NovelToon NovelToon
Hurt Be A Love

Hurt Be A Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:261.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Mati-matian Balqis Lalita Wiguna membela lelaki yang dia sayangi, ternyata hanya menimbulkan luka yang begitu dalam. Di mana bukan dia yang bersanding di pelaminan, melainkan wanita lain yang tidak dia kenal.

Dia kira cinta pertamanya akan mengajarkan banyak hal. Nyatanya, hanya meninggalkan luka dan sulit untuk disembuhkan.

Akankah ada seseorang yang berhasil menjadi obat penawar dari luka tak kasat mata yang Balqis derita? Dan bisa membuatnya kembali merasakan cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Celaka

Aqis segera keluar dari kosan di mana dia baru juga selesai mandi. Ojek online sudah menunggunya. Dia akan menuju rumah sakit karena dokter mengatakan jikalau Rio tidak ada di ruang perawatan, hanya menyisakan selang beserta botol infusan.

"Ke mana sih kamu, Kak?"

Di jalan pun Aqis mencoba untuk menghubungi Rio, tapi tak kunjung ada jawaban. Saking penasaran akan ucapan dokter, Aqis mengecek sendiri dan ternyata kamar perawatan itu kosong.

"Ahjussi."

Aqis segera menghubungi Restu, tapi sama saja seperti Rio. Tak dijawab sama sekali. Aqis berpikir cukup keras hingga dia menghubungi Erzan.

"Mana Abang Er tahu."

Namun, Aqis tak percaya begitu saja. Dia sangat tahu bagaimana Erzan yang sudah menjadi mafia remaja. Tidak ada yang tidak dia tahu.

"Enjan, gua mohon! Kondisi Kak Iyo belum stabil."

Sayangnya, Abang Er tak mau memberitahu. Hingga terdengar suara gemetar di balik sambungan telepon membuat Abang Er tak tega. Pada akhirnya, dia memberitahu di mana Rio berada.

Awalnya tak diberi ijin masuk oleh para pria berbadan kekar. Namun, mereka melihat ada rekan mereka yang memantau Aqis sambil menganggukkan kepala membuat Aqis bisa masuk dengan mudah. Langkah Aqis terhenti ketika dia mendengar suara yang begitu tinggi.

"'Lu ditolak Aqis karena gua. Jadi, celakai gua aja. Jangan celakai Aqis!"

Tubuh Aqis menegang mendengar kalimat yang keluar dari mulut Rio. Badannya sedikit gemetar ketika mendengar kata celakai.

"Langkahi mayat gua dulu sebelum lu celakain wanita yang gua sayang!"

Air matanya tetiba menetes mendengarnya. Ketulusan dari kalimat itu membuat hati Aqis mencelos. Dia yang hanya bisa mendengar dari balik ruangan, akhirnya melangkahkan kaki masuk ke ruangan itu. Aqis melihat Rio memegang perut bagian kiri dengan raut kesakitan.

"Kak Iyo!"

Bukan hanya Rio yang menoleh. Semua orang yang berada di sana pun menatap Aqis yang sudah berlinang air mata. Rio nampak terkejut dengan raut yang tak bisa berdusta menahan kesakitan.

Aqis berjalan lebih cepat dan menghampiri Rio. Wajah marah Aqis terlihat begitu jelas.

"Sayang, aku--"

Aqis mendorong kursi roda yang diduduki oleh Rio menjauh dari tempat itu. Tanpa ijin bahkan tanpa sebuah katapun. Bahkan, melirik Faza pun tidak.

Restu tersenyum begitu tipis ke arah Faza yang terlihat menyedihkan.

"Aku gak ngelakuin apa yang dituduhkan oleh lelaki itu, Kak. Aku--"

"Berikanlah penjelasan di kantor polisi."

.

Bobby Kusuma berlutut di depan Daddy Aksa sambil terus mengucapkan kata maaf. Pria itu bukan mencampuri urusan Rio, tapi dia memang memiliki permasalahan dengan Bobby Kusuma. Di mana janji Bobby untuk membayar lunas hutangnya kepada Wiguna Grup terus diundur-undur hingga Daddy Aksa muak dan melaporkannya kepada pihak kepolisian.

"Beri saya waktu lagi," pinta pemilik stasiun televisi itu.

"Dua tahun waktu yang saya berikan bukankah sudah sangat lama? Tapi, bukannya Anda membayar hutang malah Anda pakai untuk membuat acara-acara yang hanya merugikan. Bahkan, sponsor Anda pun satu per satu pergi."

Sujud yang Bobby lakukan tidak akan membuat Daddy Aksa mencabut laporannya. Sengaja Daddy Aksa membuka jalan supaya kasus lain Bobby Kusuma terkuak.

.

Diamnya Aqis membuat Rio takut. Rio yang baru saja tiba di rumah sakit dimarahi habis-habisan oleh dokter yang menanganinya. Sedangkan Aqis hanya membiarkannya saja.

"Kapan sih kamu nurutnya? Kamu itu lagi sakit, Yo!"

Selang infus sudah mulai dipasang. Luka Rio pun sudah dicek kembali. Tatapan tajam dokter berikan serta ancaman sudah dilayangkan.

"Jangan coba-coba kabur lagi atau saya tidak akan menangani kamu lagi!"

Setelah dokter dan perawat pergi, suasana kamar perawatan mendadak hening. Rio hendak meraih tangan Aqis, tapi ditepis.

"Sayang, maafin aku."

Hanya tatapan tajam yang Aqis berikan. Wajah Aqis begitu berbeda dari biasanya. Kini, Rio lah yang tak bisa berkutik. Aqis menunggu Rio di sofa. Tak mendekat sama sekali. Rio berusaha mengirimkan pesan karena Aqis tengah memainkan ponsel. Namun, tak Aqis hiraukan sama sekali.

Rio merasa frustasi dan menyuruh Restu juga Yonas untuk ke ruang perawatannya. Restu mendengkus begitu kesal. Dia yang hendak pulang ke Jakarta ditahan oleh Rio.

"Bantuin gua dulu," pinta Rio melalui pesan.

"Marahnya orang diem menakutkan."

Pintu ruang perawatan terbuka, Restu datang belakangan. Padahal, Yonas sudah datang dari sejam yang lalu. Sungguh Yonas pun merasakan hawa yang begitu mencekam di ruangan itu.

"Lu yang salah gua yang dilibatin. Heran gua mah," sungut Restu ketika berada di samping Rio.

"Tunjukkin semuanya," pinta Rio dengan wajah bak anak kecil

"Berisik lu!"

Restu menghampiri Aqis yang sedari tadi berwajah dingin. Dia duduk tepat di samping Aqis.

"Lebih baik lu liat semuanya deh."

Rekaman dashboard mobil Rio yang sudah dijual maupun yang masih baru diputar. Aqis begitu terkejut melihatnya.

"Ada yang sengaja ingin mencelakai Rio dan juga mencelakai lu. Untungnya aja Rio menghalau mereka. Kalau telat aja, gua gak tahu apa yang akan terjadi sama lu."

Aqis tak bereaksi apa-apa. Dia hanya terdiam dengan mata yang tertuju pada layar laptop milik Yonas.

"Faza, dia kayaknya terlibat," ungkap Restu.

Aqis menatap wajah Restu ketika mendengar nama Faza disebut. Restu memberikan bukti jelas.

Masih tak ada jawaban dari Aqis. Sedari tadi Rio terus menatap Aqis dengan sangat dalam. Berharap wajah Aqis berubah. Nyatanya tidak sama sekali.

"Aqis mau bertemu sama Faza."

Kalimat itu membuat mata Rio melebar dengan sempurna.

"Kamu mau ngapain? Aku gak ijinin!"

Rio menolak dengan sangat tegas. Yonas serta Restu hanya saling tatap. Mereka mencium akan ada aroma pertengkaran dari sepasang yang baru saja jadian.

"Aqis gak perlu ijin dari Kak Iyo. Apa Kak Iyo pergi dari rumah sakit ijin ke Aqis?"

Yonas dan Restu hanya terdiam dan mengulum bibir mereka.

"Enggak gitu, Qis. Aku ke sana karena--"

"Ayo, Ahjussi!"

Aqis menarik tangan Restu untuk pergi dari sana. Restu sudah melarang Restu, tapi sahabatnya itu malah menggedikkan bahu dan mengikuti Aqis dari belakang.

"Kalau kamu beneran pergi, jarum infusan aku copot paksa lagi."

Kalimat itu mampu menghentikan langkah Aqis. Perlahan, Aqis pun menoleh ke arah Rio yang sudah memasang wajah serius. Sedangkan Yonas sudah mendekat ke arah Rio untuk melarang kelakuan gila Rio.

"Lepas aja!" balas Aqis dengan tatapan datar.

"Yang enggak sembuh juga Kak Iyo, bukan Aqis."

Adik sepupu istri dari Restu itupun meninggalkan ruangan dan mampu membuat Rio tercengang. Ancaman Rio ternyata tak mempan. Ingin rasanya Restu terbahak melihat mimik Rio yang begitu memilukan.

.

Tibanya di kantor polisi, Restu menemani Aqis bertemu dengan Faza. Namun, Aqis meminta untuk ditinggalkan sendiri.

"Tapi, Qis--"

"Aqis gak akan kenapa-kenapa, Ahjussi. Percaya sama Aqis."

Kini, Fazaa dan Aqis hanya saling tatap. Faza menggeleng dengan pelan.

"Gua gak terlibat, Qis. Malam itu gua emang baru balik dari rumah teman." Faza berkata serius.

"Kenapa lu membiarkan Kak Iyo dikeroyok begitu? Apa lu sengaja?"

"Iya, gua sengaja."

Brak!

"Jahat banget lu!"

Aqis menggebrak meja dengan emosi yang memuncak.

"Malam itu gua berpikirnya jika lelaki itu celaka, lu akan bisa gua dapatkan. Ternyata gua salah ketika melihat sorot mata lu di gudang tadi. Gua sadar gua gak akan pernah bisa menang melawan lelaki yang sangat lu sayang. Maafin gua, Qis."

...***To Be Continue***...

Boleh minta komennya? Biar malam up lagi ...

1
Heni Linda Oriflame
jangan dulu tamat dong fie..lagi seru ini mah
Heni Linda Oriflame
positif hamil.ini mah duda karatan gercep jg cetak rio junior 😂
Heni Linda Oriflame
Luar biasa
Heni Linda Oriflame
semamgat fie...tetap setia kok di cerita aksa 💕
Heni Linda Oriflame
mampir lagi kesini...tetap semangat fie 🥰
Chusnul Smilly
aku mau nunggu cerita si abang er kak fie
Bagus Diah
keren kak
Yus Nita
klrga sibuk berebot warisan dan merendah kan yg level ny di bawah yg kYa
Yus Nita
seperti yg di bilang orang2
ucapan adalah Do'aa
semoga Do'a kis kis twrkabul 😊😊😊
Rahmawati Abdillah
langsung cuuus deh tungguin ya
Rahmawati Abdillah
kata menjemput kalian 1 persatu itu loh yang bikin jleb rasanya,ayah ipang sudah paling pertama di jemput ayah Aditama nah selanjutnya itu yang menjadi misteri
Rahmawati Abdillah
maaf thoor bukan nimbun ban saya,cuma saya habis liburan ke desa yang gak ada sinyalnya jadi paksa de tertimbun bannya,sekali lagi maaf yaa🙏🏻🙏🏻🙏🏻
tapi saya akan setia baca novelnya kok😘🤭😁
Rahmawati Abdillah
efek kemarin jalan ke.daerah gak ada sinyal baru bisa baca dech
Ita Asmoatmojo
keren ....aku suka banget..
maaf kalau aku tidak banyak memberikan kontribusi yang bagus buat kakak..tapi aku ga pernah menimbun bab
Diana Puji Astuti
kocak nih
Diana Puji Astuti
wkwkwk...
Ida Farida
baik kak
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Nur Asni Umar
bawang nya banyak banget kak fie,😭😭😭😭😭
Kie Riezky
bingung mau komen apa lagi, cerita nya emang keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!