DARK SIDE

Hari in i Dayan Kole merasa sangat puas bisa menyiksa gadis kesayangan nyonya Sonya. Sakit hatinya bisa terobati sedikit.

Kenapa ia benci sama nyonya Sonya? Karena budhenya itu, tidak mau memberi tahu ibunya, bahwa papanya berselingkuh dengan Sri.

Mungkin nyonya Sonya kesel dengan pak Wijaya Kesuma, karena dulu menyerahkan adik bungsunya ke warga, dan warga saat itu marah serta membakarnya.

Sri adalah pelayan kesayangan nyonya Sonya, dia ikut menikmati kemewahan nyonya Sonya.

Harusnya budhenya segera memecat Sri untuk menolong ibunya yang sakit keras. Tapi budhenya seolah masa bodoh, malah dia melakukan perjalanan bisnis keluar negeri, sampai ibunya m*ninggal dunia.

Nyesek banget. Itu yang membuat Dayan dendam dengan budhenya, sekaligus dengan Arumi si anak haram. Anak yang membuat nama keluarga besar Razade tercoreng.

Mendengar paman Yoga dan tante Ida mau mempekerjakan Arumi, Dayan yang tadinya tidak ingin bekerja di hotel milik keluarga, tiba-tiba ingin menjadi manager Human Resource Development atau HRD.

Untung pamannya setuju, saat Dayan Kole minta kepada paman Yoga dan papanya, untuk menjadi manager HRD, mereka sempat kaget, akhirnya merestui. Dengan begitu dia bisa menyiksa Arumi.

Harusnya Arumi menjadi Owner di hotel ini, tapi tante Ida merahasiakan kepada Arumi jumlah saham milik Arumi.

Pukul 17.00 wita.

Arumi bersiap pulang, ia menutup laptop dan memasukan beberapa file ke filling cabinet. Tapi Dayan Kole menahannya, dan memaksa mengerjakan rekapitulasi upah untuk pegawai baru.

"Aku sudah membuat di laptop dan sudah beres. Semua sudah aku kerjakan, kamu tinggal tanda tangan."

"Ada yang belum selesai?"

"Sudah beres semua, tinggal pulang. Kaki dan tanganku sakit."

"Untuk hari ini sudahlah, besok tidak boleh libur."

"Aku pulang." ucap Arumi dengan wajah masam.

Dayan mau bersuara, tapi Arumi sudah menenteng tas dan keluar dari ruangan HRD. Ia berdoa dalam hati supaya cepat sembuh dan bisa menendang Dayan Kole sampe tulang rusuknya patah. Manusia tidak punya hati nurani, makinya dalam hati.

Diluar sangat sepi, dan penerangan minim karena staff semua sudah pulang, jadi lampu-lampu dimatikan. Arumi berjalan tertatih-tatih, kakinya sakit dan kaku.

Kantor tempat Arumi bekerja berada di bawah tanah atau basement. jika ia mau pulang harus melewati beberapa ruang yang gelap, karena staff kantor sudah pada pulang.

Setelah berjalan di koridor, ia baru sampai di tempat parkir khusus staff, yang juga berada di basement.

Cukup jauh juga berjalan menuju tempat parkir para staff. Penerangan disini juga remang-remang.

Sepi sekali, dan tidak ada signal, dari tadi menelpon sopirnya disuruh jemput, tapi tidak bisa. Kecuali ia naik dulu, keluar dari basement.

Ia belum begitu hafal disini. Padahal belum begitu malam, tapi tidak terlihat orang lalu lalang di basement.

Arumi merasa senang melihat ada kamar mandi, dari tadi ia ingin ke toilet. Disini ada kamar mandi cewek dan cowok. Ia lalu menuju kamar mandi.

Saat berada di kamar mandi, ia merasa ada orang memandangnya, ketika dia menoleh, tidak ada siapapun. Mungkin perasaannya saja

Arumi melanjutkan ke toilet untuk buang air kecil. Ia lega karena ada suara air di toilet sebelahnya. Berarti di sebelah ada orangnya.

Seperti biasa, setelah keluar dari toilet, ia mematut dirinya di cermin membersihkan wajahnya dengan tissu basah.

Saat ia mengeluarkan parfum, tiba-tiba tercium bau melati memenuhi ruangan. bulu kuduknya berdiri. Akhirnya ia kembalikan parfumnya ke tas.

Ia mengambil sisir dan bercermin, Arumi kaget, ketika melihat ada sosok lelaki dengan wajah rusak dibelakangnya.

"Aaahhhhh...." ia berteriak kencang dan berlari keluar.

Untung ada orang ditempat parkir, ia berlari kesana.

"Tolong pak, aku mau keluar dari sini...." ucapnya mendekati lelaki itu.

"Toloooongggg...."

Kembali Arumi kaget, ternyata lelaki itu, sama dengan yang berada di kamar mandi.

Arumi balik badan dan berlari kencang mengikuti tanda panah. Ia terus berteriak minta tolong membuat dua orang security mengamankannya.

Seluruh badannya bergetar dan keringat membasahi tubuhnya. Kakinya sakit luar biasa, gara-gara memakai sepatu pantofel.

"Nona, tidak boleh berteriak-teriak, nanti tamu terganggu. Jika ada yang membuat nona ketakutan, cepat datang ke security." ucap security itu tidak senang.

"Aku tidak tahu jalan keluar." sahut Arumi ngos-ngosan.

"Makanya nona pulang lebih awal, jangan parkir di basement, parkir di atas."

"Maafkan aku, tadi aku melihat hantu di kamar mandi."

"Dilarang membicarakan apa yang nona lihat, jangan bikin nama hotel terpuruk gara-gara lisan anda. Silahkan nona pulang, saya akan memanggilkan Taxi."

Arumi tidak menjawab, bagaimanapun omongan security itu benar. Tujuannya menjaga nama baik hotel.

Tidak berapa lama Taxi datang. Kedua security menuntun Arumi menuju Taxi.

"Besok kalau nona bekerja jangan cerita dengan teman-teman, nanti nona dimarah oleh pak Dayan Kole." pesan security itu. Mereka tidak tahu kalau yang diajak bicara pemilik hotel. Arumi mengangguk.

Sopir Taxi keluar dan membukakan pintu depan, disamping sopir. Arumi malas komentar saat mengetahui sopir Taxi nya King Samudra. Hatinya lelah lahir bathin.

"Pak sopir tolong antar staff kami sampai rumah, jangan dirayu." ucap security saat melihat kegantengan sopir Taxi.

"Aman pak, sampai tujuan." senyum King membantu Arumi masuk ke mobil.

Lega rasanya jauh dari hotel, Arumi menarik nafas dalam dan membuangnya kasar. Tubuhnya terasa tidak bertulang saat menyentuh jok mobil.

"Kita ketemu lagi." ucap King tersenyum.

Arumi terdiam, air matanya bergulir jatuh bersamaan dengan meluncurnya Taxi itu keluar dari area hotel.

King memacu Taxinya dengan kecepatan sedang. Ada perasaan curiga dihatinya. Biasanya staff hotel pulang jam lima sore, ini sudah hampir jam delapan lewat, Arumi baru pulang.

"You okay?" tanya King, saat ia mendengar isak tangis gadis itu.

"Ada apa, ceritakan padaku."

Tapi Arumi tidak mau membuka mulutnya tangisnya malah semakin menjadi-jadi. King merasa ngilu mendengar tangisan Arumi yang menyayat hati. Ia menepikan mobilnya.

"Apa mereka memperkosamu?" tanya King penuh perhatian.

"Gaaaakkkk...." teriak Arumi sambil menangis sesenggukan.

"Waduuhhhhĥ......" kaget King mendengaf

"Coba cerita, siapa yang membuatmu menangis, aku akan meny*ret orangnya kehadapanmu."

Arumi semakin dasyat tangisnya, King meraih kepala gadis itu dan membawanya ke pelukannya.

"Menangislah, tumpahkan semua bebanmu." bisik King.

Arumi larut dalam kesedihannya, banyak yang terjadi semenjak tinggal di Bali. Ia merasa makhluk-makhluk itu mencari celah untuk membunuhnya.

"Apakah Dayan Kole mengganggumu?"

"Kenapa kamu tahu, apakah kalian sering berhubungan?" tanya Arumi berusaha melepaskan diri dari pelukan King.

"Diamlah, aku akan melindungimu dari siapapun yang ingin mencelakaimu."

"Aku benci dengannya yang tidak punya rasa belas kasihan. Aku disuruh kerja sampai malam dan dibiarkan pulang sendiri. Aku belum tahu jalan dan tersesat sampai di basement." ucap Arumi kesel.

*****