NovelToon NovelToon
Sepasang Mantan

Sepasang Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Keluarga
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Seseorang itu akan terasa berhaga, manakala dia sudah tak lagi ada.

Jika itu terjadi, hanya sesal yang kau punya.

Karena roda kehidupan akan terus berputar kedepan.

Masa lalu bagai mimpi yang tak bisa terulang.

Menggilas seluruh kenangan, menjadi rindu yang tak berkesudahan.

Jika ketulusan dan keluasan perasaanku tak cukup untuk mengubah perasaanmu, maka biarlah ku mengalah demi mewujudkan kebahagiaanmu bersamanya, kebahagiaan yang telah lama kau impikan. -Stella Marisa William-

Sungguh terlambat bagiku, menyadari betapa berharganya kehadiran mu, mengisi setiap kekosongan perasaanku, mengubah setiap sedihku menjadi tawa bahagia, maaf kan aku yang bodoh, maafkan aku yang telah menyia nyiakan perasaan tulusmu -Alexander Geraldy-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Stella berlari menyusuri lorong rumah sakit, sementara Andre yang berada dalam dekapannya sudah diam tak bergerak, dengan darah segar yang terus mengalir.

"Dokter ... tolong, kumohon tolong anakku," jerit Stella ketika memasuki Emergency room.

Beberapa perawat dan dokter residen yang berjaga segera menghampirinya, seorang perawat dengan sigap mengambil alih Andre dari gendongan Stella, beberapa lainnya segera melakukan tindakan untuk pertolongan pertama, "ambil sampel darah dan segera hubungi bank darah," perintah salah seorang dokter residen senior.

Seorang dokter residen yang baru akan memulai tugasnya nampak langsung ikut menangani pasien yang baru tiba tersebut, sekilas ia menoleh ke arah seorang wanita yang masih terus menangis.

Ibu muda itu tak menghiraukan penampilannya, ikatan rambutnya tak beraturan, baju dan tangannya penuh dengan noda darah bayi nya, dokter muda tersebut semakin terkejut manakala menyadari siapa ibu muda yang tengah menangis dipintu Emergency room.

Namun dokter muda itu langsung tersadar, ada hal yang lebih penting yang harus dia lakukan, daripada keinginannya untuk menyapa ibu muda tersebut. yaitu menyelamatkan bayi wanita tersebut, itu adalah tugas utamanya.

"Dokter, kita sudah mendapatkan hasil tes darah bayi ini, tapi di bank darah hanya tersisa satu kantung," dokter residen tersebut melaporkan informasi yang baru saja ia dapatkan.

"Lakukan yang terbaik," bisik dokter Alan pada seniornya, "kamu akan menyesal jika tidak berhasil menyelamatkan bayi ini," dokter Alan sudah selesai memasang infus, kini tampak mengatur laju jalannya infcairan bening tersebut.

Dokter Elga, Sang dokter residen senior, tampak tak terima mendengar peringatan dokter Alan, "kamu mengancamku?"

"Tidak, hanya informasi saja, tapi bayi ini adalah pasien VVIP di rumah sakit ini, karena dia adalah keponakan dari direktur rumah sakit," ucap dokter Alan.

Dokter Elga terbelalak, mengetahui fakta yang ada di hadapannya. "apa kamu tidak main main dengan perkataanmu?" tanya dokter Elga memastikan.

"Buat apa aku main main, aku kenal baik dengan Ibu dari bayi ini, dia adalah satu satu nya anak perempuan dari mendiang dokter Kenzo William, pendiri sekaligus pemilik rumah sakit ini,"

"Wanita itu siapamu?" dokter Elga melirik tak suka ke Arah Stella yang masih berjalan mondar mandir di depan Emergency room.

"Kami satu sekolah ketika SMU," jawab dokter Alan, ketika akhirnya mereka berhasil melakukan pertolongan pertama pada Andre, "pergilah keruang operasi, aku akan berjaga disini,"

Walau sedikit tak suka dengan perlakuan dokter Alan, tapi dokter Elga tetap harus profesional menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter.

"Dokter kay, Sudah siap ruang operasinya, ini pasien VVIP, siapkan ruang operasi utama," dokter Elga mulai memberi perintah pada dokter Kay.

"Sudah siap dok tapi kita kekurangan kantung darah dok,"

"Aku akan bicara dengan wali pasien, pasti salah satu dari mereka memiliki golongan darah yang sama."

Dokter Alan yang masih mengenakan masker di wajahnya, datang menghampiri Stella, "kondisi putramu sudah mulai membaik," ujar Dokter Alan, ketika tiba di hadapan Stella pria itu pun membuka maskernya, agar Stella mengenali wajahnya.

"Kak Alan?" Stella berujar lirih, namun juga tampak terkejut manakala melihat mantan kekasihnya tengah berdiri di hadapannya, "Tolong lakukan yang terbaik kak,"

"Tentu, oh iya kami kekurangan darah, apa kamu memiliki golongan darah yang sama dengan anakmu?" tanya dokter Alan.

Stella menggeleng lemah, "golongan darah si kembar sama dengan papi mereka," jawab Stella lirih.

"Lalu kemana suami mu?" Tanya dokter Alan.

"aku disini," Suara Alex tiba tiba terdengar.

Dokter Alan terkejut melihat penampilan Alex, tentu penampilan Alex tak kalah mengerikan dari penampilan Stella, kemeja dan celana yang ia kenakan masih kusut dan acak acakan, begitu pun wajahnya yang sudah terlihat seperti tarzan yang baru keluar hutan, kedua tangannya terluka dan berdarah, sementara ia masih menggendong salah satu bayinya yang lelap tertidur.

"Baiklah Ayo ikuti aku," dokter Alan memberi instruksi.

Alex mentap wajah Stella yang mentapnya dengan penuh amarah, kemudian ia menyerahkan Kevin yang tengah terlelap dalam dekapannya.  "maaf." ujar Alex ketika menyerahkan bayi mereka kedalam dekapan Stella.

"Jika terjadi apa apa dengan Andre, aku tak akan memaafkanmu kak." ucap Stella dingin.

--------------

Alex berbaring di bangkar, dengan cekatan dokter Alan membersihkan darah yang mulai mengering dari lengan dan tangan Alex, "Aku tak tahu apa yang terjadi dengan kalian, tapi kalian berdua tampak sangat kacau,"

"Tugasmu adalah menyelamatkan nyawa pasien, bukannya mengurusi masalah pribadi keluarga pasien," Jawab Alex ketus

"Bagian mana dari kata kata ku yang menunjukkan keinginanku untuk ikut campur dengan masalah rumah tangga kalian," balas dokter Alan, namun tanggannya tetap dengan cekatan melakukan tugasnya.

Tangan cekatan dokter muda tersebut mulai mengoles kapas yang sudah dibasahi dengan alkohol di sudut siku Alex, tak perlu waktu lama, dokter muda tersebut sudah berhasil memasang jarum yang sudah terhubung kedalam  sebuah kantong untuk menampung darah.

"Baiklah, aku tak akan bertanya apa yang terjadi pada kalian," dokter Alan pun mengalah.

"Bagaimana kabarmu?" tanya dokter Alan kemudian,

"Buruk," jawab Alex dingin. "tapi aku senang melihatmu lagi."

"Aku pun sama, apa kamu sudah berhasil menyelesaikan kuliahmu?"

"Seperti yang kamu lihat, aku kacau, masalah hotel belum selesai, dan kuliahku? entah bagaimana nasib nya." Alex tersenyum getir. "tapi aku senang melihatmu berhasil meraih apa yang kamu inginkan, tidak sepertiku yang terjebak dalam impian dan cita cita orang tuaku,"

"Dokter, ada pasien darurat," seorang perawat menghampiri Alan, dan melaporkan bahwa mereka kedatangan pasien baru.

Alan pun berdiri, "tolong urus pasien ini, nampaknya luka ditangnnya butuh pengobatan," Alan pun mengangguk sebelum pergi. "Ah iya, segera bawa kantong daah tersebut ke ruang operasi utama VVIP,"

"Baik dok," perawat itu mengangguk faham.

Alex menatap nanar wajah sahabat nya, hubungan ketiganya cukup aneh, Alex dan Alan bersahabat ketika SMU, dan Stella yang semula hadir sebagai teman Alex, lama lama berganti status menjadi kekasih Alan.

Perawat yang menggantikan dokter Alan itu, dengan cekatan mulai mengobati luka luka ditangan Alex, sesekali ia mengeluarkan serpihan pecahan kaca yang masih tertinggal di sana.

Setelah menyelesaikan tugas nya, perawat itu pun undur diri, kemudian dengan cepat ia berlari mengantarkan kantong darah tersebut keruang operasi utama, perawat itu tahu jika ruang operasi utama adalah tempat operasi dengan level tertinggi, nyaris tidak boleh terjadi kesalahan disana, satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal pada pekerjaannya.

Setelah menyelesaikan prosedur donor darah, Alex pun menghampiri stella di pintu ruang operasi, sudah ada RIchard disana.

Kakak iparnya tersebut nampak tengah menggendong Kevin yang masih juga terlelap, namun bayi kecil tersebut telah berganti pakaian.

"Apa kalian bertengkar?" tanya Richard tajam.

"Tidak kak, ini semua salahku hingga Andre terluka, Stella sama sekali tidak bersalah."

"Kalian sudah berpisah kan?, setelah Andre sembuh, aku tak akan mengizinkan Stella kembali kerumah kalian, dia harus kembali kerumah kami." ucapan Richard laksana sabda seorang raja yang tak bisa dilawan, pria dingin itu sangat marah dan terpukul mengetahui kondisi rumah tangga adik nya, namun lebih marah lagi ketika kini mengetahui bahwa keponakan kecilnya pun ikut menjadi korban.

Dan Alex yang merasa sudah jatuh tertimpa tangga pula, tak bisa lagi berkutik mendengar ucapan mantan kakak iparnya tersebut.

1
Aik Unique
Luar biasa
Nurjannah Rajja
Mulut dikunci, lalu buang kuncinya. Aman.
3sna
nyetir sambil gendong anak kah,makin dalem dong luka
3sna
itu apakbrnya pechn kaca yg ktnya masih nancep ditlpk tangn
Sella Darwin
Luar biasa
3sna
nah dia kn udh nikah jg,berrti stella jg diselinghin dong,,
Rhenii RA
Andre
Rini deli Lestari
Luar biasa
Rhenii RA
Jangan2 nanti Stella taunya kalau Andre yang dia bawa bukan Andre yang sebenarnya dari bekas luka beling dulu itu
Rhenii RA
Too bukan to
Rhenii RA
Too
scala sora
gak percoyo, gayamu thor...
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
emak suka keributannn heheeh bang Kevin mau dijodohin ..jadinya aku menikahi ank dr cinta pertama papaku dong waduh
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
Anin JD perawat
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hayulah kuy emak juga semangat ini ....gimn mereka akhirnya ketemu setelah 15 th terpisah .....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
semoga Dimas bisa mengenal mereka ...ngk asyik ah masa rahasia berdua aja ...ramean dong wkwkwwk
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
otor mau JD nitizen ikutan komen 😁
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
cukup sudah 15 th hukuman buat alex
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
semakin panjang aja penantian Alex tega kowe tor....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
kasian anak ank hrs hidup terpisah. ..akibat perceraian .,.Ricard knp JD kejam begitu ye
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!