Kecelakaan yang membuatnya cacat dan berakhir menggunakan kursi roda membuat Zenita sang Nona muda gagal menikah dengan kekasihnya. Ia terpaksa harus menikah dengan supir pribadinya karena mempelai pria tidak datang ke pernikahan. Namun bagaimana jadinya jika keduanya sudah memiliki pujaan hati masing-masing namun dipaksa untuk bersama?
Apakah keduanya akan saling jatuh cinta seiring berjalannya waktu? Ataukah berakhir dengan perceraian?
Sementara sang mempelai pria yang tidak datang ke pernikahan itu kembali ke kehidupannya setelah pernikahan itu terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Franz berselingkuh
Franz memeluk Hazna erat. Ia juga begitu terpukul dan terluka. Semua ini juga salahnya, tidak seharusnya juga ia mengambil langkah sebesar ini. Bahkan ia sudah menyakiti kekasihnya sendiri.
"Tenanglah Hazna. Tidak ada yang berubah dariku."
Franz bingung harus mengatakan apa. Ingin berkata jujur pun ia tak sanggup untuk melukai hati kekasihnya lagi.
Mungkin aku perlu waktu yang tepat untuk menjelaskan semua ini padamu Hazna.
Akhirnya setelah beberapa saat hujan pun mereda. Suasana hati Hazna sedikit membaik, namun ia masih terdiam diri dan enggan untuk bicara.
"Sekarang kamu mau apa? Maafkan aku Hazna,jika aku sungguh melukai hatimu." Franz berbicara begitu lembut. Karena hanya ini yang bisa ia lakukan untuk menenangkan hatinya.
Hazna menggeleng kepala.
"Mintalah sesuatu. Kamu mau apa?"
"Aku tidak ingin apapun."
"Tapi kamu minta ke Hotel tadi, beneran?" Masih penasaran dengan permintaan itu. Karena dirasa ini tidak mungkin.
"Tidak. Aku hanya bercanda."
Ya aku sangat tahu kamu Hazna. Kamu tidak mungkin meminta hal seperti ini.
"Terus mau apa?"
"Laper, haus, jajan.. " Layaknya anak kecil yang meminta apapun yang dia inginkan sekarang.
"Ya sudah ayo kita ke resto"
"Gak mau. Aku maunya ke cafe yang biasa. Mau minum kopi."
"Ya sudah ayo kita kesana sambil makan"
Akhirnya keduanya langsung menuju ke tempat dimana keduanya selalu bertemu dan bersantai bersama.
Franz memesan banyak menu untuk sang kekasihnya itu. Ia hanya ingin menyenangkan hati Hazna hari ini.
*
*
Disisi lain Zenita dan Fara tampak begitu akrab mengobrol didalam kamar. Karena diluar suhu ruangan sungguh terasa panas. Mereka juga sejak tadi membicarakan apa yang ada dibenak masing-masing.
Ternyata Fara tak seburuk yang dibayangkan Zenita, ia termasuk anak yang mudah akrab dan banyak bercanda, ini membuat Zenita senang dan betah dirumah itu.
"Huaaa..." Zenita tampak menguap. Ia merasa mengantuk sekali.
"Nona ngantuk?"
"Iyaa. Aku selalu merasa ngantuk setelah minum obat. Oh iya jangan panggil aku Nona, panggil aku kakak saja. Biar aku tahu bagaimana rasanya punya adek. Aku merasa bosan mendengar kata itu Fara. Bahkan kakakmu selalu memanggilku Nona. Sama sekali tidak pernah menganggapku istri mungkin."
Kasihan sekali Nona. Ia terlihat sedih.
"Iya kakak. Kalau begitu Nona, eh, maksudnya kakak tidur saja. Apa mau tidur dikamar kak Franz. Disana lebih lega dibanding kamarku."
"Memang boleh? Ya aku ngantuk sekali Fara"
Terlihat sekali matanya yang sayu karena mengantuk. Bahkan tak tertahankan lagi rasa ngantuknya.
"Ya boleh dong Kak. Kan kakak istrinya"
Aku memang istrinya Fara. Tapi kakakmu milik wanita lain.
Fara pun mengantar Zenita tidur dikamar kakaknya. Mereka masih merahasiakan pernikahan ini dari ibunya. Walupun Nona tidur dikamar Franz ibu tidak mencurigai itu karena kamar Franz juga lebih rapi, bagus dan lebih besar dari kamar Zenita. Ini bisa dijadikan alasan oleh Fara pada ibunya. Tapi memang dari segi pandangan kamar Franz lebi rapi dan lebih pantas untuk Nona tidur dari kamar-kamar yang lain.
*
*
Kali ini Devin sedang dalam perjalanan. Ia terlihat sangat kesal hari ini.
"Sudah ku duga! Aku lalai sedikit saja sudah banyak yang korupsi!" Saat ini Devin sedang berkecamuk dengan pikirannya sendiri. Semuanya terasa berantakan. Beberapa anak buahnya dikantor mengkhianatinya dan menggelapkan uang perusahaan.
"Ada berapa banyak orang yang menggelapkan uang perusahaan Tuan Muda?"
" 4 orang. Aku tidak tahu masih ada yang lain lagi atau tidak. Ini masih tahap penyelidikan. Bahkan kerugian perusahaan mencapai 44 miliar. Apa mereka semua gila! Dikasih kepercayaan malah seperti ini!" Geram sendiri. Ia ingin sekali menghabisi mereka semua yang korupsi dan mengkhianatinya.
"Bersabarlah Tuan Muda. Aku turut perihatin atas semua ini."
"Sepertinya aku butuh kopi Lan. Bisa tolong belikan. Aku merasa stress!" Yang dimaksud Lan adalah Rolan. Ia asisten Devin sekaligus supir pribadinya. Rolan juga yang paling setia dan yang paling patuh akan Tuan mudanya itu.
"Baik Tuan Muda. Akan aku carikan cafe-cafe terdekat disini."
Kebetulan mereka sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan client penting mereka. Namun sepertinya Devin juga perlu kopi untuk merilekskan pikirannya.
Mobil pun tak terasa sudah terparkir dihalaman depan cafe yang letaknya cukup strategis itu. Devin hanya menunggu didalam mobil saja. Yang membeli kopi tentunya Rolan.
Kenapa semuanya terasa kacau sekali! Berani-beraninya mereka bermain-main denganku dan mengambil uang perusahaan!
Devin begitu kesal. Ia menggerutu sendiri sembari memutar otaknya untuk berpikir akan hukuman apa yang pantas bagi para pengkhianat-pengkhianat itu.
Namun pandangan dengan sekejap mengalihkan pikirannya.
"Tunggu. Apa aku salah liat?" Mengerutkan dahinya. Ia tertuju dengan pandangan yang begitu menarik sekarang. Bahkan kekesalannya langsung menghilang setelah melihat pemandangan itu.
"Haha... Astaga! Aku baru saja menemukan obat pusing ku! Ini sangat menarik. Bahkan pusing kepalaku langsung menghilang"
Tak lama Rolan pun kembali dengan membawa 2 gelas kopi. 1 untuknya 1 untuk Tuan Muda tentunya.
"Tuan Muda ini kopinya"
Bahkan Devin tak mendengarkan ucapan Rolan karena ia terlalu fokus memperhatikan sesuatu.
"Tuan muda.."
"Iya. Ah kau sudah kembali. Sini ada tugas penting untukmu!"
"Tugas? Tugas apa Tuan Muda?" Bingung sembari memberikan kopi itu pada Devin.
"Aku ingin bersantai-santai dulu disini sembari minum kopi. Kamu bersantailah disana. Maksudku, masuk dan duduk didalam cafe itu. Habis itu foto dan video mereka. Untuk bukti dan dokumentasi"
"Memang kenapa Tuan muda? Memang mereka siapa?"
"Kau tidak kenal dengannya? Perhatikan baik-baik siapa mereka. Sudah sana laksana. Aku kasih waktu kamu setengah jam untuk tugas ini"
"Baiklah Tuan Muda. Semuanya akan beres tenang saja"
Haha sudah kuduga! Mereka membohongi ku dibelakang! Mereka tidak saling mencintai kan. Buktinya Franz sedang bersama wanita lain sekarang.
Franz.. Franz... Rupanya kau pintar berselingkuh juga ya..
Seperti menemukan berlian. Entah tak sengaja atau memang takdir Tuhan. Devin sangat senang melihat perselingkuhan Franz itu. Artinya dia masih memiliki kesempatan emas untuknya kembali bersama Zenita.