Dia Yang Ternoda

Flass on

Satu tahun yang lalu.

Sebuah mobil sedan warna hitam memasuki pelataran sebuah rumah sakit terbesar di kota ini.

Sebuah rumah sakit swasta terbesar di kota ini, yang terkenal dengan bangunannya yang megah dan memiliki peralatan medis lengkap dan modern juga pelayanan yang juga terkenal sangat bagus juga.

Rumah sakit ini lebih memilih menerima dan melakukan tindakan terlebih dahulu dan selanjutnya baru pemenuhan kelengkapan kelengkapan persyaratan prosedur rumah sakit.

Mereka juga tak pernah membedakan pasien pasien mereka melalui kelas kelas rawat pilihan mereka.

Seorang wanita cantik berusia sekitar 27 tahunan dengan penampilan santun dan syar'i nampak melangkah memasuki loby rumah sakit itu.

" ruangan dokter Haris " kata wanita cantik bergamis syar' i warna nude itu dengan sopan kepada seorang petugas resepsionis di lobu rumah sakit itu.

Kerudung panjang menjuntai menutupi dada wanita itu begitupun dengan bagian belakangnya.

Sejenak petugas resepsionis itu menatap wanita yang kini berdiri di hadapannya itu.

Sungguh sempurna Tuhan menciptakan makhluk cantik di hadapannya itu.

Rasanya ia yang juga perempua saja begitu kerasan menatap wajah lembut itu bagaimana dengan mereka kaum laki laki.

" maaf...." kembali wanita itu berucap dan membuat petugas resepsionis itu sedikit tergagap.

untuk menutupi keterkejutannya, petugas resepsionis itu pun ikut tersenyum lembut sembari menjelaskan di mana letak ruangan seseorang yang tengah di cari wanita itu.

Kesan pertama yang di tangkap oleh wanita itu dari pelayanan resepnionis rumah sakit ini adalah

ramah dan bersahabat.

Dokter Haris Wijaya Kusuma yang di cari oleh wanita itu adalah seorang dokter psikiater yang merangkap sebagai wakil direktur utama rumah sakit ini.

Dulu, ketika baru bergabung dengan rumah sakit ini lima tahun lalu, dokter Haris juga membuka praktek di rumahnya sendiri.

Ia adalah putra direktur rumah sakit ini terdahulu yang merupakan salah satu orang kepercayaan pemilik rumah sakit ini.

Kini sang ayah memilih resign karena merasa telah tua dan ingin beristirahat.

Ingin menikmati hari tuanya bersama sang istri saja, karena ia yang belum memiliki cucu karena sang putra tunggal yang telah dewasa juga tak kunjung berumah tangga.

dan kemudian sang putra menggantikan dirinya sebagai wakil direktur mendampingi putra kedua sang pemilik rumah sakit yang telah sukses menyandang gelar sebagai dokter spesialis bedah jantung.

putra kedua sang pemilik rumah sakit itu bernama Ryu Mahardika Setiawan.

Wanita cantik berhijab panjang itu terlihat keluar dari lift dan kini tengah nampak mengetuk sebuah pintu ruangan.

Cklek....

Pintu itu terbuka, dan nampak seorang pria tampan berkulit kuning langsat dengan penampilan rapi berada di sana.

Tak jauh dari pria itu, berdiri seorang pria yang tak kalah tampan.

Namun...wajah pria itu sedikit membuat raut wajah wanita itu sedikit berubah hingga tubuhnya sempat membeku sejenak.

Pasalnya, wajah pria itu mengingatkannya pada seseorang di masa lalunya.

" dokter Ghaisa, selamat datang..." sapa orang yang membukakan pintu wanita itu yang tak lain adalah dokter Haris Wijaya Kusuma.

Sang dokter psikiater sekaligus dokter yang menangani terapi mentalnya hampir tujuh tahun yang lalu sebelum akhirnya ia benar benar kembali mampu mengembalikan kewarasannya dan melawan ketakutannya sendiri.

Dan sekaran....

Gadis cantik berusia 18 tahun dahulu itu telah berubah menjadi seorang wanita dewasa dengan pesona kecantikan yang luar biasa dan berhasil meraih cita citanya sebagai seorang dokter spesialis kandungan.

Wanita yang di sapa dengan panggilan dokter Ghaisa itu pun akhirnya tersenyum setelah sebelumnya mengalihkan pandangannya dari seseorang yang membuatnya sempat terkejut.

Dan kini, justru seseorang itu yang tengah menatapnya penuh pesona.

Kecantikan dokter Ghaisa yang di padukan dengan penampilan kalemnya juga pembawaan yang tenang akan mampu membuat siapa saja laki laki yang menatapnya akan terpesona.

Termasuk seseorang itu.

" dokter Haris, apa kabar ...? " jawab dokter cantik itu semabari menangkup kedua telapak tangannya di depan dada.

" baik, akhirnya...aku sangat senang akhirnya kau pun mau menerima ajakanku untuk mengabdikan ilmu kita di sini " kata dokter tampan itu,

Dokter Ghaisa tersenyum.

" ayo, aku perkenalkan pada atasan kita.

Kenalkan dia direktur utama rumah sakit ini sekaligus atasan kita selanjutnya " kata dokter Haris sambil tersenyum menoleh kepada seseorang yang berdiri tak jauh darinya.

Bibir pria itu semakin nampak tersenyum lebar ketika melihat pria yang berdiri tak jauh darinya itu seolah terpana menatap Ghaisa.

Dokter Ghaisa megikuti langkah dokter Haris.

" pak direktur, perkenalkan...dia adalah dokter Ghaisa, dia akan menjadi salah satu dokter obgyn di rumah sakit kita ini " Haris kembali bersuara dan kali ini ia memperkenalkan Ghaisa swbagai dokter Obgyn.

Ryu sedikit tergagap, namun segera ia pun turut menangkup kedua telapak tangannya di depan dada menyapa dokter cantik di hadapannya itu.

Bibir Haris terlipat erat demi menahan tawanya yang hampir meledak demi melihat ekspresi atasannya itu sekaligus sahabatnya itu.

" selamat siang dokter Ryu...." sapa Ghaisa kemudian.

" oh ya, selamat siang dokter Ghaisa. Senang bisa berjumpa dengan anda.

Dan....selamat bergabung bèrsama kami di rumah sakit ini " kata Ryu dengan sangat antusias sekali.

" terima kasih dokter, semoga saya tidak akan mengecewakan anda " jawab Ghaisa sembari tersenyum dan sukses membuat hati Ryu semakin berdebar kencang.

" ya ya ya...semoga kita bisa menjadi partner yang solid demi kemajuan rumah sakit ini " Haris menimpali.

" perlu kita garis bawahi Haris, partner...bukan saingan kan tentunya ?! " sahut Ryu membuat Ghaisa sedikit mengangkat alisnya.

Pasalnya ia merasa, suasana tak lagi terasa kaku dan seformal tadi.

Kali ini Haris tak bisa lagi menahan tawanya pria itu segera tertawa lebar dan terdengar sedikit keras.

" jangan khawatir dokter Ryu, aku sudah kalah bahkan sebelum adanya persaingan ha ha ha....." tawa Haris semakin meledak ketika ia teringat akan penolakan wanita cantik di hadapannya itu hampir tiga tahun yang lalu kepadanya.

Ya...sejak pertemuan pertamanya dengan Ghaisa sepuluh tahun lalu ketika gadis itu masih berada dalam keterpurukannya, dirinya telah menaruh hati pada gadis itu.

Hanya saja seseorang yang selalu berada di sisi gadis itu saat itu selain ayah dan ibunya membuat hatinya kendur.

Namun, tak ia sangka....ia kembali di pertemukan dengan gadis itu paskah gadis itu di nyatakan sembuh di terapi pertanya.

Gadis itu kembali down dan kedua orang tuanya kembali membawanya kepadanya.

Dan di sesi kedua terapi mental gadis itu, ia tak lagi pernah melihat seseorang mendampingi gadis itu selain ayah dan ibunya.

Dan hal itu membuatnya berani mendekat.

Tapi sayang seribu sayang ...

Gadis itu justru menolaknya.

Ryu tertawa menanggapi jawaban Haris.

" ayo kita tunjukkan ruangan praktek doter Ghaisa..." kata Ryu kemudian dan di angguki oleh Haris.

Dengan bahasa isyarat, Kedua pria itu meminta dokter Ghaisa untuk mengikutinya.

Ketiga orang itu melangkah bersama dan beriringan di koridor rumah sakit yang cukup lebar, dan ketika mereka baru saja memasuki sebuang bangsal seorang wanita cantik dengan rambut tergerai rapi nampak berdiri di sana.

" selamat siang dokter Ryu, dokter Haris.." sapa wanita itu kemudian, sejenak ia melirik ke arah wanita cantik yang berdiri di sisi dokter Haris yang kini nampak tersenyum kepadanya.

Dokter wanita itu pun tersenyum kepadanya.

" dokter Arumi perkenalkan ..dia dokter Ghaisa, dia akan menjadi salah satu dokter obgyn kita sama seperti dirimu " Ryu memperkenalkan.

Dua orang wanita itu segera bersalaman dan berpelukan sejenak.

" selamat datang doter Ghaisa, senang bisa bekerja sama dengan anda " sapa dokter wanita yang ternyata adalah dokter obgyn juga, dan bernama Arumi.

" semoga kinerja saya tidak mengecewakan " jawab Ghaisa lembut.

Kini keempat orang itu nampak terlibat sebuah perbincangan.