NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Anna mengambil android di kamar. Lalu menghampiri Azzam dan membacakan nomer teleponnya. Mereka tak sadar bila ada yang mengawasi mereka dari balik tembok yang tingginya satu meter setengah.

Ting!

"Itu pesan dariku, ya Ann?"

Anna menggelengkan kepala. "Ini dari bu RT, minta besok aku ... ?"

Azzam mengerutkan kening karena tatapan mata Anna berkaca-kaca lalu menggosok mata hazel itu hingga kelembaban itu berpindah ke punggung tangan.

"Masak-masak!" Anna sedikit menjerit. "Aku diundang masak bu rt Ya Allah!"

"Kamu tidak capek, Nna?" Azzam memang turut bahagia tetapi suara Anna yang bergetar karena senang itu membuatnya jadi berpikir. Kenapa Anna tidak menerima lamarannya saja lalu tak perlu bersusah-susah mencari uang lagi?

Anna menggelengkan kepala. "Tidak ada kata capek. Alhamdulillah Ya Allah." Dia bersyukur bukan main dengan rejeki tak terduga ini.

..."Fa bi' ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān."...

...Artinya: "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"...

...Menurut Tafsir Al-Wajiz oleh Syaikh Prof Dr Wahbah az-Zuhaili, surat Ar Rahman ayat 13 menjadi sebuah bentuk pemberitahuan kepada manusia dan jin....

"Sekarang kenapa kamu sedih, Anna?"

"Itu hasil tesku belum keluar. Gimana ya Bang aku nggak tahu apa aku nularin penyakit atau nggak. Masaknya itu lusa pagi, di tempat bu rt. Dan ... hasilnya tesku kan baru keluar siangnya?"

Azzam menggaruk alis kiri. "Heran aku, setahuku, kalau hasil cek dari alat tbc terbaru, bisa keluar dalam dua jam. Tetapi entah kenapa mereka menunggu sampai tiga hari. Ayo kita ke lab saja periksa secara mandiri."

Anna menggigit bibir bawah. Berapa biayanya?

"Ayo Ann. Ma'af kali ini kamu ikut Abang saja, nanti Abang yang menanggung biayanya dulu!"

"Tapi?"

"Sudah cepat, ambil tasmu, mumpung belum jam tujuh. Sekalian mampir ke abi."

Tetangga itu turun dari kursi dibantu suaminya. Tentu dengan mulut masih ternganga walaupun dia tak jelas mendengar apa. "Mereka mau pergi," bisiknya. "Ikutin yuk A'!"

"Ngapain! Paling ke rumah sakit, Neng!"

"Hich! Siapa tahu mereka mau ke hotel. A'a nggak tahu apa? Banyak yang bilang Anna itu ikut aliran sesat. Ada juga yang bilang terindikasi teroris. Atau jangan-jangan memang dia ikut aliran sesat buat nggaet laki-laki? Nah, buktinya sekarang Anna pergi dengan anak orang kaya! Pastilah dia ikut aliran sesat!"

Sang suami menganggukkan-angguk. "Ya sudah pake helm!"

Mereka bersiap-siapa lalu mengikuti Anna yang berhenti di tempat cek kesehatan. Mereka mengikuti kembali Anna sampai ke rumah sakit.

Ketika ada petugas lewat, Esih menanyakan penyakit tetangganya, tetapi sayangnya itu dirahasiakan! Esih tentu makin penasaran.

*

Anna duduk di samping umi, setelah menjenguk abi.

"Ini ponsel darimana?" Tanya umi pada Anna heran saat diberi hape bertulis nokia.

Azzam yang duduk di kursi seberang, mengerutkan kening saat Anna berbisik lalu umi mengangguk-angguk.

"Ya sudah kamu pulang saja, sudah jam delapan. Nak Azzam juga mungkin mau istirahat." Sarah menggaruk bajunya, selain dia belum ganti baju dari kemarin, ya kebetulan nyamuknya juga banyak.

"Ya Umi, sebentar Anna ke kamar mandi."

Sarah mendekat ke Azzam. "Nak, tolong anterin anak Umi. Jangan macem-macem, ya!"

Azzam tersenyum malu. "Anna tahu, Umi. Umi bisa percaya dengan Azzam."

Umi mengangguk dan mengaminkan perkataan Azzam sambil memanjatkan doa semoga anaknya terjaga dari segala hal tidak baik.

Ketika Anna kembali ke tempat medical check up dan mengambil hasil tesnya, yang lokasinya tidak jauh dari rumah sakit. Dia menangis di mobil setelah membaca hasilnya positif!

Azzam menoleh ke samping memandangi Anna yang kepalanya tersorot dari cahaya lampu penerang jalan, mata hazel itu begitu tak bersinar.

"Nna, walaupun hasil GeneXpert ini memang cepat, tetapi ....Ah begini! Jadi besok ... pagi-pagi, kita langsung rontgen saja. Siapa tahu hasil rontgennya itu nanti negatif. Mungkin saja kamu hanya terpapar." Azzam mendadak bingung dan mengkhawatirkan kondisi Anna.

*Pemeriksaan GeneXpert merupakan suatu tes molekuler berbasis PCR, yaitu tes amplifikasi asam nukleat secara automatis sebagai sarana deteksi TB dan uji kepekaan untuk Rifampisin (salah satu obat TB).

Dengan kata lain, pemeriksaan dengan alat ini langsung meneliti dan mengurai DNA bakteri, sehingga hasil pemeriksaannya lebih akurat jika dibandingkan dengan metode pemeriksaan konvensional yang, menggunakan mikroskop.

Pemeriksaan ini juga lebih cepat karena hasilnya dapat diketahui hanya dalam waktu 1 - 2 jam saja.

Dengan alat ini, pasien TB awal yang jumlah BTAnya tidak terdeteksi dengan pemeriksaan BTA mikroskopik dan pasien TB yang kebal terhadap Rifampisin akan bisa terdeteksi serta, mempercepat penanganan dan pengobatan.

*

Keesokannya Juminten menghentikan motor Vario di depan rumah Anna. Ia melirik dengan sengit pada gadis itu yang duduk di dekat pintu terbuka. Anna sedang duduk memetiki kangkung dengan melamun.

Juminten berjalan cepat ke warung sambil menenteng gas melon. "Pak Jhon, gasnya masih?"

John yang berkepala plontos bangkit dari kursi di samping pintu, lalu mengambil kunci. "Masih! Masih satu! Rejekinya Bu Jum ini."

"Eh, Pak Jhon pernah bilang katanya rumah pojok yang rumahnya bagus dan kedatangan orang-orang bermobil, katanya orang pintar ya?"

Jhon melepaskan gembok dari rantai dan berhenti sejenak lalu menatap tetangganya. "Kenapa?"

"Dulu Pak Jhon sering ke sana lho, aku sering lihat. Bolak-balik." Juminten tak sabar saat Jhon melepaskan rantai dari lubang pegangan gas melon. Setelah tabung kosong itu dirantai dan digembok bersama tabung lainnya, lantas lelaki yang mata kirinya ada katarak lalu menatapnya begitu dalam.

"Enggak. Saya ke sana hanya antar pesanan aqua dan rokok."

"Alah bohong! Dari mata kamu itu tersirat, Pak Jhon kalau kamu_"

"Itu hanya dulu sebelum aku tahu kalau sholat saya tidak akan diterima selama 40 hari kalau saya musyrik!" lirihnya sedikit kesal.

"Manjur nggak?"

"Lupa."

"Yah, manjur! Aku tahu dulu warungmu paling laris sebelum ada warungnya Bu Winarsih."

"Sekarang kamu sepi banged, barang daganganmu kadang tiga bulan lagi expired!" cibir Juminten.

Bibir Jhon berkedut. Dia diam membisu, menarik uang 50 dari tangan janda cerewet itu. Persis wataknya 11 : 12 sama Bu RW.

Jhon keluar dari pintu warung bagian belakang lalu menyerahkan uang kembalian tetapi tidak langsung diterima karena janda itu justru sedakep.

"Bayar berapa ke sana?"

"Seikhlasnya .... ngapain tanya-tanya!" Pak Jhon menggoyangkan tangannya agar uang kembalian itu segera diterima oleh sang tetangga.

"Nanya saja apa nggak boleh? Udah kembaliannya buat kamu!"

Jhon menatap kepergian Mba Jum yang tinggal di rumah pojok milik menantunya yang seorang PNS. Matanya lalu melotot, jangan-jangan janda itu mau kawin lagi atau minta ajian welas asih agar menantunya mau menurut! pikir Jhon.

Juminten melirik rumah Anna sambil menaruh gas melon di deck motor. Baru dia menstater motor, lalu muncul Esih yang bersiul dengan dua jari lalu melambaikan tangan agar dia mendekat. Dia pun dengan penasaran memajukan motor ke rumah Esih - yang tepatnya di sebelah rumah Anna.

"Bu Jum, dengerin ya, aku nggak tahu mau cerita ke siapa! Semalam aku dan A'a, ngikutin Anna. Anna naik mobil bagus milik si bule. Ituloh, bule temannya Damar itu. Ibu, tahu ke mana mereka?"

Jum dengan mata melebar, memasang telinganya kuat-kuat. Dia menarik Esih melewati selokan dan berdiri di balik tembok lalu melirik sekitar. Aman. Dia menatap wanita berusia 35 an itu. "Kemana mereka, Neng?"

"Mereka ke tempat medical check up! Pas keluar dari sana, Anna memegangi kertas dan terlihat tak bernyawa pokoknya sedih banget! Terus, kelihatan di dalam mobil nangis-nangis dan pemuda itu terus ngelihat Anna. Mereka duduk bersebelahan begitu, dekat banget, ich! Seolah mereka sudah kenal lama!"

"Nangis-nangis ... habis chek up?" Juminten meremas kunci motor ditangannya dengan berpikir keras. Matanya menjadi begitu tajam, pantas Anna tadi melamun. "Jangan-jangan Anna hamil! Makannya Hamdan sakit! Pasti karena Anna hamil?"

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!