuknya di depan bibirnya merahnya.
Laki laki itu lantas menurunkan tangannya. Diotak atiknya benda canggih milik sang pembantu. Ia menuju menu panggilan telepon. Menuliskan nomor ponselnya, lalu melakukan panggilan padanya. Membuat ponsel di sakunya pun bergetar.
Nathan tersenyum. Ia kemudian mengakhiri panggilan tersebut. Disimpannya nomor miliknya itu di ponsel sang Rengganis dengan diberi nama "Handsome man".
Nathan kemudian menyerahkan ponsel itu pada pemiliknya dengan cara melemparnya. Membuat Rengganis pun susah payah reflek menangkapnya.
Rengganis membuka ponsel itu. Dilihatnya sebuah nomor ponsel berpoto profil wajah Nathan itu.
"Awas sampai lo hapus atau lo ganti nama itu. Gue bunuh lo!" Ancam Nathan sembari menyalakan mesin mobilnya.
"Taruh hp lo! Jangan asyik main hp di samping gue!" Titahnya kemudian.
Rengganis menghela nafas panjang. Ia kemudian memasukkan ponsel itu ke dalam tasnya. Mobil pun lantas melesat pergi meninggalkan tempat tersebut.
Sepanjang perjalanan, tak ada obrolan yang berarti dari kedua anak manusia itu. Rengganis yang dilarang memainkan ponselnya itu nampak menyandarkan kepalanya di sandaran jok mobil yang melaju tenang dibawah kendali Nathan. Matanya menatap lurus ke luar jendela. Sesekali ia nampak menguap merasakan kantuk sekaligus lelah yang mendera setelah seharian bekerja.
Sementara Nathan. Laki laki itu nampak beberapa kali mengulum senyum. Sejak tadi, sesekali ia melirik ke arah spion dalam mobilnya. Melihat mimik wajah lucu gadis yang tengah terlelap itu.
Ah, ada apa dengannya? Bisa bisanya seorang anak konglomerat seperti Nathan curi curi pandang pada pembantu seperti Rengganis!
Kurang lebih lima belas menit perjalanan, mobil itu tiba di depan sebuah rumah sederhana milik Rengganis. Wanita cantik itu melepaskan sitbelt nya. Ia kemudian menoleh ke arah Nathan yang duduk di sampingnya.
"Makasih, Tuan, sudah mengantar saya pulang," ucap Rengganis.
Nathan tak menjawab. Ia hanya menatap datar wanita itu.
"Kalau begitu saya permisi. Sekali lagi terimakasih," ucap Rengganis lagi. Wanita itu pun bergegas turun dari mobil mewah itu dan berjalan menuju rumahnya yang sederhana. Sedangkan Nathan masih diam di sana. Seolah ingin menunggu hingga Rengganis masuk ke dalam rumahnya.
Namun tiba tiba...
Sebuah motor matic hitam nampak memasuki halaman rumah itu. Seorang gadis cantik dengan piyama panjang berwarna biru nampak turun dari kuda besi itu.
Nathan menyipitkan matanya.
"Itu kan....." Nathan menghentikan ucapannya. Dengan cepat ia merogoh saku celananya. Mengeluarkan ponsel milik nya lalu masuk ke aplikasi WhatsApp. Dibukanya sebuah room chat dengan nomor yang tidak dikenal. Beberapa pesan yang beberapa hari selalu masuk ke ponselnya namun tak pernah ia gubris.
Dilihatnya sebuah foto di sana. Foto selfie seorang gadis yang setiap hari ia terima dari nomor itu. Menampilkan wajah cantik dengan pose yang terkesan sensual dan pakaian yang terbuka.
Kok mirip? Batin Nathan sembari menatap ponsel dan gadis ber-piyama itu secara bergantian.
Lanjutttt thour💪💪💪
Semangat thour upnya💪💪
Ayoo semangattt upnya thour 💪💪