"Kamu kenal dengan saya?" tanya Kapten Zayden Khaled kepada gadis itu seraya menatapnya tajam
"Iya,kamu sepupu satu kali saya,kamu anak dari Puang Dewi Anjani,adik Bapak saya,jadi kita bersepupu kan" jawab Ayra tanpa ragu
"Kalau sudah tahu sepupu,kenapa masih mau menikah? kamu memang cinta sama saya?" tanya Zayden Khaled lagi
"Tidak ji,saya tidak cinta sama kamu,tapi Puang Dewi Anjani yang mau,jadi saya menuruti saja" jawab Gadis itu lagi
Zayden Khaled hanya menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Ayra Mikayla gadis yang cantik itu fakta yang tidak bisa dipungkiri,tapi jika harus membayangkan menikahi adik sepupunya sendiri,membuat Zayden Khaled pusing. dia frustasi dengan keputusan sang Mama tercinta,tapi apa daya dia, apa yang menjadi keinginan Mamanya itulah yang akan terjadi.
"Bagaimana dengan Emiliana,apa yang harus kusampaikan kepadanya" gumam Zayden Khaled
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
Ibu Dewi Anjani dan Bapak Malik Maulana pun telah kembali ke tanah air dengan sehat dan selamat.
"Alhamdulillah sayang,salama' ki' ketemu lagi, rindu Puang dehhh..." ucap Ibu Dewi Anjani seraya memeluk Ayra erat
"Iye' Puang,Alhamdulillah sehat-sehat ji' sama Etta' " ucap Ayra seraya mencium tangan Ibu Dewi Anjani dan Bapak Malik Maulana
"Daeng Zayden mu belum datang?" tanya Etta'
"Belum pi' Etta',katanya tidak bisa pi' datang hari ini,mungkin besok pi'" jawab Ayra
"Kan baru pi' hari jumat ini Etta',paling besok baru bisa keluar asrama itu" ucap Ibu Dewi Anjani
Keesokan harinya
Sabtu sore yang cerah,sebuah mobil *gy* merah nampak singgah didepan pagar rumah Ibu Dewi Anjani,dan turunlah seorang pria dengan membawa sebuah map cokelat besar.
"Assalamu'alaikum" ucap pria itu
"Waalaikumussalam... ohhh... Pak Arkana,silahkan masuk Pak,ada Puang didalam tunggu ki'" ucap Ayra
"Ya... terimakasih ya" ucap Pak Arkana seraya masuk kedalam rumah
"Duduk ki' dulu,biar saya panggil Puang" ucap Ayra lagi seraya berlalu
Sesaat kemudian Ibu Dewi Anjani pun datang
Pak Arkana pun mulai memaparkan apa-apa saja berkas yang ada didalam map cokelat itu.
setelah selesai Pak Arkana pun menyampaikan maksud lain kedatangannya ini.
"Maaf Bu,mau ka' ijin,bisakah ku ajak Ayra keluar jalan,makan-makan saja didekat sini ji',itu pun kalau Ibu memberi ijin" ucap Pak Arkana malu-malu
Mendengar itu Ibu Dewi Anjani mengerutkan keningnya,seolah membaca sinyal dari maksud ucapan Pak Arkana ini.
"Tergantung Ayra nya ji',kalau mau pergi,ya silahkan yang penting hati-hati ki' " ucap Ibu Dewi Anjani
"Iye' Bu,terimakasih" ucap Pak Arkana lagi
"Ayra... sini ki' dulu Nak" seru Ibu Dewi Anjani memanggil sang ponakan
Ayra pun datang
"Iye' Puang" ucap Ayra
"Duduk ki' dulu disini,ada yang mau disampaikan sama Pak Arkana,Puang tinggal dulu ya" ucap Ibu Dewi Anjani seraya beranjak masuk
Ayra pun duduk,disaat yang sama suara sepeda motor Kapten Zayden terdengar memasuki garasi.
Kapten Zayden melirik sejenak mobil *gy* merah itu. dan tak sengaja melihat dibalik jendela Ayra sedang mengobrol dengan seorang pria.
"Siapa mi' ini datang apel maghrib ki' ini" gumam Kapten Zayden seraya beranjak masuk lewat pintu samping rumah
"Assalamu'alaikum" sapa Kapten Zayden
"Waalaikumussalam... eehh Pak Kapten sudah datang" jawab Wa' Tati
"Mana Puang Wa'?" tanya Kapten Zayden seraya mencuci tangannya
"Ada di kamar sama Etta' lagi istirahat,agak demam badannya Etta' tadi itu" jawab Wa' Tati
Tanpa bicara lagi,Kapten Zayden pun segera beranjak ke kamar sang Mama.
"Assalamu'alaikum Puang,Etta'" ucap Kapten Zayden
"Waalaikumussalam... anakku,sini ki' eee,baru sampai kah? rindu ta' mi' deh" ucap Ibu Dewi Anjani seraya memeluk sang putra
"Bagaimana kabar ta' Ma sama Etta',kata Wa' Tati Etta' demam ya?" tanya Zayden seraya mencium tangan kedua orangtuanya
"Tadi ji' iya,tapi sudah baikan mi',capek sedikit ji' ini,bagaimana tidak demam,na berenang terus di Turki na musim dingin ini" jawab Ibu Dewi Anjani
"Yaaa... namanya berlibur ki',nikmati dong momennya" ucap sang Etta'
Mereka pun tertawa
"Ma,siapa itu diluar na temani Ayra?" tanya Kapten Zayden
"Ohhh... masa tidak mu kenal,itu Pak Arkana Kepala Tata Usaha di Sekolah Mama,tadi menelpon ki' minta tanda tangan berkas absen dan gaji staff" jawab sang Mama
"Ciehhh... memangnya gak bisa menunggu sampai na hari senin,ini akhir pekan tidak ji' langsung diproses itu berkas,alasannya ji' itu, paling mau ji' patte'-patte' Ayra" ucap Kapten Zayden dengan nada terdengar marah
Ibu Dewi Anjani dan Bapak Malik Maulana pun saling tatap sejenak.
Kapten Zayden pun bangkit menuju pintu
"Saya pinjam ki' sebentar mobil ta' Etta',mau jemput Emiliana di Bandara,nanti malam datang ki' dari Korea Selatan" ucap Kapten Zayden lalu menghilang dari balik pintu
"Cemburu to' itu Etta',apa kata Mama kan,mulai mi' jatuh cinta sepertinya" bisik Ibu Dewi Anjani
"Bukan cemburu itu Ma,cuma intuisi menjaga sang adik,ededeee... harapan ta' itu Ma terlalu jauh" bantah sang Etta'
Secara tak sengaja Kapten Zayden dan Ayra berpapasan didepan pembatas ruangan
"Ehh... Kak Zayden,sudah dari tadi ki' datang kah?" tanya Ayra
"Hhhmmm..." Kapten Zayden hanya berdehem sambil melirik Pak Arkana sejenak dan masuk ke kamarnya
"Kenapa mi' lagi ini orang,seperti ji' cuaca berubah-ubah dehhh" gumam Ayra seraya mengetuk pintu kamar Ibu Dewi Anjani
"Assalamu'alaikum Puang,boleh ka' masuk sebentar?" ucap Ayra
"Ya... masuk mi'" ucap Ibu Dewi Anjani
Setelah shalat maghrib, Pak Arkana dan Ayra pun keluar untuk sekedar makan malam biasa.
"Mau ki' makan apa Ayra? maksudnya apa makanan kesukaan ta' biasa?" tanya Pak Arkana
"Hhhmmm... bakso saja Pak" jawab Ayra singkat
"Oke mi',kita cari bakso yang enak dulu" ucap Pak Arkana
Kediaman Ibu Dewi Anjani
Kapten Zayden pun bersiap-siap untuk menjemput Emiliana di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
"Mau mi' ki' jalan Nak?" tanya sang Mama
"Iye' Ma,jam sebelas tiba pesawatnya,tapi berangkat memang ka' dehhh,macet parah ini" ucap Kapten Zayden
"Oke hati-hati ki' Nak" ucap Ibu Dewi Anjani
"Dimana Ayra dia Ma,sudah mi' menelpon?" tanya Kapten Zayden seraya mencium tangan sang Mama
"Di warung Bakso dekat sini ji',tidak lama pulang itu" jawab Ibu Dewi Anjani
"Oke,berangkat ka' Ma" ucap Kapten Zayden seraya keluar dari pintu samping
"Ya,kalau cemburu itu bilang mi' saja" gumam Ibu Dewi Anjani seraya tersenyum
Kapten Zayden pun melajukan mobilnya membelah kemacetan Kota Makassar.