NovelToon NovelToon
Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Teen School/College / Persahabatan / Anime / Preman
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Aren adalah seorang murid SMA di Bekasi, sebuah sekolah yang hampir seluruh siswanya adalah laki-laki dan gemar berkelahi. Dalam lingkungan yang keras dan penuh persaingan ini, Aren lebih memilih menikmati ketenangan dan menghindari konflik. Namun, SMA Bekasi memiliki sistem unik di mana siswa terkuat menjadi pemimpin, menguasai sekolah dengan kekuasaan absolut.

Meskipun tidak tertarik pada kekuasaan, kehidupan Aren mulai berubah ketika ia terus-menerus terseret ke dalam masalah yang tak bisa dihindarinya. Konflik demi konflik yang dihadapinya menguji batas kesabarannya. Keadaan yang awalnya terlihat membosankan mulai menjadi lebih menarik dan penuh tantangan.

Apakah Aren akan tetap bertahan dengan prinsipnya, atau akankah ia terpaksa naik ke puncak kekuasaan sekolah? Perjalanan Aren dalam mengarungi dunia keras SMA Bekasi akan menentukan jawabannya.

#Soundtrack Yang Cocok Saat Baca
- [Unbreakable] GenerationsXTheRampage
- [Jump Around] DobermanInfinity
- [Break Into The Dark]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemimpin Yang Mengecewakan!

Di belakang sekolah, berdiri sebuah gedung kumuh yang tampak lusuh dan terabaikan. Tembok-temboknya dipenuhi dengan coretan kaligrafi yang penuh warna, menandakan tangan-tangan kreatif namun nakal yang sering mengunjungi tempat itu.

Setiap koridor di dalam gedung tampak suram dan kotor, dengan lantai berdebu dan atap yang mulai runtuh di beberapa tempat.

Di setiap sudut koridor, terlihat kelompok berandalan yang nongkrong dengan santai. Mereka duduk di lantai atau bersandar di dinding, sebagian merokok, dan lainnya berbicara dengan suara keras. Wajah-wajah mereka menunjukkan ekspresi acuh tak acuh, sementara mata mereka memandang tajam setiap orang yang lewat.

Aroma tembakau dan sisa-sisa makanan yang membusuk memenuhi udara, menambah kesan kumuh dan seram dari gedung tersebut.

Di dalam gedung yang kumuh itu, suasana terasa suram dan penuh dengan aroma lembap. Dinding-dindingnya yang kusam dan retak dihiasi coretan grafiti, sementara lantainya dipenuhi dengan sampah dan kertas-kertas yang berserakan.

Seseorang melangkah dengan santai, tatapannya lurus ke depan, mengabaikan sekelilingnya yang penuh kekacauan.

Langkah-langkahnya terdengar santai dan berirama, menimbulkan gema di koridor yang sempit.

Di sekitarnya, orang-orang yang tadinya sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, seketika berhenti dan menundukkan kepala dengan rasa hormat yang jelas. Mata mereka menghindari tatapannya, seakan tidak berani menatap langsung sosok yang melintas di hadapan mereka.

Aura wibawa dan kekuatan dari orang itu terasa begitu kuat, menciptakan suasana yang hening dan penuh penghormatan di tengah-tengah lingkungan yang biasanya riuh dan kacau.

Kemudian, suasana tegang terasa di udara. Aren, Ash, Alvin yang masih dengan perban di beberapa bagian tubuhnya, Mulan, dan Sano semuanya berkumpul, menunggu seseorang yang dikatakan sebagai orang yang telah mencapai puncak kekuasaan di lingkungan sekolah.

Aren duduk dengan wajah kesal, mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai dengan tidak sabar. "Berapa lama lagi kita harus menunggu dia?" gerutunya, menatap Ash dengan tajam.

Ash menghela napas, mencoba memberikan peringatan dengan penuh tekanan kepada Aren. "Aren, sekali lagi. Jangan pernah menantang dia, aku tau kau ingin sekali mencoba merasakan pukulan orang itu, tapi untuk sekarang sebaiknya kau jangan gegabah."

Mulan, yang berdiri di sudut ruangan dengan tangan terlipat, menatap Aren dengan tatapan tajam. "Kalau kau tidak bisa menunggu, kau bisa pergi. Tapi kalau kau ingin melihat orang itu, jangan merengek lagi seperti anak kecil."

Alvin, yang masih tampak lemah tetapi berusaha menunjukkan kekuatan, hanya duduk diam, mendengarkan percakapan di sekitarnya. Sano, di sisi lain, memandang pintu dengan penuh perhatian, menunggu tanda-tanda kedatangan orang tersebut.

Tiba-tiba, pintu markas terbuka perlahan. Semua mata tertuju ke arah pintu, dan suasana seketika berubah menjadi lebih tegang. Seorang pria bertubuh tinggi dan berwibawa memasuki ruangan. Rambutnya berwarna hitam pekat, dan tatapannya penuh karisma dan otoritas. Orang lain menyebut dia Ace.

Ketika Ace tiba di markas White Dragon bersama pengikut setianya, Alex dan Henry, dia langsung menyeringai melihat keadaan Alvin yang masih diperban. Suasana menjadi semakin tegang dengan kehadirannya.

Ace berbicara dengan nada ceria, "Oya Oya, mari kita lihat junior kita sekarang."

Namun Sano melihatnya dengan tatapan sinis, karena dia memang mengetahui sikap aslinya.

Tiba-tiba wajah ceria orang itu berubah menjadi sangat menyeramkan. Dia berbicara dengan nada bosan dan tajam. "Sebagai kelas satu. Ternyata kalian semua lemah. Tidak ada caranya kalian bisa mengalahkan SMA Kemayoran dengan kondisi seperti itu." Dia menatap tajam ke arah Sano, "Sano. Aku menerima undanganmu hanya untuk memperingatkan bahwa kelas tiga tidak akan turun tangan dalam masalah ini. Kalian harus menyelesaikannya masalah kalian sendiri, mengerti?"

Ucapan Ace membuat suasana semakin panas. Aren, yang sejak awal sudah kesal, merasa amarahnya memuncak. Dia ingin sekali menantang Ace, merasa harga dirinya terinjak-injak. Aren berdiri, menatap Ace dengan penuh kemarahan. "Jadi, kau orang yang sudah mencapai puncak itu? mengecewakan sekali!"

"Aku kira, pemimpin sekolah ini adalah pria sejati, tetapi apa yang aku temukan sekarang? Hanya orang bodoh sedang bermain-main otoritas disekolahan bodoh ini."

"Apa kau bilang?!" tiba-tiba pengikut Ace marah, dia bernama henry. Memakai masker hitam.

"Aren hentikan," ucap Sano, dia menatap sinis kepada seniornya itu.

Ace hanya tersenyum sinis. "Oh jadi kau yang bernama Aren itu, berhasil menumbangkan orang-orang kelas dua didistrik pasar,"

"Aku akui kau memiliki bakat yang bodoh, tapi aku melihat dimatamu kalau kau ini mudah takut dengan sesuatu yang terlihat kuat diatasmu, benar bukan?" imbuh Ace.

"Hah?! apa maksudmu, bodoh! gua gak paham sama sekali." balas Aren.

"Sudah kuduga," kata Ace nampak memandang bosan.

"Kalian semua hanya bermain-main berandalan tanpa mengetahui apa itu berandalan sesungguhnya," imbuhnya tajam.

Aren maju selangkah, amarahnya jelas terlihat. "Kau pikir aku lemah?"

Ash melangkah cepat dan menempatkan tangannya di dada Aren untuk menghentikannya.

Ace melihat interaksi itu dan tertawa kecil. "Lihat? kalian bahkan tidak bisa menjaga ketenangan di antara kalian sendiri."

Mulan yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara, "Ace, kita semua tahu situasinya sulit. Tapi dengan atau tanpa bantuanmu, kami akan melawan. Ini bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang harga diri."

Ace mengangkat alis, sedikit terkejut dengan keberanian Mulan. Namun, dia tetap tak bergeming. "Lakukan sesukamu. Tapi ingat, kelas tiga tidak akan terlibat. Kalian harus menyelesaikan masalah ini sendiri."

Dengan itu, Ace berbalik dan berjalan keluar bersama Alex dan Henry. Sebelum keluar, Alex menoleh dan berkata, "Semoga beruntung, anak kecil."

Ketika pintu tertutup, keheningan menyelimuti ruangan. Semua orang tampak kesal dan kecewa. Sano menatap Ash dan Aren, "Kita tidak bisa bergantung pada mereka. Kita harus mengandalkan kekuatan kita sendiri."

Ash diam seketika berbicara. "Kurasa, perkataan Ace benar. Kita tak akan mampu mengalahkan mereka ditambah kita kekurangan orang."

Sano nampak lelah, namun mencoba untuk tersenyum. "Apa yang kau pikirkan, kita akan bersenang-senang melawan mereka!"

Aren, yang masih dipenuhi kemarahan, menggertakkan giginya. "Sepertinya aku lebih ingin menghajar Ace daripada menghadapi SMA Kemayoran."

Mulan, yang selama ini berusaha tenang, menghela napas. "Kita harus fokus. Mulai sekarang, kita harus merencanakan langkah kita dengan hati-hati. Tidak ada ruang untuk kesalahan."

Ash berdiri nampak sudah memutuskan sesuatu yang selama ini ada dipikirannya. "Baiklah, Sano untuk sekarang Black Sacrifice dan White Dragon harus fokus untuk melawan Sekolah SMA Kemayoran, aku akan membawa seluruh pengikutku."

"Apakah kau sudah menambah Rio kedalam gengmu setelah Aren mengalahkan mereka?" tanya Sano.

Ash tersenyum, dia berhasil memanfaatkan Aren, dia merasa Aren adalah membawa keberuntungan.

Ash menatap Aren, sepertinya dia sudah tak mempermasalahkan itu. Malah dia ingin sekali menghajar orang yang bernama Ace itu.

"Aren, kau ingin membentuk geng bersamaku?" tanya Alvin tiba-tiba. Dengan wajah yang masih meninggalkan bekas memar.

"Hah? aku tidak ingin satu tim dengan orang babak belur seperti lu," ketus Aren.

Suasana itu nampak kembali ceria ketika Alvin berbicara mengajak Aren untuk membuat Geng.

"Dasar kalian bodoh." Kata Mulan, menatap tersenyum melihat mereka semua berkumpul bersama. Karena kedatangan Aren seperti menambah kekuatan Sekolah Bekasi menjadi tak terkalahkan.

1
Dzkii Flame
MANTAPPP GASS TRS THOR DITUNGGU UPDATENYA! 💗
Katsumi
bang jangan Hiatus ya bang😮‍💨 lagi seru-serunya
S.E Kagami: Okie dokie
total 1 replies
mochamad ribut
lanjutkan
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
Jimmy Avolution
ayo thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjutkan
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ceritanya kok gk ada keluarga Thor...

Suasana dirumah bersama ortu...
S.E Kagami: Fokus ke genre kak hehe.
total 1 replies
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
hadir
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!