Semua terjadi karena kesalahan ku sendiri yang tergiur akan uang taruhan, tanpa aku menyadari, kalau aku sedang mempertaruhkan masa depan ku!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan siang
"Hai Akira, kita jumpa lagi." Sapa Bram tersenyum manis.
"Hai, Kak." Jawab Akira dengan senyuman manis pula.
Wajah Abnan jangan ditanya lagi. Dia sudah seperti manusia yang siap untuk menerkam Akira yang tampak seperti sedang tebar pesona di depannya pada laki-laki lain.
Memang dasar ya suka sekali berpikiran negatif.
"Kak Bram buat apa di sini?" Tanya Akira.
"Aku sengaja datang kemari ingin mengajakmu makan siang bersama di luar," jawab pria itu.
Abnan dan Yumi tentu saja heran, karena berpikir kalau ini bukan pertemuan pertama mereka berdua. Bram tidak terlihat seperti terperanjat akan kehadiran Akira di kantor Abnan.
"Makan siang?"
"Iya. Kamu mau kan makan siang sama aku, Akira?" Ajak Bram.
Tak langsung menjawab, Akira melirik sejenak pada kedua manusia yang tampak tidak suka dengan keberadaannya.
Kedua manusia ini sama. Sama-sama berhati busuk, wajar saja kalau mereka berdua jadi bawahan dan atasan. Batin Akira sempat-sempatnya lagi mengutuk Abnan dan Yumi dalam hati.
"Bisa. Kita makan siang di mana, Kak?"
Mendengar jawaban Akira yang tidak menolak ajakan Bram. Rahang Abnan semakin mengeras.
Dasar wanita murahan! Bukannya sadar dia sudah punya suami, tapi dia malah menerima ajakan laki-laki lain di depan suaminya. Batin Abnan mengepal tangan tanpa di sadari.
"Di mana saja yang membuat kau nyaman. Aku pasti akan menurutinya." Kata Bram bermulut manis. Pria itu benar-benar belum tahu kalau Akira sudah menikah dengan sahabat baiknya.
Abnan seperti ingin muntah darah mendengar mulut manis Bram.
"Ah, Kak Bram ada-ada saja." Jawab Akira tersenyum hambar menyadari raut wajah suaminya yang semakin mengeras.
"Kalau begitu, ayo." Ajak Bram.
Akira mengangguk ingin mengikuti langkah Bram. Ada niat dalam hati Akira ingin menolak ajakan Bram, tapi dengan masa sama, ia juga tak tega menolak pria itu.
"Aku pergi dulu ya, Ab." Pamit Bram ingin pergi makan siang bersama Akira.
"Aku ikut. Kebetulan aku juga ingin keluar untuk makan siang." Kata Abnan tak rela kalau istrinya keluar hanya berdua dengan Bram.
"Boleh. Tapi Akira ikuti di mobil aku ya, Ab." Ujar pria itu melenggang pergi.
Ingin saja rasanya Abnan memberi bogem mentah di wajah Abnan. Tapi berpikir kalau Bram tak tahu Akira istrinya, juga Bram masih sahabat baiknya. Dia tidak akan mungkin melakukan keinginan hatinya yang akan merusak persahabatan mereka.
Dengan hati yang masih berusaha bersabar. Abnan tetap mengikuti keinginan Bram yang mau semobil dengan Akira.
"Aku juga ikut! Kebetulan aku juga mau keluar makan siang." Tentu saja Yumi tidak mau ketinggalan.
"Ya sudah, let's go." Ajak Bram santai.
Abnan, Yumi, Akira dan Bram sudah tiba di mobil. Tapi tiba-tiba Abnan berubah pikiran saat melihat Akira ingin masuk ke dalam mobil Bram.
"Aku ikut di mobilmu saja, Bram." Kata Abnan.
Belum sempat Bram berkata iya atau tidak. Abnan sudah keburu masuk ke dalam mobil Bram duduk di kursi penumpang.
"Aish! Mengganggu saja!" Gumam Bram kesal pada Abnan yang menurutnya mengganggu makan siangnya bersama Akira.
Ada-ada saja kedua laki-laki ini! Batin Akira yang sudah terlanjur masuk duduk di sebelah kemudi.
Ada apa dengan kedua pria ini? Jangan bilang kalau mereka berdua sama-sama memperebutkan si wanita murahan Akira! Emang apa cantiknya wanita itu! Bagiku dia wanita biasa saja yang miskin dan norak! Batin Yumi menyadari tingkah Abnan dan Bram.
Di mobil Akira memilih diam saja daripada salah bicara nantinya.
Abnan terus saya menatap punggung Akira.
Sedangkan Bram, coba menyusun kata-kata apa yang ingin dia pertanyakan pada Akira.
"A----"
"Kita makan di resto itu saja, supaya kita tidak terlalu jauh dari kantor. Takut kita akan terjebak macet nanti." Tunjuk Akira pada salah satu restoran yang memotong ucapan Bram baru ingin bertanya pada wanita itu.
Terlihat Bram menarik nafas karena begitu cepat mereka di atas mobil sudah turun lagi.
Waktu kebersamaanku dengannya terbuang sia-sia di atas mobil!
"Ya sudah, aku cari parkiran dulu ya, semoga saja ada yang kosong." Jawab Bram memutari mobil mencari parkiran.
Mereka berempat turun dari mobil melangkah masuk ke dalam restoran yang Akira pilih tak jauh dari kantor Abnan.
Keempat mengambil tempat duduk masing-masing. Bram ingin duduk di sebelah Akira, tapi dia sudah didahului oleh Abnan. Terpaksa pria itu duduk di sebelah Yumi yang tinggal hanya satu kursi kosong saja lagi.
Meja yang mereka duduki memang hanya memiliki 4 kursi saja.
"Kau mau pesan apa, Akira?" Tanya Bram begitu perhatian pada Akira.
Sepertinya laki-laki itu memang memiliki rasa berbeda pada Akira.
"Apa saja Kak, yang penting tidak mengandung kacang." Jawab wanita itu dengan mata tertuju pada ponsel.
"Kau alergi dengan kacang?" Bram terlihat penasaran saat mendengar wanita itu yang berkata tak mau makanan yang terbuat dari kacang.
Wanita itu mengangkat sekilas pandangan kemudian tersenyum, kembali melihat ke arah ponsel di tangannya.
"Tidak juga Kak Bram. Hanya saja kalau aku sudah mengkonsumsi makanan yang berisikan kacang, aku suka jerawatan." Jawab wanita itu santai.
Sedangkan Abnan dan Yumi seperti obat nyamuk sedang menemani pasangan kekasih makan siang bersama.
"Ah, aku pikirkan kenapa tadi." Kata Bram tersenyum kemudian memesan makanan.
Begitupun dengan Akira, Abnan, dan juga Yumi. Mereka semua memesan makanan.
Hanya beberapa menit saja pesanan mereka sudah tiba siap untuk disajikan dan disantap.
Tak ingin berlama-lama berada dalam restoran yang akan membuat dia terlambat masuk bekerja, Akira terlihat makan dengan lahap sesekali melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.
"Akira, apa kau sudah punya pacar?" Tanya Bram di tengah lahapnya wanita itu makan.
Uhuk uhuk uhuk
Pertanyaan Bram membuat Akira tersedak.
Bram maupun Abnan segera mendorong minuman mereka untuk Akira.
Akira yang sudah tersedak tak tahu minuman siapa dia main tarik saja segera membasahi tenggorokannya yang tersedak.
Bram terlihat kecewa berpikir Akira lebih memilih meminum punya Abnan di bandingkan minumannya. Padahal wanita itu tak tahu siapa minuman yang dia minum karena sudah tersedak.
"Makan kok nggak hati-hati! Ya gitu, udah tersedak kan." Yumi terlihat iri pada Akira berpikir wanita itu hanya coba menarik perhatian Abnan dan Bram saja.
Dasar kelinci picik!
Akira tak menjawab umpatan Yumi.
"Dilanjut lagi makannya." Kata Bram.
Akira tersenyum kembali melanjutkan makan siangnya.
"Oya, aku lupa. Semalam kamu tertinggal ini di mobil aku, Akira." Bram mengeluarkan sapu tangan Akira yang tertinggal semalam di mobil pria itu saat Bram mengantarnya pulang.
Abnan yang ingin menyuapi makanan ke mulutnya. Terhenti tika mendengar Bram semalam bersama dengan istrinya.
.😁😁
yumi sewot aja liat abnan tertawa klo km tau bahwa akira istri abnan lgsg kena serangan jantung km🤣🤣🤣🤣