Setelah 19 tahun dirawat di sebuah RUMAH SAKIT JIWA, Avram Everglass yang mengidap Deviasi Seksual dan Berkepribadian Ganda melarikan diri dari sana untuk mencari Alceena Eugene.
Pelariannya itu dipicu oleh sebuah tayangan sinetron yang dibintangi oleh Amalthea Estrial, anak perempuan Alceena yang memiliki wajah sama persis dengan ibunya. Avram mengira jika Amalthea itu adalah Alceena.
Kepanikan memuncak, ketika terjadi "Tiga Pembunuhan Berantai" yang dilakukan oleh seseorang yang Sakit Jiwa!...
Apakah Avram yang melakukan itu?
Ataukah ada Pembunuh lainnya yang menjadi "Bayangan" Avram?
Apakah hubungan Devilia dengan Avram dan Alceena Eugene?
Penasaran gak? Baca kisahnya di sini, Gaess...❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
°A.E-17 : Kecemasan Alceena!
...----------------...
Alceena Eugene menyiapkan makan malamnya dengan malas-malasan. Jika dia tidak ingat Amalthea, rasanya dia tidak ingin masak! Untuk apa masak, jika Carvey tidak ada dirumah?
"Huufft...! Males banget masak kalau enggak ada Papa... Hanya Papa yang selalu memuji masakanku..." gerutu Alceena dalam hati.
Ya, benar! Tidak ada yang memuji masakan Alceena, selain Carvey.
Tidak ada d3sah kenikm4t4n, saat merasakan lezatnya makanan buatannya.
Amalthea sendiri tidak perduli jika masakan dia enak atau tidak. Apalagi sejak Papanya menyuruh dia mengurangi masakan yang mengandung garam.
"Apa enaknya makanan tanpa garam, Pa! Makanan yang paling enak pun, akan jadi mubazir jika rasanya hambar!" keluh Amalthea saat Carvey melarangnya waktu itu.
Amalthea hanya terpaksa makan karena dia ingat akan bayi yang dikandungnya. Padahal sejak berat badannya naik secara drastis, dia sudah merasa khawatir.
"Apa benar pipi Thea enggak menggembung kayak balon, Pa?" tanya Amalthea setiap kali bertemu Carvey di meja makan.
"Thea enggak mau makan, ah! Badan Thea udah kaya ondel-ondel begini soalnya!" ujar Amalthea frustasi.
"Apa sih salahnya menjadi ondel-ondel sebulan lagi? Asal anakmu sehat! Jangan kaya orang busung lapar, yang badannya kurus tapi perutnya melendung!" ujar Carvey menggoda anaknya.
Candaan seperti itulah yang selalu membuat nafsu makan Amalthea semakin melorot setiap harinya.
"Ah, Papa! Ngeledek Thea terus, iiih! Sebel!" seru Amalthea sambil memukul gemas bahu Carvey.
"Hahahahaha! Tapi bener, kan?" ujar Carvey sambil tertawa geli.
"Coba tanya sama Mama kamu sana! Dia juga jadi ondel-ondel saat hamil kamu! Tapi hasilnya prima, kan? Pengorbanan dia enggak sia-sia! Anaknya jadi cakep!" ujar Carvey pada Amalthea.
"Bodo amat, ah! Pokoknya Thea enggak mau makan! Titik no Koma!!" ujar Amalthea sambil memberengut kesal.
"Rugi kamu! Nasi goreng pete buatan Mama kamu ini enggak ada tandingannya! Ini resep turun-menurun dari nenek kamu, tahu! Asal anak kamu yang didalam sana enggak mabuk karena kebauan aja! Hahahahaha..." ujar Carvey menggoda Amalthea.
...❤❤❤...
Alceena tersenyum-senyum sendirian, ketika mengingat kelakar suaminya. Carvey memang selalu begitu... Tapi, apapun yang dia lakukan, bagaimana melanturnya kata-kata yang dia ucapkan, semuanya mencerminkan kasih sayang terhadap keluarganya.
Ah...., tiba-tiba saja hati Alceena merasa pedih. Ada segurat kerinduan yang mengiris sukmanya.
Padahal, Carvey baru pergi tadi pagi! Dan dia sudah menelfon, ketika sampai di Palembang. Mereka mengobrol selama hampir satu jam, padahal baru beberapa saat saja berpisah!
"Hah...! I miss you already, Pa..." keluh Alceena dalam hati.
Alceena tidak dapat membayangkan hidup tanpa suaminya! Baru sehari saja kehilangan dia, hidupnya sudah terasa sangat sepi!
Alceena mengangkat makanannya dan menghidangkannya di atas meja. Matanya melirik ke arah jam dinding yang ada di ruang makan.
Hampir jam delapan malam...
Kenapa Carvey belum menelfonnya lagi?
Apakah dia sedang makan malam bersama dengan mitra bisnisnya?
Dan kenapa.... Amalthea belum pulang juga?
"Huh! Seharusnya dia tidak pergi keluar selama ini! Dia kan lagi hamil! Dia pergi sendirian yang katanya hanya ingin periksa dan membeli sepatu. Dia bilang hanya sebentar dan tidak mau aku temani..! Bikin khawatir aja!" gerutu Alceena dalam hati.
"Huuuftt!" Alceena menghela nafas berat.
Sejak dulu, Amalthea memang sangat dekat dengan Papanya. Terlebih di saat dia mulai membangkang larangan dirinya untuk bermain sinetron dan bergaul dengan Claus. Antara Amalthea dan dirinya memang seperti ada jurang yang memisahkan...
"Ah...."
...----------------...
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
caranya follow akun ak dl ya.
thank you
Awal udah seru tapi aku ga bisa sering baca karena banyak kesibukan juga:(
Tetap semangat nulis yaaa!