NovelToon NovelToon
Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Teen School/College / Persahabatan / Anime / Preman
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Aren adalah seorang murid SMA di Bekasi, sebuah sekolah yang hampir seluruh siswanya adalah laki-laki dan gemar berkelahi. Dalam lingkungan yang keras dan penuh persaingan ini, Aren lebih memilih menikmati ketenangan dan menghindari konflik. Namun, SMA Bekasi memiliki sistem unik di mana siswa terkuat menjadi pemimpin, menguasai sekolah dengan kekuasaan absolut.

Meskipun tidak tertarik pada kekuasaan, kehidupan Aren mulai berubah ketika ia terus-menerus terseret ke dalam masalah yang tak bisa dihindarinya. Konflik demi konflik yang dihadapinya menguji batas kesabarannya. Keadaan yang awalnya terlihat membosankan mulai menjadi lebih menarik dan penuh tantangan.

Apakah Aren akan tetap bertahan dengan prinsipnya, atau akankah ia terpaksa naik ke puncak kekuasaan sekolah? Perjalanan Aren dalam mengarungi dunia keras SMA Bekasi akan menentukan jawabannya.

#Soundtrack Yang Cocok Saat Baca
- [Unbreakable] GenerationsXTheRampage
- [Jump Around] DobermanInfinity
- [Break Into The Dark]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keramaian Disebuah Klub Malam (Arc-Geng Motor Bagian 1)

Aren yang awalnya merasa tertekan dengan keadaan kondisi Sano. Kini sudah menjadi meluap semangat setelah menyelesaikan pertarungan dengan Ash. Aren lebih terbuka.

Malam itu, saat Aren berjalan pulang, pikirannya terusik oleh perasaan bahwa ada sesuatu yang penting yang terlupakan. Dia mencoba mencari ponselnya di saku, namun tidak ketemu. Setelah diingat-ingat, dia menyadari bahwa ponselnya tertinggal di rumah.

Dengan sedikit ragu, dia memutuskan untuk berjalan menuju rumah Maria. Hujan masih turun, meskipun tidak sederas sebelumnya. Jalanan yang basah dan sepi memberikan suasana yang tenang namun dingin.

Sesampainya di rumah Maria, Aren menekan tombol bel. Suara bel menggema di dalam rumah. Maria, yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu, terkejut saat mendengar bel rumahnya berbunyi. Dia berjalan menuju jendela untuk mengintip siapa yang datang.

Ketika melihat Aren, Maria terkejut.

"Aren? Malam-malam begini?" Maria berkata dalam hati, merasa sedikit cemas dan penasaran.

Dia segera bergegas membuka pintu. Aren berdiri di sana, basah kuyup dan terlihat lelah.

"Aren, ada apa? Kenapa kamu basah kuyup begini?" tanya Maria, suaranya penuh keprihatinan.

Aren menghela napas sebelum menjawab, "Aku butuh bicara, Maria. Ada sesuatu yang penting."

Maria mengangguk, lalu membuka pintu lebih lebar, mengisyaratkan Aren untuk masuk. "Masuklah, jangan sampai kamu sakit. Kita bisa bicara di dalam."

Aren mengikutinya masuk ke dalam rumah, merasakan kehangatan yang menyambutnya. Maria segera memberikan handuk kepada Aren untuk mengeringkan diri.

"Terima kasih, Maria," ujar Aren sambil mengeringkan rambutnya. "Maaf mengganggumu malam-malam begini."

Maria tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Aren. Kamu selalu bisa datang kapan saja,"

Suasana di dalam rumah Maria benar-benar rapi dan tenang. Semua barang tertata dengan baik, memberikan kesan bahwa rumah tersebut selalu terjaga kebersihannya. Sepertinya kedua orang tua Maria sedang pergi bekerja, membuat rumah itu terasa sepi namun nyaman.

Aren duduk di sofa, merasakan kehangatan dan kenyamanan rumah Maria. Ketika dia memperhatikan Maria yang sedang menyiapkan minuman hangat untuknya, dia merona. Dia menyadari betapa dia melupakan betapa dekatnya Maria dan betapa pentingnya keberadaannya di saat-saat seperti ini.

Maria duduk di seberangnya, menyerahkan secangkir teh hangat. "Nah, ceritakan padaku, Aren. Apa yang terjadi?"

Aren menghela napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. Saat itu Aren langsung menceritakan seluruh kejadian yang menimpa Sano.

Mendengar itu, Maria menatap Aren dengan penuh perhatian. "Aku khawatir Mulan akan sangat sedih mendengar ini. Karena Sano adalah pacarnya, dan aku tahu Mulan pasti akan merasa terpukul. Baiklah aku akan menemani Mulan besok. Dia pasti butuh dukungan aku."

Kemudian Aren terlihat merona tiba-tiba, merasa sedikit canggung. Dia ragu sejenak, berusaha mencari kata-kata yang tepat. Maria memperhatikan perubahan sikapnya, penasaran namun menunggu dengan sabar.

Aren akhirnya berbicara, suaranya sedikit gugup. "Maria, aku ingin bertanya sesuatu... tapi ini agak aneh."

Maria tersenyum lembut, mencoba membuatnya merasa nyaman. "Tidak apa-apa, Aren. Kamu bisa bertanya apa saja."

Aren mengalihkan pandangannya sejenak, kemudian menatap Maria dengan serius. "Aku... aku tidak terlalu paham tentang... pacaran. Maksudku, bagaimana rasanya? Apa yang seharusnya dilakukan? tapi aku tidak benar-benar mengerti."

Maria tertawa kecil, merasa senang dengan kepolosan Aren. "Aren, tidak ada yang aneh tentang itu. Pacaran adalah tentang mengenal seseorang lebih dalam, berbagi waktu bersama, dan saling mendukung. Ini tentang menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan, menghargai satu sama lain, dan belajar dari setiap momen yang kamu habiskan bersama."

Aren mengangguk, mencoba memahami. "Maria tau banyak ya,"

Maria menatapnya dengan lembut. "Kamu pasti akan menemukannya juga, Aren."

Aren berdiri dan melihat jam di dinding. Sudah cukup malam, dan dia tidak ingin merepotkan Maria lebih lama.

"Maria. Aku sebaiknya pulang sekarang," kata Aren sambil tersenyum. "Maaf kalau kedatanganku mendadak."

Maria mengangguk dan tersenyum. "Tidak masalah, Aren. Kalau butuh apapun lagi hubungi saja aku."

Aren berjalan menuju pintu. Sebelum membuka, dia berhenti sejenak dan menoleh kembali ke Maria. "Terima kasih, Maria."

Maria melambai pelan. "Sama-sama, Aren. Sampai jumpa besok."

Aren membuka pintu dan melangkah keluar, udara malam yang sejuk langsung menyambutnya. Dia merasa lebih ringan setelah percakapan itu, seolah beban yang ada di pikirannya sedikit terangkat.

Di tengah malam yang gemerlap, di dalam sebuah gedung klub malam yang penuh dengan cahaya warna-warni, suasana sangat ramai dengan dentuman musik yang menggetarkan lantai.

Kerumunan orang berdisko, menikmati setiap detik hiburan malam itu. Di tengah kerumunan, Bule dan anak buahnya terlihat asyik bergoyang mengikuti irama musik yang dimainkan.

Di atas panggung, Jax Logan, seorang pria dengan kepala botak mengilap, memegang mikrofon dengan penuh percaya diri. Suaranya yang merdu mengalun, membawa suasana klub malam itu ke dalam euforia yang luar biasa.

Dia bernyanyi dengan lirik yang sengaja dibuat untuk menghina sekolah-sekolah yang pernah mereka kalahkan.

"Anak SMA Kemayoran, tidak ada jagoan yang paling kuat~ Bekasi hanya cerita, tinggal kenangan yang lewat~ Tak ada yang bisa menandingi, kita yang paling hebat~ Semua sekolah di bawah kita, terhina dan tersesat."

Kerumunan bersorak, menikmati setiap bait yang dilantunkan Jax. Bule tertawa keras, mengangkat gelasnya tinggi-tinggi, memimpin anak buahnya dalam sebuah paduan suara ejekan.

Mereka bernyanyi bersama, mengikuti lirik yang terus-menerus meremehkan dan menghina lawan-lawannya.

Di sudut lain klub, seseorang yang tidak dikenali dengan hoodie menutupi wajahnya, memperhatikan dengan seksama.

Matanya tajam, mengamati setiap gerakan Bule dan Jax. Dia merasakan amarah yang membara di dalam dadanya mendengar ejekan itu.

Suasana klub malam semakin liar, namun di dalam kerumunan yang bersorak, ketegangan mulai merayap. Orang-orang terus berdansa, tapi awan gelap mulai menyelimuti.

Di tengah keramaian klub malam, orang yang mengenakan hoodie itu bernama Van Suzaki berdiri dengan tenang, meskipun matanya memancarkan ketegangan yang tajam.

kemudian seseorang menghampirinya mengenakan pakaian putih mewah yang terlihat misterius dengan Topeng pesta yang menutupi sebagian wajahnya.

Dengan sikap angkuh yang menunjukkan status sosialnya yang tinggi. Disana Suzaki berpaling kearah sosok itu, tidak lain adalah partnernya yang menikmati suasana disana.

"Derry, mereka sedikit menyebalkan," ujar Suzaki dengan nada datar, matanya tetap tertuju pada Bule dan Jax yang terus bernyanyi menghina.

"Apa yang kau katakan, nikmatilah pesta ini,"

"Aku tidak tertarik," jawab Van Suzaki nampak memandang bosan suasana disana.

Derry menyeringai, menunjukkan deretan giginya yang rapi. "Suzaki, mulai sekarang kau itu bawahanku, ingat itu!" katanya dengan nada penuh superioritas.

Suzaki mengangguk pelan. Suzaki begitu menghormati orang yang bernama Derry tersebut.

"Dengar baik-baik, Suzaki. Aku ingin kau berguna untukku. Setiap sekolah perlu tahu siapa yang sebenarnya berkuasa di kota ini," lanjut Derry sambil menepuk bahu Suzaki dengan tangan yang berlapis cincin emas.

Suzaki menarik napas dalam, menenangkan dirinya. "Baik, Derry. Aku akan pastikan mereka tahu siapa yang sebenarnya yang terkuat," jawabnya sambil melepaskan diri dari cengkeraman Derry.

Di tengah hingar-bingar musik dan sorak-sorai kerumunan, Suzaki mulai melangkah maju. Langkahnya mantap, penuh dengan tekad. Mata tajamnya tidak pernah lepas dari Bule dan Jax. Perlahan-lahan, suasana mulai berubah. Orang-orang yang berada di sekitar Suzaki mulai merasakan kehadirannya, dan satu per satu mereka mulai memperhatikan pergerakannya.

Bule, yang sedang asyik bergoyang, akhirnya melihat Suzaki yang mendekat. Dia berhenti sejenak, tertawa kecil. "Eh, lihat siapa yang datang! Mau ikut berdansa?" ejeknya dengan nada meremehkan.

Suzaki hanya tersenyum tipis, tidak terpengaruh oleh ejekan tersebut. "Aku di sini bukan untuk berdansa," katanya dengan suara rendah namun tegas.

Kemudian Suzaki berjalan santai melewati kerumunan kearah pintu keluar.

1
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
cerita yg menarik..
good job..👍
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
menarik, jgn hiatus dlu, selesaikan cerita ini sampai tamat../Determined//Determined//Determined/
Dzkii Flame
MANTAPPP GASS TRS THOR DITUNGGU UPDATENYA! 💗
Katsumi
bang jangan Hiatus ya bang😮‍💨 lagi seru-serunya
S.E Kagami: Okie dokie
total 1 replies
mochamad ribut
lanjutkan
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
Jimmy Avolution
ayo thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjutkan
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ceritanya kok gk ada keluarga Thor...

Suasana dirumah bersama ortu...
S.E Kagami: Fokus ke genre kak hehe.
total 1 replies
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
hadir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!