Haura, gadis manja yang menikah dengan Alkana, laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya. Laki-laki yang sudah ia impikan untuk menjadi suaminya sejak kecil.
Alkana menikahi Haura karena permintaan sang Mami. Bahkan ia sempat sesumbar tidak akan menyukai perempuan yang dalam bayangannya dulu hanyalah anak culun yang mengekorinya kemanapun pergi.
Namun, setelah akad Alkana malah menjilat ludah sendiri. Ia akui ia sudah jatuh hati sejak melihat Haura stelah bertahun-tahun lamanya tidak berjumpa. Haura kini menjelma menjadi gadis cantik.
Bagaimana perjalanan pernikahan mereka disaat ada sosok Melodi yang hanya diakui Alkana sebagai sahabat namun, memendam perasaan pada Alkana dan tidak terima bahwa wanita lain yang jadi pendamping hidup lelaki pujaannya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIPDD 22 Pura-pura Sakit
Haura, Istri Pilihan Dari Desa (22)
Setelah dipastikan semua baik-baik saja, Haura di perbolehkan pulang. Melihat sikap Haura pada Alkana, Mami Senja memutuskan untuk mengajak pulang ke kediaman mereka. Bukan ke apartemen Alkana.
" Mi, tapi nanti kalau Uwa datang, Lala mau ikut Uwa ya." pinta Haura memeas.
Mami Senja hanya tersenyum. Ia tidak punya hak itu. Senja istri anaknya. Ia tidak akan mencampuri urusan rumah tangga anaknya.
" Lala minta izin Al ya?. Sekarang kan Lala istrinya. Ingat pesan almarhum ayah,"
Diingatkan begitu Haura hanya menunduk. Ia tahu harusnya ia meminta izin pada siapa. Namun, rasanya ia tak ingin bicara dengan Alkana sekarang.
Masih sakit suaminya tak pernah jujur.
Alkana yang duduk di samping supir hanya menghela nafas. Ternyata sulit untuk bicara dengan Haura.
" Mami aja yang izinin ke Aa," jawab Haura.
" Kalau gak dapat izin bagaimana?,"
Haura diam. Ia hanya ingin menenangkan dirinya. Pernikahan yang ia inginkan nyatanya tidak seindah yang ia bayangkan.
Suami yang ia dambakan nyatanya tidak seperti harapannya.
Untuk apa memiliki tubuhnya tapi, tidak dengan hatinya. Itu yang Haura pikirkan.
Suaminya masih tidak punya pendirian.
" Istirahat dulu saja ya. Nanti kita bahas lagi kalau Pak Ilham sudah datang,"
Haura mengangguk. Uwa nya berjanji langsung datang. Katanya malam ini baru berangkat.
...******...
" Mau tidur di kamar tamu saja," pinta Haura yang lagi-lagi semua yakin untuk menghindari Alkana.
Mami Alkana mendesah. Ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi antara anak dan menantunya itu.
" Tidur di kamar kita. Aku tidak mengizinkan tidur di tempat lain," jawab Alkana kali ini tegas.
Ia tidak mungkin membiarkan istrinya yang masih dalam pemulihan itu tidur sendiri.
Bersyukur kecelakaan tunggal yang menimpa Haura tidak parah. Hanya lecet-lecet saja. Namun, kandungan yang masih rentan itu tidak bisa bertahan karena benturan kuat di perut Haura.
" Turuti perintah suamimu, ya. Mami juga khawatir kalau Lala tidur sendiri,"
Mami Senja pikir keduanya harus segera bicara. Tidak boleh berlarut-larut. Tidak baik untuk hubungan keduanya.
Haura pun hanya diam dan mengikuti langkah Mami Senja.
...******...
Haura yang masih lemas langsung saja merebahkan tubuhnya. Ia langsung tertidur setelah beberapa saat ditinggalkan ibu mertuanya di kamar.
Sementara di luar, Mami Senja langsung mengajak bicara sang putra.
" Izinkan saja Lala pulang sementara waktu."
" Mi, Al gak bisa jauh dari Lala." jawab Alkana menolak ide Mami Senja.
" Dia butuh waktu menenangkan diri, Al. Kamu lihat bagaimana sikap dia sama kamu?".
Alkana mengangguk. Ia sadar itu.
" Al, sebenarnya ada apa? Lala tidak mungkin semarah ini kalau hanya perkara kamu lupa beli makanan kan? Tadi juga dia bilang kamu sibuk. Sibuk apa? Sementara Teteh mu bilang , Abang mu cerita kalau kamu gak mau lembur?,"
Mami Senja tidak tahu obrolan Al dan suaminya.
" Amel minta aku datang ke apartemen untuk menemani dia. Dia sakit, Mi. Tapi, orang tuanya belum bisa pulang dan masih di luar negeri.
orang tuanya bahkan minta tolong Al. Tapi, Al datang dengan Adam. Tidak sendiri"
" Sakit apa?" tanya Mami Senja.
Sejujurnya ia ingin langsung marah. Apalagi mendengar kata Amel. Karena wanita itu cucunya bahkan pergi sebelum bisa hidup lebih lama di rahim menantunya.
" Gagal ginjal, Mi. Sudah lumayan parah juga,"
" Sudah berapa lama kamu datang ke apartemennya?,"
" Em, sejak masih tinggal disini,"
" Astaghfirullah. Selama itu dan Lala gak tahu?,'
Alkana hanya mengangguk. Pasrah jika sang Mami akan memarahinya.
" Al, kamu percaya dia sakit parah?," selidik Mami Senja.
" Percaya, mam. Dia bahkan mengkonsumsi banyak obat. Dia juga terlihat lemas."
" Tapi, saat wisuda kamu Mami lihat dia sehat bugar. wajahnya tidak pucat. Semuanya tampak normal,"
" Karena memang make up aja ,Mi."
Mami Senja ingin menjitak kepala anaknya. Bagaimana bisa ia percaya begitu saja. bisa jadi yang diminum hanya vitamin dan bukan obat.
" Al, logika aja ya. Orang tua mana yang lebih memilih menitipkan anaknya pada orang lain dari pada pulang dan menjaganya sendiri.
Anak jauh lebih penting daripada pekerjaan. Harta yang banyak pun percuma kalau anaknya nanti tidak bisa menikmatinya. Kamu bilang sudah parah kan sakitnya?,'
Alkana diam. Ia sebenarnya juga curiga. Tapi, . Melodi yang pandai bersilat lidah sangat mudah mempengaruhi Alkana.
" Selidiki lagi. Semoga kamu tidak menyesal,"
Alkana akhirnya memilih mengangguk. Setuju dengan perkataan maminya. Karena Adam juga sebenarnya selalu memintanya untuk menyelidiki kebenarannya.
Aneh kan? Adam yang juga ikut dengan Alkana malah ikut curiga bukan percaya saja seperti Alkana.
" Soal ucapan mami untuk mengizinkan Lala pulang dulu ke rumah ayahnya, coba pertimbangkan. Mungkin disana Lala bisa jauh lebih tenang.
Kamu juga bisa menyelesaikan masalahmu dengan Melodi. Setelah masalahmu selesai, susul kesana. Tapi, kamu jujur dulu pada Lala. Semakin lama kamu diam, semakin Lala akan salah paham,"
" Al takut Lala marah, Mi,"
" Kamu yang milih melakukan ini. Jadi, terima konsekuensinya. Oh ya, jujur juga pada Uwa nya Lala. Semoga saja beliau mau membantu kamu menasehati Lala."
" Kalau Uwa marah?,"
" Itu resiko. Bahkan kalau boleh mami mau minta kamu di pukul kepalanya. Mungkin ada yang error karena kecelakaan waktu itu." kesal Mami Senja
" Ck, bukannya berharap yang baik malah sebaliknya,"
" Biar kamu mikir."
Mami Senja meninggalkan sang putra. Ia hanya bisa memberi saran. Ia tak ingin pernikahan anaknya yang baru seumur jagung itu harus kandas.
...******...
Di apartemen, Melodi uring-uringan. Alkana tidak membalas pesannya sama sekali. Padahal sudah centang dua.
Telpon pun tidak di angkat.
" Dia kemana sih?," geram Melodi
" Apa mungkin Adam sudah mempengaruhi Al untuk tidak datang lagi kesini?. Lagian kenapa juga harus bawa Adam sih? Gak berjalan kan rencanaku selama ini," kesal Melodi.
Adam memang terlihat selalu memandang Melodi dengan tatapan menyelidik.
Karena kesal, akhirnya Melodi menelpon Adam.
" Dam, kamu pasti yang nyuruh Al buat gak datang ke apartemenku ya?," tana Melodi langsung mencecar Adam dengan pertanyaan.
" Alhamdulillah kalau dia gak datang. Aku malah khawatir dia datang ke apartemen kamu sendirian. Bisa bahaya nanti," jawab Adam senang
Melodi jadi meradang. " Maksud kamu apa? Bahaya apa?."
" Amel...Amel... Kamu pikir aku sebodoh Al? Orang sakit mana yang malah pakai baju kurang bahan untuk tidur,"
Deg
Adam ingat saat pertama menemani Alkana ke apartemen Melodi yang di sambut Melodi dengan pakaian terbuka. Lebih mirip pakaian dinas seorang istri.
Melodi yang terkejut karena Alkana datang dengan Adam langsung ke kamarnya dan menggati pakaiannya. Ia berdalih kegerahan jadi memakai pakaian itu untuk tidur.
Padahal kan Melodi tahu akan ada Alkana datang?
" Aku rasa kamu pura-pura sakit,"
Deg
TBC
malah tidur dgn si ben
jyn kasih celah al buat pelakor yg berkedok sahabat
buat reva semangat ya nanti ada saatnya km ketemu jodoh yg terbaik
next thor
baru begitu aj alkana udah cemburu apakabar haura gimana ga cemburu sm melodi