Istri Manja Dan Mempesona Kesayangan Tuan Oscar

Di hari yang lain, Oscar sedang duduk sembari mendengarkan laporan dari Achilles, kaki tangan kepercayaannya itu sudah berhasil menelusuri siapa-siapa saja yang terlibat dengan keluarga Kyle Owen.

Matanya tampak tajam dan penuh kemarahan saat tahu jika Kyle memang sengaja mendekati Zoey demi keuntungannya sendiri. Oscar akan membuat perhitungan pada pria itu nanti.

"Jadi ini ada kaitannya dengan para pengecut itu?"

"Ya, Tuan. Saya mendengar jika mereka akan membayar mahal tehnologi yang nyonya ciptakan bersama Profesor Steiner," kata Achilles.

Oscar mengusap dagunya sambil berpikir. Dia tidak menyangka jika istrinya begitu istimewa, tapi ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Jika Zoey begitu istimewa di mata orang-orang itu. Maka itu artinya Zoey dalam bahaya. Pasti banyak orang yang akan mengincarnya.

"Achilles, tempatkan orang-orang kita dari kelompok khusus untuk mengawal istriku. Jangan terlalu mencolok, yang penting keselamatannya terjamin."

"Ya, Tuan."

Achilles tahu kekhawatiran atasannya. Ini tidak hanya sekedar persaingan, tapi ada yang lain yang mungkin menjadi target orang-orang itu.

"Lalu bagaimana dengan Profesor Stainer?"

"Dia? Biarkan keluarga Amstrong yang menjaganya. Fokus kita hanya lah istriku."

Achilles segera undur diri, tak lama Clark masuk ke ruangan Oscar. "Tuan."

"Kamu sudah mendapatkan informasinya?"

"Ya, Tuan. Namanya adalah Elisa Barton, dia memiliki orang tua yang sudah bercerai dan mereka sudah saling memiliki keluarga baru. Elisa Barton tinggal dengan neneknya. Dua bulan belakangan nenek Elisa diketahui mengidap kanker, kemarin nyonya membantu membayar biaya perawatan nenek gadis itu."

"Clark, menurutmu siapa Elisa Barton ini?"

"Saya kurang tahu, Tuan. Mungkin saja kenalan nyonya," ucap Clark ragu. Oscar tersenyum tipis.

"Dia adalah orang yang meretas perusahaan malam itu," kata Oscar santai. "Dan premisnya, istriku justru membantu orang yang berniat mencuri di perusahaan suaminya. Dia memiliki pikiran yang sangat luar biasa, bukan?"

Clark menelan salivanya. Dia tidak tahu apakah tuannya marah atau tidak. Akan tetapi, kata-katanya tadi seharusnya merupakan sarkasme kan?

"Kenapa nyonya membantunya?" Akhirnya Clark memutuskan untuk bertanya dari pada penasaran.

"Istriku tahu potensi yang dimiliki gadis itu, makanya dia bersedia membantu."

"Nyonya memang selalu luar biasa." Clark memuji Zoey dengan tulus. Dia pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri betapa hebatnya istri tuannya ini.

Clark segera undur diri dari ruangan Oscar. Dia mencari keberadaan Achilles. Dia ingin menceritakan pengalaman luar biasanya selama beberapa waktu ini.

Clark tahu kemana harus mencari Achilles, dia turun ke ground dan menemukan Achilles ada di ruang keamanan.

"Brother, apakah kamu sibuk?" tanya Clark.

"Kamu belum buta, kan?" jawab Achilles ketus. Clark tertawa.

"Kita harus duduk bersama dan aku ingin menceritakan hal yang luar biasa yang aku alami beberapa waktu ini."

Achilles masih terlihat tak acuh dan dia sedang memperhatikan beberapa dokumen di tangannya. Namun, Clark tidak menyerah, dia menarik kursi di depan Achilles dan duduk dengan penuh semangat.

"Saudaraku, tahukah kamu jika dua hari yang lalu sistem keamanan perusahaan di retas?"

Achilles menurunkan tangannya dan menatap Clark dengan alis mengernyit. "Apa itu benar?"

"Tentu saja dan kamu tahu apa kejutannya?" Achilles yang semula tidak berniat mempedulikan Clark menjadi penasaran.

"Apa?" tanya Achilles.

"Nyonya yang membereskan kekacauan itu. Dia datang dengan tuan dan meminta semua staff IT kita untuk keluar dari ruangan. Di saat yang paling krusial, Nyonya dengan tenang menyelesaikan semuanya. Bahkan dia memasang firewall ciptaannya dan mengatakan jika itu tidak akan mudah untuk di retas oleh siapapun," ujar Clark dengan wajah penuh pujian.

Achilles mendengus melihat tingkah rekannya yang satu ini. Padahal, Clark biasanya tidak terlalu peduli dengan orang-orang di sekitarnya Bahkan saat bersama tuannya, Clark menjelma menjadi sosok yang begitu pendiam dan dingin, tapi dia tidak menyangka jika kehadiran nyonya-nya membuat Clark menjadi begitu menggebu-gebu.

"Yang lebih luar biasa lagi, Nyonya bisa menangkap keberadaan si peretas."

Achilles mengingat sosok yang dibicarakan oleh Clark. Dia jadi teringat dengan kejadian waktu di apartemen tuannya. Achilles masih terbayang saat Zoey mencekik Kyle dengan satu tangan dan mata semerah darah. Entah hal luar biasa lain apa yang akan diperlihatkan lagi lain kali.

Zoey sedang mencoba beberapa perangkat di Laboratorium, tiba-tiba dia bersin dua kali hingga membuat Travis mencemaskannya.

"Apa kamu sakit? Sebaiknya kita hentikan dulu pekerjaan. Kamu harus beristirahat."

"Aku tidak apa-apa. Ini hanya dingin." Zoey menggosok hidungnya dan kembali menunduk untuk mengotak atik beberapa perangkat yang akan di pasang ke alat ciptaan Profesor Stainer.

Zoey teramat terampil merakit beberapa komponen rumit yang Travis sendiri perlu mempelajarinya sebelum turut andil dalam pengerjaan tehnologi luar biasa ini.

Dia bisa membayangkan mungkin saat alat ini benar-benar dipasarkan, itu akan menciptakan kegemparan di negara ini.

"Darimana kamu bisa menciptakan alat ini?" tanya Travis.

"Ini ide begitu saja. Aku hanya memikirkan betapa enaknya jika pekerjaan dokter lebih dimudahkan dan para tenaga medis tidak terlalu lelah."

"Alat ini benar-benar luar biasa. Kita bisa mendapat banyak keuntungan dengan alat ini. Tidak perlu menarik investor, aku yakin mereka dengan suka rela akan datang sendiri untuk mengikat kerja sama dengan kita."

Zoey menanggapi ucapan Travis dengan senyum simpul. Travis terlihat masam, sejak hari di mana mereka makan malam di rumah keluarganya, Zoey tampak sedikit berubah. Jika dulunya dia ramah, sekarang dia seperti sedang menjaga jarak dengannya dan yang lain.

Travis ingin langsung menanyakan hal ini pada Zoey. Akan tetapi, dia khawatir Zoey akan berpikir jika dirinya tidak bisa membedakan urusan pekerjaan dan urusan pribadi.

Sudah tiga jam Zoey fokus pada pekerjaan di depannya. Dia merasa haus dan ingin mengambil minum. Namun, saat berdiri, Zoey merasakan pandangannya berkunang dan dia hampir terjatuh jika Travis tidak menangkapnya.

"Kamu tidak sedang baik-baik saja, Zoey. Kita sudahi semuanya. Aku akan membawamu ke ruang kesehatan."

Zoey menahan pergelangan tangan Travis. "Tidak. Aku yakin aku baik-baik saja. Aku terlalu lama duduk dan menunduk."

Travis tidak mau mendengarkan ucapan Zoey. Dia mengangkat Zoey dan membawanya keluar dari laboratorium. Travis memakai lift khusus untuk petinggi. Dia tidak membawa Zoey ke ruang kesehatan, melainkan ke ruangannya.

"Turunkan aku, Travis!"

"Bersabarlah." Wajah Travis terlihat dingin, tapi di kedalaman matanya terlihat jelas kekhawatirannya.

Sekertaris Travis membukakan pintu untuk mereka. "Mia, hubungi dokter perusahaan untuk segera ke ruanganku!" Travis tidak menoleh sama sekali. Dia bicara sambil berjalan.

Mia cukup terkejut melihat perempuan yang ada di pelukan atasannya. Namun, sebelum dia sempat bergerak, suara magnetis Travis kembali terdengar, "Rahasiakan hal ini, jika sampai tersebar, kamu satu-satunya orang akan aku mintai pertanggungjawaban."

...----------------...