Zoya Putri Sasmita tau dia seperti cari mati karena berani melamar kerja di perusahaan orang tua mantan temannya yang selalu membencinya waktu SMA.
Tapi prospek kerja di sana sangat menjanjikan. Apalagi dengan hobi travellingnya ya jing sering menyusahkan dompet kedua kakak laki lakinya.
Jika dirinya berhasi diterima, kedua kakaknya pasti akan sangat bersuka cita dan semakin mencintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjelasan Nathan
"Agni, kamu balik ke ruangan kamu," tegur Nathan sambil melangkah masuk ke ruangannya.
"Ya, Bang Nathan." Kemudian dia menoleh pada Zoya yang sedang tersenyum melihatnya.
"Aku bawa brosurnya, kak Zoya," ucapnya sambil pergi dengan tangan menggenggam beberapa brosur.
"Oke."
"Jangan lupa aku dikasih diskon, kak," serunya sambil pergi. Tawa pun terdengar dari bibirnya.
"Dasar anak itu," omel Indri dengan senyum lebarnya. Di tangannya pun sudah ada belasan brosur.
"Kita balik ke ruangan kita dulu, ya, Zoy," pamit Moana sambil menyeret Freya.
"Oke."
"Yup," sambung Indri mengikuti kedua sahabatnya.
Cleora menatap ketiga sahabatnya yang sudah menjauh.
"Aku tetap butuh penjelasan kamu," senyum Cleora sambil melangkah pergi.
"Ya."
Belum bisa sekarang ya, Cle, batin Zoya lega karema sahabatnya ngga memaksa lagi.
Setelah kepergian ketiganya, Zoya pun berkonsentrasi lagi dengan kerjaan di atas mejanya.
Bibirnya tersenyum karena tumpukan brosurnya sudah ngga bersisa.
Tumben Nathan ngga mengganggunya. Malah dia sekarang keluar lagi dari ruangannya tanpa menyapanya. Untungnya sudah ngga ada jadwal meeting atau ketemu klien.
Zoya pun diam aja, dia masih sungkan dengan kejadian kemarin.
Membayangkannya saja wajah Zoya sudah memerah karena malu.
Betapa dekatnya mereka saat itu. Zoya sangat takut kalo Nathan mendengar suara degup jantungnya yang sangat keras.
*
*
*
"Keluarga Zoya pernah bermasalah dengan Om Sudjatmoko," jelas Nathan tanpa basa basi saat dia masuk ke ruangan adiknya.
Clleora yang heran dengan kehadiran Nathan yang tiba tiba, tambah terkejut lagi saat mendengar kata kata kembarannya.
"Maksudnya? Kok, bisa?" Cleora sampai bangkit dan mendekati kembarannya yang duduk di sofa tamu.
"Felicia dulu pacarnya Bang Dirga."
Cleora terpaku, menatap Nathan dengan tatapan heran. Dia malah baru tau tentang ini.
Saking kagetnya dia ngga sempat protes atas panggilan yang ngga adil dari Nathan untuk Kak Feli.
Setaunya Kak Felicia seumuran dengan Bang Nathan.
"Om Sudjatmoko menentang hubungan mereka. Bang Dirga sampai koma karena dihajar orang orang Om Sudjatmoko. Setelah itu keluarga Zoya pindah karena untuk menghindari konflik lagi."
Cleora sampai menutup mulutnya yang menganga akibat penjelasan Nathan. Dia kaget luar biasa.
"Ka kapan itu?" tanyanya terbata.
"Setelah kita pindah."
Hening.
Tanpa.sadar air mata Cleora menetes. Ngga bisa membayangkan betapa paniknya Zoya dan keluarganya saat tau Bang Dirga koma. Ngga disangkanya Zoya menyimpan luka sedalam itu.
"Kemarin Zoya ketemu Felicia. Sialnya aku sudah menandatangani kontrak kerjasama. Cuma kamu yang aku harapkan menemaniku setiap ada pertemuan dengan Felicia. Kemarin Zoya begitu shock sangat ketemu Felicia. Dia ketakutan. Aku bisa lihat itu di matanya."
Cleora ngga menjawab. Dia membisu.
Zoya ketakutan?
Rasanya dia ngga pernah lihat Zoya takut akan sesuatu.
Mungkin Zoya takut Bang Dirga ada apa apa lagi.
Gila, membayangkan Bang Dirga koma sangat sulit. Laki laki yang sangat menyayangi adiknya dan suka bercanda, harus terbaring diam ngga bergerak.
Cleora menghembuskan nafas berat.
Rupanya ada kisah cinta yang lebih berat dari kisahnya dengan Jeff.
Ngga dia sangka Om Sudjatmoko yang ramah dan penyayang itu bisa sangat kejan dengan Bang Dirga.
"Sekarang Felicia belum punya kekasih. Tqpi aku dengar dia akan ditunangkan. Kalo Bang Dirga, aku ngga tau apa sudah punya pacar atau belum."
"Maksudnya Bang Dirga bisa jadi ancaman gagalnya pertunangan Kak Feli?" Bibir Cleora bergetar sangat mengatakannya.
"Mungkin. Apalagi kalo Om Sudjatmoko tau Bang Dirga dan keluarganya sudah balik lagi ke sini."
Keduanya saling pandang.
"Oke, aku akan menggantikan Zoya tiap bertemu klien Om Sudjatmoko," putus Cleora. Tapi ngga tau sampai berapa lama bisa menyembunyikan Zoya.
"Oke. Aku balik ke ruanganku dulu.
Sepeninggal Nathan, Cleora mengusap air matanya gusar.
Ngga nyangka sahabatnya dan keluarganya mengalami hal buruk setelah dia dan keluaganya pindah ke luar negeri.
