Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Hidup Bimo kacau pasca di tinggal Ima dan putranya. Sudah banyak tempat ia telusuri tapi belum ada nampak jejak dari istrinya.
"Ima kamu di mana,sayang. Maafin mas,Ima. Mas ngaku salah, tolong kembali sayang. Kita mulai dari awal lagi semuanya." Bimo menangis sambil memukul stir mobilnya.
Rasa capek setelah seharian bekerja tidak jadi penghalang bagi dirinya untuk berkeliling mencari istri dan anaknya.
"Assalamualaikum, ma." sapa Bimo saat masuk kedalam rumah. Semenjak ditinggal Ima Bimo memilih tinggal di rumah kedua orang tuanya.
Selain merasa kesepian ia juga menghindari putri yang tiap hari selalu saja datang ke rumahnya. Perempuan itu tak bosan - bosannya menganggu hidup Bimo.
Kenyataan pahit yang harus ia terima ternyata Putri selama ini cuma pura - pura hamil hanya untuk meminta Bimo untuk segera menikahi dirinya. Putri tidak mau hidup susah karna selama ini sudah merasa hidup enak dengan fasilitas yang Bimo berikan.
Betapa murkanya Bimo saat itu,ia langsung memecat Putri dan mengusirnya dari apartemen yang selama ini ia tempati. Ia merasa di bohongi untung saja ia tidak jadi menikahi Putri,entah bagaimana hidup Bimo.
"Gimana,apa sudah ada kabar tentang keberadaan Ima?" tanya Mama Bimo membuyarkan lamunan Bimo.
"Belum,ma." jawab Bimo lesu.
"Ya sudah sana kamu bersih - bersih dan istirahat."perintah mama,ia merasa kasihan melihat keadaan putranya yang tidak bersemangat. Tapi itulah balasan yang setimpal yang harus Bimo terima atas perbuatannya di masa lalu. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab.
"Moga Ima cepat ditemukan?"Doa mama dalam hati.
Sementara ditempat lain, tangisan bocah membuat seorang perempuan lari tergopoh - gopoh menghampiri asal suara tangisan.
"Eh anak ibu sudah bangun. Haus ya,tunggu bentar ya. Ibu buatkan dulu susunya." Bocah laki - laki itu mengerti perkataan dari perempuan yang dipanggil ibu.
Perempuan itu dengan cekatan membuatkan susu formula untuk putranya yang berumur dua tahun lebih. Bocah laki - laki itu langsung menerima susu dari ibunya dan langsung meminumnya hingga tandas tak tersisa.
"Anak ibu pintar." Perempuan itu mengacak kepala anak laki - laki itu dan mengambil gelas bekas minum susunya.
"Ibu peluk." Bocah laki - laki itu merentangkan tangannya,membuat perempuan itu tersenyum dan langsung memeluk putranya.
"Azzam mandi dulu,yuk. Bau asem." Perempuan itu pura - pura memutup hidungnya. Azzam mengangguk dan turun dari ranjang tua yang ada di kamar itu.
"Ima,Azzam sudah bangun belum?" terdengar suara perempuan dari luar pintu kamar.
"Sudah,bu." Perempuan itu adalah Ima langsung menggendong putranya keluar.
"Cucu nenek sudah bangun. Mau mandi ya?" ujar umi Ima.
"Iya,nek. Azzam mandi dulu." bukanya Azzam yang menjawab malah Ima yang berbicara dengan gaya anak kecil.
Begitulah rutinitas Ima semenjak jadi ibu,ia mengurus putranya bersama Abi dan Uminya sembari menjaga toko sembako yang ada disebelah rumah mereka.
Toko yang dibangun oleh kedua orang tuanya dari gaji uang selama ini ia sisihkan untuk kedua orang tuanya. Sedangkan uang pemberian suaminya ia belikan sawahh dan kebun sawit.
Dari hasil sawah dan kebun itulah menompang ekonomi mereka. Ditambah dengan penghasilan dari toko. Hidup mereka lebih dari cukup.
Keluarga Ima yang dulu hidup serba kekurangan siapa sangka akan berubah. Tapi mereka tidak lantas sombong karna sudah mempunyai penghasilan yang lebih,mereka tetap seperti dulu hidup sederhana dan membantu orang yang membutuhkan. Dari penghasilan toko,sawah dan kebun selalu di sisihkan untuk orang - orang yang kurang mampu.