Cinta Mahasiswi Absurd.
Kriiiiiinngggg........
Kriiiiinnnnggg.......
Kriiiiiiinnnngggg.......
Suara dering alarm berbunyi terus menerus, seorang wanita cantik masih bergulung nyaman dengan selimutnya. Namun karna alaramnya terus berdering, mau tidak mau ia menggeliat dengan malas dan mematikan alaramnya. Namun seketika matanya membelalak dan ia berteriak sekeras mungkin.
"huaaaaaaaaaaaaaa, sudah jam segini kenapa tidak ada yang membangunkan aku" clara berteriak dan langsung beringsut turun dari ranjang berlari meraih handuk yang tergantung pada gantungan yang memang sengaja untuk menggantung handuk setelah dipakai.
Clara mandi dengan terbaru buru dan tergesa gesa, sebab jam sudah menunjukan pukul tuju pagi. Setelah selesai mandi, clara langsung berpakaian dan hanya menyisir rambutnya beberapa kali. Wanita berparas cantik itu akhir akhir ini sering terlambat bangun karna ia sering begadang untuk mengerjakan tugas tugas yang ia dapat dari dosen barunya. Biasanya sebelum ia berangkat ke kampus, clara selalu menyempatkan untuk merias wajahnya, namun kali ini ia sudah tidak sempat untuk merias bahkan sekedar sarapan saja ia tak sempat.
Clara tergopoh gopoh menuruni tangga, dibawah tepatnya di meja makan, Hermawan dan istrinya sudah duduk menikmati sarapan pagi.
"selamat pagi mah, pah" clara menyambar gelas berisi susu dan menenggaknya setengah, kemudian ia mencium pipi ibunya lalu memutari meja bergantian mencium ayahnya.
"kamu nggak sarapan dulu" tanya sang ibu yang melihat anaknya terbaru buru.
"enggak ma, clara udah telat ni. Dah mama, dah papa"
"minimal makan rotinya nak" panggil Ibunya lagi dengan setengah berteriak, namun tetap diabaikan oleh clara.
Sedangkan pak Hermawan hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan anaknya.
"anak itu.. Selalu saja begitu. Papa perhatikan akhir-akhir ini dia selalu terburu buru memang ada apa sih ma? "tanya pak Hermawan kepada sang istri.
" dia itu semalam begadang, ngerjain tugas kuliahnya katanya" jawab claudia sang istri.
Sesampainya clara di kampus, ia berlari terburu buru hingga tak perduli menabrak mahasiswa yang tengah berjalan pada koridor kampus.
*BUUUK*
Clara dengan tidak sengaja menabrak mahasiswa berpenampilan culun, mahasiswa itu memakai kemeja pendek bergaris dan bajunya sengaja dimasukkan. Tatanan rambutnya belah tengah dan rambutnya klimis mengkilap, memakai kacamata bulat serta kemana mana selalu menenteng buku.
"Eh, sory sory gue nggak sengaja. Gue buru buru" clara meminta maaf kepada orang yang tak sengaja ia tabrak.
Abdi yang ditbrak hanya mengangguk dan menundukkan tubuhnya membereskan buku bukunya yang berjatuhan. Abdi sedikit mendongak memandang punggung clara yang menjauh berlari.
"dibantuin ambil buku kek, malah cuma minta maaf. Untung cantik" grutu Abdi yang memandang clara, kemudian membenahi kaca matanya yang melorot.
Sampai didepan pintu kelas, clara langsung masuk tanpa permisi dan duduk pada kursinya. Sementara shania dan yola hanya menepuk jidat mereka masing masing, pasalnya didalam kelas sudah ada pak dosen yang berdiri didepan mahasiswa lain sedang menjelaskan tentang pertanyaan dari mahasiswa itu.
Clara yang tidak sadar kalau sudah ada dosen, dengan santainya clara berkata tanpa suara yang halus atau berbisik. Malah dengan terang terangan clara mengatai dosennya sebagai dosen jalang.
"untung aja dosen jalang itu belum masuk" kata clara tanpa filter.
Shania dan yola semakin menepuk jidatnya dan menunduk menutup wajahnya, shania yang berada pada kanan clara, dan yola yang berada pada sisi kiri clara berusaha memberi kode kepada sahabatnya itu. Yola menendang kaki clara agar clara menoleh padanya, namun belum sempat clara menoleh dosennya sudah mendekat menghampiri meja clara.
"siapa yang kamu sebut dosen jalang?" tanya Angga kepada clara.
"siapa lagi kalau bukan pak angg..... Ga" clara langsung menyengir saat ia mendongakkan kepala dan mendapati orang yang ia maksud sudah didepan matanya.
"eh bapak" kata clara sambil menyengir karna sudah kepalang malu.
"lari keliling lapangan kampus sebanyak sepuluh kali sekarang" perintah Angga kepada clara tanpa basa basi.
"yahh jangan dong pak, saya Minta maaf deh. Jangan hukum saya dong pak" rengek clara memohon agar tidak dihukum.
"lari sekarang atau saya kasih tambahan tugas buat kamu lima bab lagi?" ancam Angga dan memberi pilihan hukuman.
"yahh, kok gitu sih pak" bantah clara berharap agar ia tidak dihukum.
"saya hitung sampai tiga kalu kamu belum lari juga saya tambahin jadi sepuluh bab.
Satu... Dua... "
Belum selesai Angga menghitung clara sudah berlari keluar membawa rasa dongkolnya. Shania dan yola saling pandang, lalu kemudian kembali fokus pada penerangan Angga di depan.
"iiiiiiiihhhhhh, nyebelin banget sih tu dosen. Berangkat udah capek capek malah disuruh lari, haaaaaaaaaa, apes banget sih hidup gue" rutuk clara meratapi nasipnya
Bagaimana tidak merutuki nasib, pasalnya clara diminta berlari memutari lapangan yang sangat luas, seluas hamparan padang pasir yang ada di Mesir. Saking luasnya, saat semua sudah selesai belajar dan beristirahat, clara masih mendapat seperempat putaran pertama. Abdi si calun melihat clara dan merasa kasihan dengan cepat ia berlari ke kantin membeli satu botol air mineral, dan ia berikan kepada clara.
Clara yang duduk melantai pada lantai paping lapangan beristirahat dengan keringat yang bercucuran. Bukan hanya karna ia berlari, melainkan matahari yang sangat terik membuat ia semakin gerah dan keringatnya semakin mengalir deras, Clara meringis menahan rasa lelahnya. Dan ia baru mendongakakan kepala saat mendengar suara laki laki didepannya.
"ini buat kamu" kata Abdi seraya menyodarkan satu botol air mineral kedepan clara.
Clara pun menerimanya, lalu membuka tutup botol itu dan menenggak isinya setengah. Nafasnya masih tersengal sengal, karna lelah.
"makasih ya" clara berterimakasih kepada Abdi.
"sama sama" abdi menjawab singkat.
Lalu clara kembali mendongak menatap Abdi, dengan tatapan penuh tanya.
"kenapa?" tanya clara kepada Abdi yang masih berdiri didepannya dengan tersenyum-senyum melihatnya.
"nggak apa, aku cuma mau menemani mu disini" kata Abdi
"nggak usah, gue berani disini sendiri" tolak clara mentah mentah.
"aku tidak berfikir kalu kamu itu takut, ini hanya inisiatifku saja" kembali Abdi berkata.
"udah nggak usah, gue nggak papa. Lagian emang lo nggak ada kegiatan lain apa?" tanya clara berharap Abdi pergi meninggalkannya.
"nggak ada, aku sudah selesai kelas hari ini" jawab Abdi kembali.
"oh ya, kamu lapar tidak. Kalau lapar aku belikan makanan ya" Abdi memberi tawaran kepada clara
"udah nggak usah, gue bisa beli sendiri" tolak clara.
"atau kamu butuh..."
"nah tu tu tu, sahabat gue udah dateng udah mendingan lo tinggalin gue disini. Temen gue udah dateng" usir clara kepada Abdi saat melihat shania dan yola datang mendekat.
Terlihat yola berlari mendekat kepada clara meninggalkan shania jauh dibelakang. Sebab shania susah untuk berlari karna tubuhnya yang tambun sehingga sulit baginya untuk berlari.
"clar, lo nggak papa kan?" tanya Yola saat sudah berada didekat clara, serta menyadorkan tisu untuk mengelap keringat clara.
Shania yang baru datang mendekat dengan nafas yang masih tersengal-sengal memandang Abdi yang berdiri mematung disamping clara. Seolah raut wajahnya bertanya *ngapain lo disini?*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments