NovelToon NovelToon
Ragaku Milik Suamiku Tapi Hatiku Milik Dia

Ragaku Milik Suamiku Tapi Hatiku Milik Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Duda / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Heni Rita

Cinta Devan atau biasa di panggil Dev. begitu membekas di hati Lintang Ayu, seorang gadis yang sangat Dev benci sekaligus cinta.

hingga cinta itu masih terpatri di hari Lintang meski dirinya sudah di nikahi seorang duda kaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heni Rita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayu Menemui Bu Hera

Pulang dari Bu Salma, Bu Hera langsung masuk ke kamar sambil menangis, bahkan suara tangisannya samar terdengar oleh Devan.

"Kenapa Mamah nangis ..." gumam Devan sambil turun dari kasur.

Penasaran, Devan kemudian masuk ke kamar ibunya.

"Mah!" Tampak ibunya sedang duduk di tepi ranjang sambil menangis tergugu.

"Mah? Ada apa Mah? Kenapa Mama menangis?" Devan mendekati ibunya dan duduk di sampingnya.

"Hisk ...mamah sakit hati Dev ..." adunya.

"Sakit hati kenapa Mah? Katakan Mah, siapa yang menyakiti Mamah?" Desak Devan tak sabar menunggu jawaban dari wanita yang bergelar ibu.

"Mamah sudah bilang beberapa kali, kamu itu jangan main perempuan Dev! Jadi begini akibatnya!" Keluhnya.

Devan semakin bingung.

"Sudahlah Mah. Katakan ada apa sebenarnya, Mamah sampai nangis begini. Ayo Mah, katakan ada apa?" Devan mulai cemas.

Tangisan ibunya semakin menjadi. Membuat Devan semakin gusar.

"Mah! Katakan ada apa?" Devan mulai kesal.

"Itu, itu, Bu Salma!"

"Bu Salma?"

"Bu Salma sudah menghina Mamah, gara- gara kelakuan kamu!" Bentaknya.

"Mamah dari rumah Bu Salma?"

"Iya."

"Katakan! Bilang apa Bu Salma sama Mamah!" Tanya Devan geram.

"Bu Salma bilang_" ibunya menjeda ucapannya, di tatapnya lekat wajah Devan dengan mata berkaca.

"Bilang apa Bu Salma?" Devan berkata dingin. Perasaanya jadi tidak enak.

"Dia bilang sama Mamah. Ayu putrinya sudah di jodohkan dengan pria kaya, trus. Bu Salma bilang daripada putrinya nikah sama kamu, lebih baik jadi perawan tua, kerena tidak mungkin putrinya di nikahkan dengan bajingan seperti kamu, Dev! Mamah malu sekali. Bu Salma lalu melempar kue pemberian Mamah, dan Mamah langsung pulang karena merasa di rendahkan hiks ..." Bu Hera langsung memeluk tubuh putranya dengan erat.

Darah Devan mendidih mendengar pengakuan ibunya. Tega sekali Bu Salma menginjak-injak harga diri ibunya sekeji itu.

Kalau memang menolak, seharusnya menolak dengan baik-baik, tidak harus menghina ibunya yang tidak tahu apa- apa.

"Dev, Mamah tidak mau melamar Ayu. Tapi hari ini, kamu harus balas sakit hati Mamah pada Bu Salma!"

Dada Devan bergemuruh.

"Buat dia yang melamar kamu untuk putrinya Dev! Buat putri Bu Salma bertekuk lutut di hadapanmu! Perjuangkan cintamu, sebelum Ayu di nikahi pria kaya itu. Kamu seorang lelaki, kalau memang kamu mencintai gadis itu. Ambil hatinya agar dia berubah pikiran!" Kata ibunya memerintah.

Devan merasa di tertantang mendengar ucapan ibunya. Timbul niat jahat Devan untuk merusak gadis yang telah membuat hati ibunya terluka.

"Dev janji Mah. Dev akan dapatkan cinta Ayu!" Kata Devan dingin.

Kedua mata Devan memerah, api dendam di dadanya membara.

Devan tidak terima, ibunya di hina serendah itu.

****

Pulang sekolah, Ayu langsung masuk ke kamar.

"Sudah pulang Yu! Sana makan dulu, ibu masak sayur asam tuh," ucap Ibunya sambil mengambil tas sekolah putrinya lalu menyimpannya di tempat biasa.

"Nanti saja Bu. Ayu belum lapar," jawab Ayu sambil melepaskan rok seragam dan baju seragamnya, setelah itu. Ayu mengambil piyama dari lemari.

"Nak, kalau kamu capek, ibu bisa nyuruh Pak Herman untuk menjemput kamu."

"Ngapain? Gak ah! Ayu kan naik motor. Lagipula sekolah Ayu kan dekat!"

"Ya, barangkali kamu mau di jemput sama mobil."

"Gak, Ayu gak mau!" Tegas Ayu.

"Kenapa, dia kan calon suamimu," ucap ibunya membujuk.

"Males!" Jawab Ayu acuh.

Ucapan putrinya membuat Bu Salma heran.

"Males? Kenapa Males? Kan kalau di jemput Pak Herman, pulang sekolah kamu bisa jalan- jalan dulu. Pak Herman itu orang kaya, kamu bisa minta apa saja sama dia Yu," rayu ibunya kemudian.

Ayu menghela nafas berat.

"Bu. Bisa gak sih, jangan bicara Pak Herman! Ayu capek!"

"Kok ngomongnya gitu?"

"Habis, ibu ngomongin trus Pak Herman! Ayu gak suka!" Bentak Ayu sambil menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.

Bu Salma mulai emosi mendapati tingkah putrinya.

"Kamu itu serius gak sih, mau nikah sama Bapak Herman!" Tekan Bu Salma.

"Entahlah Bu. Ayu hanya mau berbakti pada ayah dan ibu saja!" Sekali lagi, perkataan Ayu membuat hati Bu Salma gusar.

"Yu, ibu tanya sekali lagi! Apa kamu serius mau menerima perjodohan ini? Jangan bikin malu ibu ya?" Tekan Bu Salma.

Ayu terdiam sejenak.

"Yu? Jawab Ibu?"

Ayu merunduk dan menangis.

"Ya tuhan ...jawab Yu? Kenapa nangis?" Bentak ibunya, tidak sabar mendengar jawaban dari putrinya.

"Bu. Ayu capek! Bisa gak sih Ibu biarkan Ayu istirahat sebentar saja!"

Jawaban Ayu membuat Bu Salma tidak enak hati.

"Apa karena lelaki bajingan itu ..." ucap Bu Salma dingin. Di tatapnya tajam wajah putrinya.

Ayu langsung membuang wajahnya saat ibunya mantap tajam ke arahnya.

"Ti- tidak! Kenapa ibu bisa berpikir seperti itu?" Jawaban sumbang Ayu membuat Bu Salma curiga.

"Tadi Bu Hera, ibunya Devan datang kesini."

Ayu langsung menoleh.

"Ibunya Devan?" Mata Ayu membelalak.

"Heh, ibu yakin, kamu suka sama bajingan itu!" Tuduh Bu Salma, sengaja ia berkata seperti itu untuk melihat reaksi putrinya.

"Bu! Katakan? Ada apa Bu Hera datang ke sini?" Ayu bereaksi. Gadis manis itu, secepat kilat turun dari kasur.

Bu Salma menyeringai melihat reaksi putrinya.

"Kenapa? Kamu penasaran ya, mau apa ibunya si Dev datang kemari?" Sinis ibunya sambil memelototi Ayu.

"Tentu saja Ayu penasaran! Ada angin apa, Bu Hera datang kemari, pasti ada sesuatu yang penting," tebak Ayu.

"Tentu saja dia datang kesini ada tujuannya. Tapi sebelum dia mengatakan maksudnya, ibu usir dia!"

"Hah? Ibu, mengusir Bu Hera?"

"Iya, ibu usir! Ngapain dia datang kemari hanya ingin berkenalan dengan kamu! Pasti si Devan yang nyuruh! Cih, mana mau ibu nikahkan kamu sama bajingan yang masa depannya gak jelas itu!" Cibir Bu Salma.

"Apa maksud ibu?"

"Kamu ini, masa kamu gak ngerti juga! Pasti Bu Hera datang ke sini ingin kamu jadi menantunya. Ya jelas ibu tidak sudi punya mantu bajingan kayak si Devan!"

"Ibu! Apa yang ibu katakan? Mengapa ibu mengusirnya!" Pekik Ayu sambil berlari ke luar kamar.

Sontak tindakan Ayu membuat Bu Salma shock.

"Heh! Ayu! Mau kemana kamu?" Bu Salma langsung mengejar putrinya yang lari keluar rumah.

Mengabaikan teriakan ibunya, Ayu berlari tanpa alas kaki menuju rumah Devan.

Ayu tidak peduli dengan kedua kakinya yang mulai berdarah karena menginjak kerikil kerikil jalanan yang menusuk.

Bayangan akan wajah Devan mulai bermain di otaknya. Devan pasti tidak terima dengan prilaku kasar ibunya. Dan itu akan berakibat patal untuk dirinya, lelaki itu pasti akan melampiaskan amarahnya pada Ayu.

Ayu memahami betul sifat Devan, beberapa kali ia sudah di lecehkan oleh lelaki yang akhir- akhir ini, wajahnya selalu menari nari dalam ingatannya.

Berjalan selama dua puluh menit, Ayu sudah berada tepat di halaman rumah Devan yang luas.

Sambil menahan luka di kakinya, Ayu berjalan sedikit berjinjit sambil sesekali meringis menahan sakit.

Tujuannya hanya satu, ia ingin meminta maaf pada Bu Hera, bukan ingin menemui Devan.

Itu saja tujuan Ayu.

Ayu berharap Bu Hera berkenan memaafkan kesalahan ibunya.

"Asalamualikum ..." Tepat di depan pintu, Ayu mengucap salam.

1
Abel_alone
tetap semangat 🌹🌹🌹🌹
Luna Sani: Terima kasih kak ..🙏😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!