NovelToon NovelToon
Mimpi Tentang Laut Biru Muda

Mimpi Tentang Laut Biru Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arief Jayadi

Byan, seorang pria yang memiliki mimpi, mimpi tentang sebuah keadaan ideal dimana dia membahagiakan semua orang terkasihnya. terjebak diantara cinta dan sayang, hingga terjawab oleh deburan laut biru muda.

tentang asa, waktu, pertemuan, rasa, takdir, perpisahan.
tentang mimpi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arief Jayadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sisi Ony - Epilog - AKHIR

Leonyta loizga, atau orang lebih akan mengenalku sebagai Ony, aku dilahirkan di keluarga militer 20tahun lalu. Aku adalah anak kedua, kakakku terpaut cukup jauh dariku, 8th tepatnya. ayahku adalah seorang militer yang disiplin, keras dan sangat taat kepada agamanya. sementara ibu adalah seorang pengajar di salah satu universitas di kotaku. ibu sendiri selayaknya pengajar, beliau juga serupa dengan ayah, sangat disiplin, tegas, namun tetap memiliki sisi kelembutan seorang ibu. Dengan karakter seperti itulah mereka, orangtua ku mendidikku, sehingga orang pasti akan menilai aku sebagai pribadi yang keras, mandiri. dan memang saja, aku adalah orang yang cukup mandiri, meski sesungguhnya aku senang di manjakan, dan anehnya ditengah kemandirian, ketegasan dan kedisiplinan yang orangtuaku ajarkan padaku, aku tidak pernah sekalipun diijinkan belajar mengendarai kendaraan sendiri. hingga ayahku meninggal, dan sampai sekarangpun aku tak tau bagaimana mengoperasikan sebuah kendaraan dengan benar.

posturku cukup tinggi dibanding rata rata wanita di negara ini, 174cm dengan berat badan 70kg. bermodal paras dan posturku aku cukup mantap menggeluti impianku sebagai model dan pramugari, malah aku pernah terpilih sebagai gadis sampul di salah satu majalah remaja nasional, dan beberapa penghargaan lain di bidang modeling, termasuk representatif gadis cantik di universitas tempatku menuntut ilmu. aku pernah menjadi seorang pramugari di salah satu maskapai penerbangan domestik, cukup lama aku berkarir didunia itu, namun aku harus keluar karena ternyata untuk mendapatkan jam terbang, aku harus mengorbankan sesuatu yang mungkin paling berharga bagi ku. seringkali aku terpaksa batal terbang karena menolak permintaan permintaan khusus yang menurutku sudah melewati batas dan keterlaluan. hingga akhirnya aku benar benar mengubur mimpiku, karena buatku, mimpi tidak seharusnya mengorbankan hal paling berharga dari seorang wanita, terutama tanpa dilandaskan cinta. Aku toh bukan orang yang sepenuhnya suci, aku juga suka bermain api kehangatan, tapi tentu saja harus berlandaskan perasaan yang kuat, dan bukan demi mengejar sesuatu apapun itu. terutama apabila aku harus menghianati kekasihku Redo.

Aku bertemu Redo ketika aku berkuliah di kota Jogja, kebetulan ia adalah putra daerah yang sekampus denganku. ia adalah pria yang cukup gentlemen, tau bagaimana harus memperlakukan wanita dan bagaimana harus menempatkan diri. selama masa perkuliahanku, Redo lah yang telah banyak membimbing dan melindungiku. bagaimana tidak, dia selalu menjadi orang pertama yang datang saat aku kesulitan, dan selalu menjadi orang terakhir yang pergi saat aku ingin sendiri. Namun, hubungan ku dengan Redo mulai tidak baik ketika ia sudah mulai menjalani karir di ibukota, sementara aku sudah mulai harus mendiami home base sebagai pramugari di pulau seberang. rupanya hubungan kami tidak sekuat itu karena celah jarak dan waktu yang semakin menganga. sampai pada akhirnya aku mengetahui ia mendekati seorang rekan kerjanya, dan kami memutuskan berpisah.

cukup lama aku menjalani kesendirianku, sampai akhirnya aku kembali ke kotaku, dan menjalani kehidupan sebagai pekerja di kota kecil ini. namun selama itu aku bukan tidak saling berkomunikasi dengan Redo, kami masih sering saling memberi kabar, menggoda, bahkan sesekali kami mencuri kesempatan untuk sekedar bertemu, seperti suatu sabtu ia sedang ada tugas di kota pertemuan kami, ia meminta aku menemuinya, dan menghabiskan malam bersamanya, sekedar mengenang masa lalu katanya.

ternyata pertemuan itu hanya membuat lukaku semakin terbuka, membuat pondasiku semakin remuk redam, aku tenggelam dalam kesedihan yang teramat, ia ingin memilikiku, tapi tidak ingin meninggalkan kekasihnya. ia menjadi pribadi yang egois, hanya menginginkan aku tanpa memikirkan keutuhanku, perasaanku. dan aku pulang dalam keadaan hancur, seakan seluruh tulang dalam tubuhku melunak, aku seperti konyaku yang bergerak kesana kemari tanpa struktur penopang. aku menangis sepanjang perjalananku pulang.

“Bisa ketemu segera, pagi ini??”

pesanku kepada kak byan, atasanku di perusahaan ku tempatku bekerja saat ini.

aku tak tahu kenapa aku mengirimkan pesan itu, awalnya aku hanya ingin meminta ijin untuk tidak masuk kantor hari ini, tapi alih alih meminta ijin, aku lebih ingin bertemu dengannya.

*****

beberapa minggu berlalu dari kejadian hari itu, jujur saja aku merasa terperangkap, terperangkap oleh perasaanku sendiri. kini aku berada di posisi yang serba rumit, serba sulit, runyam. aku merasakan lagi kehangatan perhatian seseorang, aku telah bangkit dari keterpurukan, tapi orang itu adalah orang yang salah.

kak Byan yang membuatku merasakan kembali semua kesenangan, kebahagiaan, kehangatan pasca Redo, bahkan aku lebih bahagia disamping ka Byan dibanding Redo, dengan segala kedewasaannya kak Byan telah memuaskan dahagaku akan semua bentuk kasih sayang. aku terperosok jauh kedalam perasaanku sendiri, amat dalam bahkan mungkin layak tuk disebut palung perasaanku.

kak Byan semenjak pagi itu, seringkali melakukan hal hal kecil yang mungkin tidak berarti bagi kebanyakan orang, tapi memiliki arti yang besar bagiku, ya, mungkin saja hanya karena aku sedang terpuruk, dan hatiku begitu rapuh untuk di masuki lagi. tapi tidak, ini bertahan cukup lama, sampai aku sempat menyerahkan alam bawah sadarku padanya, ia terlalu sering menghiasi mimpiku. pertama kali adalah mimpi yang paling aku ingat, mimpi yang paling berkesan buatku, ini pertama kalinya seseorang selain ayah datang ke mimpiku, dan merebut diriku, merebut hatiku.

aku sepenuhnya sadar posisiku bagi kak Byan, ada kak Asih disana, kekasih kak Byan yang sudah begitu lama menjalin hubungan dengannya. aku tau sebagai perempuan aku tak ingin menyakiti sesamaku. tapi aku juga tak bisa berdiam diri akan perasaanku, aku tak bisa menyangkalnya. Aku mungkin sedang mencintai kak Byan, dengan caraku.

bulan berjalan, perasaanku masih saja disini, tidak pergi, atau bahkan tidak menipis, malah terasa semakin menebal, aku semakin tergantung pada kehadirannya. tentu saja aku beberapa kali memberinya "kode" tapi aku tak ingin ia meresponnya, malah aku berharap biarlah aku saja yang merasakannya. sampai di satu titik kak Asih mengirim pesan kepadaku, aku tau ini pesan yang dikirimkan seseorang wanita yang merasa aku telah merebut kekasihnya. aku remuk, lagi.

*****

aku memutuskan mengambil jarak. aku tidak ingin merebut kak Byan dari kak Asih, aku tau kehadiranku menyakiti kak Asih, aku mengajukan diri untuk pindah ke kantor outlet agar intensitas pertemuan kami semakin jarang, dengan harapan aku bisa menenangkan diri dan benar benar mengenali perasaanku sendiri. memang tidak serta merta kami tidak bertemu, kak Byan sebagai pimpinan tentu saja akan melakukan kunjungan kerja ke outlet outlet yang berada di bawah kepemimpinannya. outletku salah satunya. seiring berjalannya waktu, aku semakin sulit untuk mengenali mana yang baik dan benar, aku tau, baik bagiku, kak Byan dan kak Asih adalah aku tidak berada diantara mereka, tapi hatiku berkata itu tidak benar, aku semakin mendalami bahwa aku membutuhkan mas Byan. sampai di titik dimana aku sedang memegang undangan dari kak Byan, mereka akan menikah. aku semakin kalut, mobil kak Byan seperti penjara, tapi sejujurnya aku tak ingin keluar dari sini, aku ingin berada di sisinya selamanya. dan air mata ku mengalir lagi.

seharian aku hanya diam, aku tak ingin banyak bicara, karena setiap kata yang keluar hanya akan menguatkan keinginan airmataku untuk keluar lagi dari persembunyiannya. aku tak ingin itu terjadi di hadapan karyawan ku di outlet ini. aku harus menjaga image ku di hadapan mereka semua.

"malam nanti ada waktu, aku mau minta diantar kesesuatu tempat!" tulis ku lewat media pesan.

"Ok, pulang kantor dan setelah mandi n beberes aku jemput ya" Balas si penerima pesan.

malam pun mulai menjelang, aku sedang bersiap menunggu kak Byan menjemputku. aku ingin malam ini aku bebas, aku ingin meluapkan semua perasaanku, aku ingin menjadi egois malam ini, hanya untuk malam ini.

mobil kak Byan mulai meluncur ke tujuan yang aku arahkan. sebuah wine cellar tempat dulu almarhum ayah sering mengajakku dan bebas bercerita tentang kehidupan dibalik seragam militernya. tempat yang menurutku cocok untuk meluapkan semuanya.

entah sudah berapa gelas wine yang aku minum, dalam keheningan, aku tak banyak berbicara dengan kak Byan, kami hanya saling memandang, diam namun saling menanti. aku lelah seperti ini, aku ingin meledak, aku ingin meluap.

"bagaimana denganku?" tanyaku pada kak Byan.

tampak jelas ia cukup terkejut dengan pertanyaan itu, aku yakin iya tak siap, aku sempat menangkap ekspresi konyol muncul dari matanya, dan aku sekuat tenaga menahan tawa, menahan raut wajahku agar tetap menjadi momen milikku.

"kenapa tidak denganku saja?menikahnya, aku sudah mengajakmu menikah saat itu!"

serangan lanjutanku, ini amunisi terbesarku!

*****

Pembicaraan malam ini masih terus berlanjut, semakin malam semakin deras kalimat kalimat yang berbalas antara aku dan kak Byan. Sepertinya Wine Cellar yang dipilih sebagai tempat ini adalah tempat yang sangat tepat untuk meluapkan segalanya. Pengaruh Wine membuat kami berdua semakin lancar saja mengungkapkan apa yang selama ini kami simpan masing masing. Selain itu susana cellar yang antar meja cukup jauh dan private, kami tak khawatir tamu lain terganggu berisiknya kami berdua.

Tapi tampaknya kita harus segera berpindah tempat dari sini, karena malam ternyata sudah larut. Arloji menunjuk pukul 23.19, mendekati tengah malam, pramu saji sudah mengingatkan kami bahwa cellar sudah mau tutup sekitar 11 menit kedepan. Aku cukup terkejut tak terasa kami menghabiskan lebih dari 3jam di tempat ini dan bahasan kami masih saja belum selesai.

akupun menyandarkan punggungku, menghela nafas panjang, mengambil tas tanganku dan mengeluarkan kacamata. Sembari memasang kacamata dan mengecek ponsel, aku beringsut bangkit dengan sedikit doyong terlalu banyak alcohol.

"Ayok, kita pulang saja" kataku

Kak Byan dengan sigap menangkap tubuhku, dan memanduku menuju mobilnya. aku tak menolaknya, bahkan aku menikmatinya, tubuh kak Byan sedekat ini denganku. kak Byan membuka pintu mobil sisi penumpang, berusaha menempatkan aku di kursi penumpang. Dia memutarkan badanku sehingga saling berhadapan, kak Byan merangkul pinggangku sementara tanganku dilingkarkan ke bahu dan lehernya. ada panas yang menjalar sepanjang pinggangku, naik ke punggungku, meningkatkan kesadaranku, tapi aku tak mau sadar, aku malah menikmati momen ini. saat dia mencoba mendudukkan aku di kursi mobil, aku sedikit terpeleset, aku terduduk sedikit terjelembab. Karena terkejut tanganku mengencang, menarik leher kak Byan dan mendekat ke wajahku. Sangat dekat, bahkan indera perasa kami saling bersentuhan, membagi sesaat suhu tubuh kami yang sama sama memanas, mengimbangi alkohol yang kami minum tadi, guna melawan dinginnya angin malam pegunungan ini. sesaat yang cukup mampu membangkitkan jutaan reseptor dan mendorong otak untuk memproses dorongan adrenalin dan endorphine dalam bentuk ledakan besar. Sekali lagi ada hangat yang muncul dari dalam tubuhku, semakin kuat mendorongku untuk terus berada di keadaan ini. Aku semakin mendekatkan diriku ke Indera penciumannya. Hidung dan bibirnya kudekatkan ke pangkal leherku, membiarkan ia menghirup setiap aroma yang bisa di tangkap inderanya. Aku dengan dorongan entah darimana, aku merasakan ada sedikit kecup di titik yang begitu nikmat, aku tak bisa menolaknya. aku semakin mengetatkan lingkar tanganku dan menarik rambutnya namun sekaligus mendorong kepalanya lebih menekan titik tersebut, tangannya yang semula melindungi kepalaku mulai bergeser ke pipi dan bagian belakang kepalaku. jari jari tangannya mulai bergerak kecil menyusuri rambut rambut halus di sekitar leher dan belakang telingaku. Ada nafas kami yang semakin menderu dan melenguh seirama dan bersama sama. Ada lirih desah yang menjadikan ini terasa nikmat. Pertahananku mulai runtuh, sejalan dengan serangannya yang mulai menjadi. aku ingin kak Byan semakin menyerang, aku menikmati panas, hangat, sekaligus dingin dan dorongan untuk terus berlanjut.

tiba tiba kak Byan melepaskan diriku, meninggalkanku termangu di dalam mobil sementara ia berdiri ditengah dingin udara pegunungan. cukup lama sampai akhirnya ia masuk kedalam, dan mulai melaju di jalan pegunungan ini. aku lebih banyak melihat ke luar, aku takut.

"aku belum mau pulang kak...aku masih ingin bersama kakak, sampai malam ini berakhir" lirih suaraku

kesadaranku berangsur pulih, aku semakin tau apa yang aku inginkan, ya aku ingin hubunganku tetap baik dan selalu baik dengan kak Byan. tapi aku tak ingin mati dalam penasaran, aku harus bertanya, aku harus mendapatkan jawabannya.

"apa yang membuat kak Asih bisa begitu memilikimu kak?"

sungguh panjang jawaban dari kak Byan, tapi sebenarnya tak ada satupun yang bisa aku terima, malah tak ada satupun yang bisa aku dengar, aku terlalu larut, aku terlalu sedih. airmataku tak mau berhenti, aku mengeringkan seluruh cadangan airmataku malam ini. Kak byan meneka airmataku  dengan tangannya, tangannya berhenti di pipiku, akupun merespon dengan menyandarkan kepalaku di telapaknya. Ku raih tangan kak Byan, kukecup telapak tangannya, telapak yang kerap mengusap kepalaku belakangan ini. begitu banyak yang ingin aku ucapkan, tapi kecup tadi sudah menggambarkan banyak hal buatku, sehingga aku memilih diam.

"andaikata kita bertemu lebih cepat, mungkin aku akan membiarkan diriku kau miliki sepenuhnya Ony, tapi seperti inilah takdir kita. Aku telah menambatkan hatiku kepada Asih dan aku takkan berpaling dari pilihanku." ujarnya.

Aku masih saja memegang dan mengecupi telapak tangan kak Byan, sembari masih saja meneteskan airmata. Jari kak Byan mengunci daguku diantara telunjuk dan jempolnya, menarik wajahku mendekati dirinya, lebih dekat. Di Detik berikutnya aku sudah menyambut bibir nya, lembut, penuh gairah, namun tetap perlahan. aku dan dia menikmati ciuman yang kita berdua sadari, ini adalah ciuman pertama dan terakhir kita. ini adalah ciuman penuh kesadaran antara lelaki dan perempuan yang memiliki rasa yang sama, tidak ada pengaruh apapun disana termasuk alkohol atau apapun itu. ini adalah prasasti yang menggambarkan dalamnya rasa yang kita sama sama miliki, kita saling memiliki. Kita tak ingin melepasnya sekarang, kita tak ingin melepasnya nanti, biarlah, aku sendiri tak ingin memperdulikan yang lain, aku ingin membiarkan ini, untuk kali ini, untukku sendiri. aku yakin kita hanya ingin membiarkan momen ini menjadi sedikit rahasia kita. Yang selanjutnya akan kita simpan didasar sanubari kita, di dalam peti Istimewa terkubur dalam di palung jiwa, yang kuncinya akan kita buang, agar takkan pernah terbuka lagi. Tuhan, aku tau kau tidak akan membiarkan ini terjadi jika tak kau berikan rasa yang tulus antara kami, tolonglah Tuhan, Biarlah ini menjadi rahasia kecil antara aku dan kak Byan, setelah ini aku akan melepaskannya, selamanya.

*****

"Halo, ini Asih, kita ketemu di tempat upacara ya!"

"iya"

hari ini adalah hari penentuan pernikahan mu kak Byan, kak Asih, tapi hari ini jujur saja aku tak tau harus bersikap seperti apa. aku akan begitu kehilangan kamu kak Byan.aku begitu merasa terhormat karena kak asih mengijinkan aku mendampinginya, menjadi first lady nya di hari penting ini, tapi disisi lain aku akan sangat kehilangan sosokmu kak.

upacara ini begitu sesuai dengan mimpi itu, dimana semua bisa berkumpul, di tengah perpaduan gunung dan laut, menggunakan rona biru muda yang lembut. musik mulai mengalun perlahan tanda upacara akan segera dimulai, aku menggandeng tangan kak Asih, mengantarkan nya menuju titik dimana kak Byan menunggu disana, semakin dekat, tangis kami semakin tak bisa di bendung, suasana semakin haru.

aku tak tau harus bagaimana, aku ingin marah karena kak Byan pergi begitu saja, tapi akupun ingin berterimakasih atas waktu singkat yang sangat menghidupkan. aku akan tetap menyimpan semua kenangan tentang kak Byan, sebagai si "arsitek" yang membangunkan "rumah" yang kokoh buatku.

*****

mimpi tentang laut biru muda - tamat

1
Susi Jatirogo
ceritanya pendek thor
Arief Jayadi: jadikan sequel aja kak?
total 1 replies
Susi Jatirogo
menyedihkan
Susi Jatirogo: gak tahu sih susah di jelaskan karena ku pikir ceritanya panjang. smpat mikir sakit karena cideranya dulu kumat.
Arief Jayadi: ketebak ga kak endingnya?
total 2 replies
Susi Jatirogo
ini tuh kisah yg beneran ada, dimana sudah ada seseorang yg menjadi komitmennya tapi di sisi lain ada orang lain yg juga mengisi hatinya. berat. pilihan yg sulit. tapi tetap hrus memilih salah satunya. thor ceritamu ini bagus bgt. krna menceritakan realita khidupn yg ada. 👍
Arief Jayadi: siiiap kak, kita coba gali lagi mana yang bisa di perbaiki kak...terimakasih supportnya ya kak
Susi Jatirogo: aku suka crita mu thor, dan kalo lihat cara author menyampaikan cerita ini tuh author adalah org yg punya wawasan luas. hanya saja kita mesti sadar thor bahwa ada sebagian orang kurg mengerti dengan misal bahasa atau istilah apa gitu. menurutku itu aja sih thor. maksudnya jangan terlalu berlibet dalam membahasakan atau mengungkapkan karna bisa jadi banyak orang yang kurang paham. aku bilang begini bukan karna aku lebih tau ya thor. jujur di banding author... aku ini masih jauh di bawahmu thor. maaf jika aku salah sekali lagi itu hanya menurutku pribadi. ya untuk istilah" yg rumit itu agak dikurangilah thor... jangan terlalu banyak. di bikin kira" org lbih mudah memahami. semangat thor karyamu luar biasa. aku gak ada apa - apanya di banding denganmu thor.
total 3 replies
Susi Jatirogo
nakal... tapi yah kadang memang seperti itu
Arief Jayadi: makasih masukannya kak, tungguin karya selanjutnya ya
total 1 replies
Wulandari Aswad
suka dengan gaya bercerita dan bahasanya. its classy.
Arief Jayadi: terimakasih kak support nya...ditungguin karya selanjutnya ya kak
total 1 replies
Arief Jayadi
𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚘𝚛𝚒𝚜𝚒𝚗𝚊𝚕
Nicol Ibarra
Maksimal ini cerita, pokoknya enggak rugi deh baca cerita author.
Arief Jayadi: terimakasih supportnya kak, ditunggu karya selanjutnya ya
total 1 replies
Hazel Nolasco
Bawa pergi dalam imajinasi. ✨
Arief Jayadi: terimakasih supportnya kak, ditunggu karya selanjutnya ya
total 1 replies
Nadeshiko Gamez
Dahsyat, author kita hebat banget bikin cerita yang fresh!
Arief Jayadi: terimakasih supportnya kak, ditunggu karya selanjutnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!