NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Bos

Mengandung Benih Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:339.9k
Nilai: 4
Nama Author: widyarti

Niat hati ingin menolong sang Bos, berakhir menjadi one night stand.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyarti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Desi bangun terlambat, dan jadinya ia agak siang datang ke meja makan. Sesampainya di meja makan, ia langsung di sambut tatapan permusuhan oleh sang mertua.

" Akhirnya, Tuan Putri datang juga!" sinis Mama Nila.

" Hush, Ma! Jangan seperti itu!" tegur Papa Tio.

" Maaf, aku telat." ujar Desi, sembari duduk di kursi sebelah Tom. Desi memaksakan senyuman, ia berusaha menahan emosi agar tak melawan Mama Nila.

" Kamu sakit, Des? Kok wajah kamu pucat?" tanya Tom.

" Aku nggak apa-apa, kok." sahut Desi berbohong. Padahal ia tengah menahan nyeri pada perutnya.

" Nggak perlu berlebihan Tom, dia tuh nggak apa-apa. Orang kerjaannya cuma tiduran, dan menghabiskan uang kamu!" sindir Mama Nila.

Desi memejamkan matanya, ia hanya menghabiskan setengah rotinya, dan langsung pamit kembali kekamar.

" Aku balik ke kamar dulu." ujar Desi.

Papa Tio menatap istrinya dengan tajam. " Ma, nggak seharusnya Mama bicara seperti itu pada Desi. Desi itu menantu kita! Papa heran deh, sama Mama. Mama seperti punya dendam pribadi sama Desi." ujar Papa Tio.

" Dari awal Tom ingin menikahi Desi, Mama kan, memang tidak setuju. Asal usul Desi tuh, nggak jelas!" sengit Mama Nila. " Dengerin Mama ya, Tom. Pokoknya, kalau Nenek kamu udah kembali ke Jerman, kamu harus langsung menceraikan Desi! Intinya, kamu sudah menuruti keinginan Nenekmu, untuk menikah sebelum dia kembali ke Jerman!" sambung Mama Nila.

" Ma, jangan bicarakan itu sekarang! Dan kamu Tom, Papa hanya mengingatkan saja. Kamu dan Desi sudah sama-sama mengucap janji suci pernikahan, jadi pernikahan jangan di buat main-main!" tegas Papa Tio.

" Iya, Pa. Aku mau nemuin Desi dulu, sebelum kekantor." ujar Tom.

Desi meringkuk di bawah selimut, dan bahunya terlihat bergetar. Mungkin dia tengah menangis saat ini. Tom menyentuh kepala Desi, dan mengusapnya lembut.

" Maafkan Mama ya, Des. Kalau kamu mau, kita bisa tinggal di apartemenku dulu untuk sementara waktu." ajak Tom.

Desi mendongak, air matanya masih mengalir deras. " Sakit Om," adu Desi.

" Iya Des, perasaan kamu pasti sakit mendengar ucapan Mama." ujar Tom.

Tangis Desi semakin pecah, hingga membuat Tom langsung memeluknya.

" Bukan perasaan aku yang sakit Om, tapi perut aku." ujar Desi lirih.

" Hah?"

Desi melepas pelukannya, " Aku bukan sakit karena ucapannya Tante Nila. Tapi aku sakit karena haid," jelas Desi.

" Oh, Tuhan!" ujar Tom.

Desi berlari kekamar mandi, dan menutup pintu rapat. Lalu ia kembali membuka pintu sedikit, dan menyembulkan kepalanya keluar.

" Om!" panggil Desi.

" Hm,"

" Boleh nggak, aku minta tolong?" tanya Desi, sambil menunjukkan wajah lemasnya.

" Nggak!" tolak Tom. Tom sudah mendapat feeling buruk tentang permintaan Desi kali ini.

" Om, please...." mohon Desi, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Tom menghela nafas berat, ia memutar bola matanya malas. " Hm, apa?!" tanya Tom ketus.

" Sini, aku bisikin!" Desi melambaikan tangannya, mengisyaratkan Tom untuk mendekat.

...----------------...

Disinilah, Tom saat ini berada. Di sebuah mini market dekat rumahnya. Ia memakai hoodie, dan lengkap dengan topi, serta kaca mata hitamnya.

" Nyusahin banget, itu bocah! Semoga aja, nggak ada yang ngenalin aku," gumam Tom, cemas-cemas harap.

Ia takut kalau ada yang sampai mengenalinya. Apalagi kalau sampai tiba-tiba ada salah satu mantannya, yang bisa mengenalinya.

Tom melangkah ketempat, dimana sesuatu yang akan ia cari. Tom mengambil beberapa, dan sesuai dengan apa yang Desi minta. Dan saat ia hendak membayar ke kasir, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya. Sampai membuat barang belanjaannya jatuh berantakan.

" Maaf, maaf." ujar wanita itu, sembari membantu mengambil barang belanjaan Tom, dan memberikannya pada Tom.

" Sial!" gumam Tom pelan, namun masih dapat didengar oleh wanita itu.

" Kamu mengatakan sesuatu?" tanya wanita itu.

Tom menggeleng, dan mengambil cepat barang belanjaannya. Ia langsung berjalan cepat meninggalkan wanita itu.

" Hei, tunggu!" teriak wanita itu, ia bahkan sampai mengejar Tom.

Tom tak menghiraukan, ia terus mempercepat langkahnya. Sesampainya di kasir, Tom langsung menyerahkan belanjaannya agar dihitung.

" Suami idaman banget sih, Kak." goda kasir wanita, sembari tersenyum dan menaik-turunkan alisnya.

Tom hanya mengangguk, sambil dengan cepat merebut belanjaannya yang sudah terbungkus. Dan hendak pergi.

" Eh, kak! Bayar dulu!" ujar kasir.

" Ma-maaf," ujar Tom.

Tom memeriksa kantong celana belakangnya, namun ia tak mendapatkan dompetnya disana. " Perasaan, tadi aku taruh disini. Apa ketinggalan di mobil, ya?" gumam Tom.

" Gimana?" tanya kasir.

" Tunggu sebentar, mungkin dompet saya ketinggalan di mobil." ujar Tom.

Tom hendak beranjak, namun tiba-tiba dompetnya berada tepat didepan wajahnya.

" Ini dompet kamu," ujar wanita yang menabrak Tom tadi, dan menyerahkan dompet milik Tom.

Tom segera mengambilnya, dan mengeluarkan beberapa lembar uang, lalu beranjak pergi.

" Tunggu!" panggil wanita tadi.

Deg.

Tom hanya bisa pasrah, kalau ia sampai dikenali.

Wanita itu mendekati Tom, dan menatap Tom dari atas sampai bawah. " Aku rasa, kamu mirip seseorang." ujarnya.

" Matilah kau Tom!" Tom membatin.

" Kamu kayak mirip mantan aku. Ah, tapi nggak mungkin. Dia orangnya playboy, suka nyakitin perasaan wanita. Dan nggak akan mungkin dia mau beli pembalut wanita." ujar wanita itu kemudian.

Tom bernafas lega, lalu pergi meninggalkan Nita. Ia melempar belanjaannya di jok belakang. " Huh! Untung Nita nggak ngenalin aku! Bisa-bisa hancur reputasiku!" ujar Tom.

Sesampainya di rumah, Tom langsung masuk kekamar, dan mengetuk pintu kamar mandi.

" Kok lama benget?! Pasti tadi ketemuan dulu sama pacarnya, ya?!" tuduh Desi. Dan langsung menutup pintu dengan kasar.

" Udah nyuruh, malah dituduh lagi!" gerutu Tom.

...----------------...

" Aku kayaknya nggak bisa deh, Mi." ujar Ayumi.

" Bukan nggak bisa, tapi kamu harus coba dulu. Dan nanti pasti bisa." ujar Mami Sita.

" Terus kalau aku pergi, yang jaga Twins siapa?" tanya Ayumi.

" Ada Mami, dan banyak pelayan disini." sahut Mami Sita.

" Tapi Mi,"

" Pokoknya kamu harus pergi ke pesta itu dengan Arga. Jangan khawatir tentang Twins. Dan Mami akan menyuruh salon langganan Mami untuk meriasmu." ujar Mami Sita.

Ayumi tak dapat menolak lagi, mau tak mau, ia harus mengikuti ucapan mertuanya.

Malam hari tiba, Ayumi baru saja selesai dirias. Ia menatap kagum pada pantulan dirinya didepan cermin.

" Kamu pintar sekali merias, saya jadi cantik sekarang." ujar Ayumi.

" Bukan saya yang pintar merias Nona. Saya hanya memberikan make up tipis saja, karena memang Nona yang sudah cantik tanpa di rias." pujinya.

Arga tengah menunggu Ayumi di ruang tengah, sambil memainkan ponselnya. Saat mendengar suara langkah di tangga, ia menoleh. Arga tak berkedip menatap Ayumi. " Cantik," puji Arga.

Entah sadar atau tidak, Arga mengulurkan tangannya pada Ayumi. Bahkan ia merangkul mesra pinggang Ayumi. " Kita berangkat sekarang?" tanya Arga.

" I-iya," sahut Ayumi.

Di sepanjang perjalanan, Arga tak melepas genggaman tangannya pada Ayumi. Dan satu tangannya memegang stir. Sesekali Arga menoleh kesamping pada Ayumi.

Tak berselang lama, Arga dan Ayumi sampai di hotel tempat diadakannya pesta. Arga membukakan pintu untuk Ayumi, selayaknya suami yang sangat mencintai istrinya.

Arga kembali merangkul pinggang Ayumi. Dan mereka berjalan beriringan masuk.

" Selamat atas Anniversary-nya." ujar Arga, satu tangannya menyalami rekan bisnisnya itu. Dan satu tangannya lagi, masih merangkul pinggang sang istri.

Lama mereka berbincang, hingga Ayumi merasakan haus. " Tuan, saya ingin mengambil minum." izin Ayumi.

" Hm, tapi jangan jauh-jauh. Dan cepat kembali kemari." ujar Arga.

Ayumi melangkah menuju tempat minuman. Dan disaat Ayumi tengah memilih-milih, tiba-tiba ia ditarik paksa dan...

Byuur.

" Dasar wanita murahan! Mau-maunya jadi simpanan Bosnya sendiri!"

1
ardiana dili
lanjut
sholeha
si ayumi apa2 di pendam egois banget arga sudah bilang bukan klo ada apa2 bilang sok kuat aza lu bikin salah paham cob la mukir pake otak bukan dengkulmu di pakai dLam rumah tangga itu ya saling jujur edehh gimna arga gak emosi
Mar lina: kayaknya
ada yg ngasih tau
mm mertua
kalau Ayumi hamil
tetapi resikonya sangat besar...
lanjut thor ceritanya
total 1 replies
Ci Cie
lanjut donk kakk. agak panjangan cerita nya biar makin seruuu
Asih Prawawati
Argaaaaaaa....rasa2nya kamu pengen tak sunat deh....?.
ct sara
Luar biasa
Ci Cie
lanjutttttt
ardiana dili
lanjut
aca
goblok arga sakit lah bego
ardiana dili
lanjut
Gustriana Baiki putri
pengen banget ya ketok kepala Arga pakai balok...
Gustriana Baiki putri
ga usah sombong Arga nanti kamu bakalan nyesel begitu tau hasil dari kesalahan satu x mnjadi 2 embrio...
ntar nangis² minta Ayumi Nerima kamu...
Gustriana Baiki putri
niat ingin berbuat baik malah jadi celaka...
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
vie na Ai
Tara wanita bodoh dn egois Arga laki2 tolol
vie na Ai
Ayumi bener2 bodoh udah lemah keras kepala bego
Hasanah
lanjut ka
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!