Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Tak sengaja
"Yasudah, hati-hati ya.. Aku juga mau tidur nih, lelah banget seharian ini." Ucapnya lewat sambungan telepon.
[....]
Deg.
"S-suara perempuan...?" Gumamnya bertanya-tanya.
"S-sayang.. Suara siapa itu? Aku gak salah dengar kan?" Tanya Jiyun dengan wajah yang gelisah.
"Hallo...?
"Sayang, kau bisa mendengar--
Tutt... Tutt.. Tutt..
Sambungan telepon tersebut tiba-tiba mati, pikiran Jiyun kini langsung kacau dan panik seketika. Bagaimana tidak, dia mendengar suara seorang wanita yang mengerang kesakitan dari sambungan telepon suaminya, Taejun.
Jiyun mencoba menelepon Taejun kembali untuk memastikan siapa seseorang yang sedang bersamanya. Namun sayang, ponsel Taejun tidak aktif.
"Sial!! Aku tidak mungkin berhalusinasi atau salah dengar, aku yakin tadi itu suara wanita!! Apa Taejun sedang selingkuh? Tidak, itu tidak mungkin, Taejun tidak akan mengkhianatiku." Gumam Jiyun yang terus menggeleng cepat untuk meyakinkan dirinya.
"Kenapa ponselnya langsung gak aktip, hah?! Mencurigakan sekali. Aku tidak bisa tinggal diam, besok aku harus pulang ke korea untuk memastikan semuanya." Ucapnya dengan nafas yang menggebu-gebu karena emosi.
*****
Sedangkan di dalam mobil, ponsel Taejun mati karena kehabisan batrei. Dia juga terkejut mendengar Sihyun yang sedang kesakitan.
"Ada apa?" Tanyanya cemas.
"Ah, maaf. Lidah saya kegigit, maaf membuat anda terkejut." Ucapnya membungkuk sekilas.
Taejun menghela nafasnya sejenak, dia mengira perut Sihyun yang sakit karena telat makan, rupanya lidahnya kegigit. "Haish.. Kukira apa..." Gumamnya.
"Eh, bukannya anda sedang menelepon?" Tanyanya.
"Ponsel saya mati, habis batrei." Jawabnya. "Saya akan lajukan kembali mobilnya, sebutkan di mana alamat anda..?" Ucapnya sambil melajukan mobilnya.
"Ah, saya tinggal di gedung A. Saya menyewa tempat tinggal disana."
Taejun mengerutkan keningnya. Gedung tersebut merupakan milik keluarganya. Sihyun menyewa apartemen di gedung milik keluarga Taejun karena tempat tersebut cukup dekat dengan tempat kerjanya.
"Saya tinggal di gedung sebelah di gedung B." Ucapnya tiba-tiba. Sihyun menatap aneh atasannya tersebut, dia bahkan tak bertanya apapun, tapi Taejun tiba-tiba memberitahu tempat tinggalnya.
"Ah.. Begitu, ya..." Jawabnya canggung.
Tidak lama kemudian..
Ckittt.
"Terima kasih, pak." Ucap Sihyun sambil membuka sabuk pengamannya.
'Eh, kok susah sih.' Batinnya kaget karena sabuk pengamannya tak bisa kebuka. 'Ini mobil mahal, kenapa bisa seperti ini, sih!!'
Taejun yang paham dengan situasi pun berusaha mendekati Sihyun untuk membantunya. "Sebentar, manajer Kim. Biar saya saja."
Perlahan Taejun mendekat dan mencoba untuk membuka sabuk pengamannya, Sihyun mendadak tegang dengan situasinya sekarang.
'Wangi mint.' Menunduk ke arah Taejun yang ada di depannya.
Ctakk.
"Sudah selesai--
Cup.
Saat mendongak, tak sengaja bibir Sihyun dan Taejun menempel. Walaupun sekilas, ekspresi mereka berdua benar-benar terkejut saat ini.
Deg.
Keduanya kini mematung seketika, mata mereka pun membulat sempurna. Tak hanya itu, Taejun menelan ludahnya susah payah.
Srett.
Taejun reflek memundurkan tubuhnya, mereka berdua kini canggung dan mencoba mengalihkan pandangan.
"Maaf." Ucapnya bersamaan.
Reflek mereka berdua pun langsung menoleh menatap satu sama lain. Sihyun panik seketika dan seperti susah untuk berbicara.
"S-saya.. Saya, permisi dulu, pak. S-selamat beristirahat." Bungkuknya sekilas dan langsung keluar dari mobil.
"Huft.." Taejun menghela nafasnya, dia menjadi kalang kabut saat teringat kejadian barusan. Ini memang kesalahan yang tak di sengaja.
"Sial, apa ini termasuk selingkuh? Gak kan? Ini gak sengaja, bibir kami hanya menempel sekilas." Gerutunya.
Taejun menyugarkan rambutnya ke belakang. Situasi ini benar-benar memalukan baginya.
To be continue.