NovelToon NovelToon
Di Tepi Senja

Di Tepi Senja

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Febriani

Kebanyakan orang-orang berpikir bahwa tidak ada cinta yang akan bertahan, apalagi di usia remaja, dan aku juga sependapat dengan mereka. Namun, dia membuktikan bahwa cinta itu benar-benar ada, bahkan anak remaja sekalipun bisa mendapatkan cinta yang akan menjadi pasangan hidupnya. Semua itu tergantung siapa orangnya.

Dari pengalaman ini aku juga banyak belajar tentang cinta. Cinta itu memang menyakitkan, tapi di balik semua itu pasti ada jalannya. Dia selalu mengajari ku banyak hal, yang paling aku ingat dia pernah mengatakan "rasa suka tidak harus dibalas dengan rasa suka." Dia lelaki yang dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Febriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30

Kezia mendengarkan curhatan ku dengan seksama. Sebelum bercerita, dia menyiapkan tisu untukku, dia takut aku akan menangis. Aku merasa lega setelah bercerita kepada Kezia. Dia bahkan memberi saran yang baik. Dia sepemikiran dengan Kevin.

"Sudahlah, Tar. Percintaan itu memang tidak mudah. Sebenarnya percintaan tidak terlalu penting di usia begini, apalagi kita masih kelas XI. Seperti yang dikatakan Kevin, 'pacaran boleh, pelajaran tidak boleh terganggu'. Kamu harus ingat itu baik-baik. Sekarang kita sudah pisah kelas. Walaupun kelas kita sampingan, aku merasa kehilangan kamu. Aku dan Kevin sekelas, hanya kamu yang berbeda. Kamu sungguh tidak beruntung."

"Aku ini beruntung ya, Kezia! Sekarang aku bisa lebih mandiri. Tidak ada Kevin di kelas ku. Bukankah itu lebih baik? Dengan begini, aku akan belajar dengan giat, aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri. Biasanya Kevin membantuku dalam segala hal, kali ini tidak!"

"Waw! Semangat sekali, ya! Perasaan kamu tadi sedih waktu curhat."

"Tidak perlu berlama-lama sedih karena masalah cinta. Itu tidak terlalu penting. Lagipula ini akan segera berakhir. Kita tunggu saja!"

"Tunggu apa? Tunggu kamu semakin cinta sama dia?"

"Maksud kamu?"

"Aduh Tarasya, lama-kelamaan kamu akan semakin menyukai Victor! Setelah kamu menunjukkan rasa suka kepadanya, dia akan meninggalkan kamu dengan kejam. Kamu harus ingat kata-kata Kevin, 'jangan termakan omongan manis cowok', tapi itu terserah kamu deh, aku selalu mendukung pilihan kamu."

"Ya, ya, ya, aku akan mengingat nasihat kalian berdua. Sekarang kita masuk ke kelas dulu, sudah bel."

"Tar, kamu sekelas lagi sama Clorena, hati-hati, ya. Aku merasakan hawa yang tidak enak," bisik Kezia.

"Semua akan baik-baik saja. Kamu sekelas dengan Fiya, kan? Bukankah dia masih menyukai Kevin?"

"Dia selalu menyukai Kevin. Tenanglah, Kevin tidak akan tergoda. Di hati Kevin hanya ada kamu, walaupun di hati kamu ada orang lain. Masuk ke kelas sana, guru kamu sudah mau datang."

"Kamu juga."

Aku dan Kezia masuk ke dalam kelas kami. Aku berada di XI IPA 2, Kezia dan Kevin XI IPA 1. Sungguh tidak adil, seharusnya aku dan Kevin sekelas, masa juara kelas dipisahkan. Aku jadi malas datang ke sekolah.

Setelah lama berlibur, kami kembali lagi sekolah dan belajar. Saat ini wali kelas yang masuk. Wali kelas ku membawa mata pelajaran kimia. Rumornya Ibu ini dikenal dengan kedisiplinannya yang tinggi. Mantan anak kelas nya dulu sangat tertib dan kelas mereka selalu bersih. Namanya adalah Ibu Nayva. Ibu Nayva sudah mempunyai dua anak, tapi dia masih kelihatan sangat muda.

"Hari ini Ibu mau mengatur posisi duduk kalian terlebih dahulu. Seperti yang Ibu data, di sini ada 15 cewek dan 15 cowok. Sudah Ibu putuskan, kalian akan duduk berpasangan. Tidak boleh ada yang menolak."

"Jangan dong, Bu. Di kelas ini rata-rata pacaran, nanti pacar kami cemburu," ucap salah satu anak cewek yang aku kenal. Rumornya dia sangat malas belajar, dia selalu gonta-ganti cowok, bahkan ketika dia kelas X, semua cowok yang ada di kelasnya disikat. Dia memang cantik, tapi sayang sangat murahan.

Ibu Nayva tertawa. Dia tidak marah. "Kamu Raysia, kan? Nakku sayang, kalau pacar kamu cemburu karena kamu duduk dengan cowok atau cewek lain, putuskan saja pacar kamu. Enak saja dia cemburu, kan bukan hanya kamu yang duduk berpasangan." Ibu Nayva melihat kami. "Semua dengar, kalian tidak boleh cemburu kalau pacar kalian duduk dengan cewek atau cowok lain. Bukannya Ibu mau ikut campur, kalian harus mengikuti peraturan di kelas ini. Cemburu boleh, tapi jangan cemburu karena hal sepele seperti ini. Lagipula belum tentu kalian pacaran sampai menikah."

Tidak diherankan lagi, omongan Ibu Nayva ada benarnya. Ibu Nayva memang seperti ini, terkadang perkataannya bisa menyakiti orang (tapi yang dia katakan rata-rata benar). Sepertinya waktu muda Ibu ini sangat berpengalaman.

"Tarasya," panggil Ibu Nayva.

"Iya, Bu?" tanya ku. Aneh ya, Ibu ini bisa tahu namaku.

"Kamu duduk di depan guru dan teman duduk kamu Justin."

"Baik, Ibu."

Aku langsung bergegas pindah ke tempat duduk yang dikatakan oleh Ibu Nayva. Aku sangat senang bisa duduk di depan guru lagi. Sayangnya kali ini kawan sebangku ku Justin. Aku tidak tahu rintangan seperti apa yang akan datang.

Waktu aku kelas X, Justin ini dikenal dengan orang yang sangat nakal. Di balik kenalannya, dia sangat pintar matematika. Di balik dia pintar matematika, dia sangat sombong. Dia sangat suka merendahkan orang, mengajari orang lain dia juga tidak mau. Tapi semua itu rumor, aku belum pernah melihat dia secara terang-terangan. Sekarang aku akan melihat apakah dia persis seperti rumor yang tersebar.

"Tarasya, kan?" Tiba-tiba Justin bertanya kepadaku.

Aku menoleh ke arah dia dengan kening yang mengerut. "Iya, mengapa?" tanya ku.

"Aku kenal kamu, kamu adalah wanita yang beruntung. Am i right?"

"Beruntung dari segi apa?"

"Ya, kamu sangat beruntung. Idola ku suka sama kamu, padahal masih banyak wanita lain di sisinya. Dia bisa saja menjadi playboy, tapi dia tidak melakukannya. Dia tetap setia menunggu kamu yang sudah punya pacar ini."

"Maksud kamu apa, ya? Kalau cari masalah jangan di sini. Kamu sok akrab!" Aku memalingkan wajah ku dari dia. Baru pertama duduk pun sudah dibuat kesal, apalagi terus-menerus duduk dengan dia.

"Aku di sini bukan untuk merusak hubungan kamu dan Victor, aku juga tidak mendukung kamu dan Kevin. Hanya saja aku berharap kamu membalas perasaan Kevin. Aku tidak suka idol ku sakit hati karena cewek yang tidak menghargai dia."

"Justin, kamu ini sudah sok akrab, sok tahu lagi. Lagipula memangnya ada cowok yang suka membicarai orang lain, apalagi itu bukan fakta. Apa jangan-jangan kamu bencong, ya? Aku pikir begitu."

"Aku ini pria sejati, aku tidak bencong seperti kata mu. Aku sebenarnya tidak suka mengurusi urusan orang lain, kecuali urusan kamu dan Kevin. Kalian ini sudah terkenal sebagai pasangan yang serasi, masa kamu tidak tahu."

"Aku tidak peduli."

"Teruslah pura-pura tidak peduli. Aku tahu kamu menyukai Kevin. Aku bisa saja membantu kamu memutuskan Victor."

Aku sempat gembira dengan perkataan Justin. Hanya saja aku harus hati-hati, mana aku tahu aku masuk jebakan dia atau tidak.

"Oh keren. Terima kasih atas bantuan mu."

"Ngomong-ngomong kamu lumayan cantik, andai Kevin tidak menyukai mu, aku sudah mengejar mu."

"Sudahlah, hentikan omong kosong mu ini. Aku tahu kamu sedang menguji aku. Aku tidak tahu niat mu baik atau tidak, sebaiknya aku tidak dekat-dekat dengan kamu."

"Seminggu lagi kita akan akrab."

Sial! Aku selalu kalah dari manusia ini. Dia selalu menguji kesabaran ku. Lagipula kenapa Ibu Nayva membuat kami sebangku. Aku benar-benar tidak tahan berada di dekat nya. Dia memang anak yang nakal.

1
Zetti Afiatnun
👍👍👍👍👍
Shoot2Kill
Ceritanya luar biasa, author semangat terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!