Kebangkitan Istri Tersakiti [Mengejar Cinta Janda]

Jam pun berputar dengan begitu cepat, Leona masih berdiri di atas gedung,sehingga ia tersadar karena sengatan sinar matahari.

"Sudah satu jam aku di sini, oh Leona... Kenapa nasibmu menyedihkan seperti ini"ucap Leona pada diri sendiri, seraya meninggalkan gedung itu.

*****

"Baru sehari tidak melihat wajahnya,kenapa aku sangat merindukanmu Leona?"ucap Arsa seraya mengusap wajah nya dengan kasar.

"Arsa... Ingat jam 1 kau sudah ada janji dengan Dokter, sekarang kau cobalah fokus untuk merawat Arita,bukankah ini kau yang membuat masalah"ucap Arsa pada dirinya sendiri lagi.

"Aku benar-benar menyesal Leona"ucap lagi Arsa yang kini sudah tidak fokus bekerja.

Arsa pun berdiri dari kursi kebesaran nya.

Ia kini berdiri di dekat jendela,memasukkan kedua tangannya ke dalam sakunya.

Ia tahu, kesuksesan nya saat ini adalah berkat Leona, tanpa nya ia tidak mungkin berada dalam titik saat ini, namun...kenapa ia malah menyakiti Leona dengan begitu parah, mengapa ia melakukan kesalahan yang sangat di benci Leona, bahkan telah membuat Leona pergi jauh darinya.

"Arsa, kau pantas kehilangan nya, kau sudah mengkhianati nya bahkan saat ia ada di sisimu, kau dengan tega meninggalkan nya di pesta hanya demi bersenang-senang dengan Arita, kau rela beberapa kali berbohong padanya, hanya demi menuntaskan has*at mu, kau rela meninggalkannya tiap malam hanya demi bisa tidur dengan gadis kecil itu, kau pantas kehilangan nya Arsa, kau sangat pantas"rutuk Arsa pada diri sendiri.

Arsa berjalan lagi melihat bingkai foto yang masih terpajang indah di meja kerjanya, foto Leona dalam pelukan nya.

Wanita uang telah menemani nya mulai dari nol.

Tanpa terasa air mata Arsa terjatuh, namun segera Arsa hapus, ada yang sakit tapi tak berdarah.

Mungkin itulah ibarat untuk Arsa saat ini.

Saat ia masih melamun, sekertaris nya masuk dengan di iringi ketukan pintu.

Sejenak Arsa memandang wajah sekertaris yang sudah berada di sisinya selama 2 tahun ini.

"Kau cantik Dinda"ucap Arsa tiba-tiba.

Sang sekertaris yang mendengar itu, hanya tersipu malu dan tersenyum pada Arsa,

"Terimakasih Pujian nya pak, ini berkas yang harus bapak tanda tangani"ucap Dinda seraya menyerahkan berkas itu di hadapan Arsa,

Dinda merasa kini tatapan Arsa berbeda dengan tatapan sebelum nya, membuat Dinda merasa kikuk dan salah tingkah.

"Dinda, nanti malam ada waktu gak?"tanya Arsa.

"Kenapa pak?"tanya Dinda bingung.

"Kalau mau, bisa temani aku keluar?"tanya Arsa.

Dinda yang kini mulai faham akan kemauan atasannya, terdiam sejenak lalu berkata:

"Maaf pak, nanti malam adalah hari universary hubungan ku dengan kekasihku pak, jadi aku tidak bisa ikut bapak"ucap Dinda membuat alasan, yang tentu tidak akan membuat bos nya marah.

Alasan itu adalah alasan terbagus dari alasan lainnya.

Dinda sudah tahu kisah bos nya Arsa dan sang istri, dan dengan hubungan Bos nya dengan Arita si selingkuhan, Dinda tidak ingin jadi korban ke rakusan nya juga.

"Ah baiklah Din, jangan salah faham padaku, aku hanya butuh teman untuk ngobrol, sedangkan Arita masih bocah, aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama Din"ucap Arsa yang seakan tahu apa yang Dinda pikirkan.

"Kalau Tuan tahu, non Arita bocah, kenapa tuan masih melakukan hal itu, jika tuan berkata khilaf,itu alasan yang sudah basi tuan, Karena khilaf itu hanya sekali,bukan 2 tahun lamanya"ucap Dinda.

"Duduklah Din, aku benar-benar butuh teman saat ini"ucap Arsa.

Dengan terpaksa sekertaris itupun duduk di depan meja Arsa.

"Kalau kau sendiri bagaimana jika melihat pasangan mu selingkuh?"tanya Arsa.

"Kalau aku tidak akan diam seperti ibu Leona pak, aku pasti akan menghajar si suami dan Pelakor nya dengan sangat, akan aku cakar muka tuh cewek, akan aku tendang si cowok, apalagi dengan pengkhianatan bapak yang sudah sangat keterlaluan, hati ibu Leona terlalu lapang menerima kesalahan bapak, malah Ibu Leona bisa menuntut bapak dengan sangat berat, harta bapak,bisa saja ibu ambil, tapi... Ya itu lah, Ibu Leona sangat lah baik orangnya, hatinya begitu tabah dan sabar, bapak tidak akan menemukan wanita seperti itu lagi di dunia ini"ucap sedih Dinda sang sekertaris itu.

"Semuanya sudah terlanjur Din, dia sudah pergi jauh dariku dan tidak akan kembali lagi, semudah itukah dia melupakan aku Din?"

"Mungkin Ibu tidak bisa melupakan bapak, hanya saja ibu pasti berusaha melupakan bapak,aku bisa melihat betapa ibu sangat mencintai bapak, hingga dia lebih memilih mundur tanpa membawa apapun dari bapak"ucap Dinda.

Arsa tersenyum getir mendengar semua perkataan sekertaris nya. ia bisa melihat kemarahan juga di mata Dinda, mungkin semua wanita akan marah padanya, jika tahu tentang kebejatannya.

"Aku tidak sepintar Aris ya Din?"ucap Arsa serata tersenyum nyaris tertawa.

"Tapi Leona tidak bertahan seperti Kinan"ucap Arsa tersenyum.

"Itu karena Bu Leona sudah melihat langsung tingkah bapak, kalau kinan di layangan putus kan masih tidak melihat langsung, iss.. kenapa bapak malah bahas film layangan putus sih, bikin jiwa amarahku meronta loh"ucap Dinda

"Ah baiklah Din, terimakasih atas waktunya, sekarang sudah waktunya makan siang, kau pergilah"ucap Arsa.

"Baiklah pak, selamat menikmati daun muda pak"ucap Dinda seraya berlalu dengan senyuman di bibirnya.

Arsa hanya tersenyum dan pergi juga dari ruangan nya, ia ingin makan siang dan segera menuju ke rumah sakit, tentu untuk pengobatan putrinya, Candra memilih rumah sakit terbagus dan terbesar di kota itu.

Di sana terkenal dengan para dokter yang handal.

"Hallo Ar, kau akan datang kan?"tanya Candra

"Iya aku akan datang, bagaimana reaksi Arita semalam"tanya Candra.

"Kau memberi janji untuk menikahinya kan? dia hanya luluh dengan kata itu"ucap Candra.

"Hufff... baiklah aku akan segera kesana nanti"ucap Arsa mengakhiri panggilan itu.

*****

"Tuan, penerbangan anda pukul 4 sore ini Tuan"ucap Asisten Li.

"Baiklah, kau panggil kan Mario"ucap Tian.

Hanya anggukan kepala Asisten Li melakukan tugasnya, tidak butuh waktu lama, Mario pun datang keruangan Presdir nya.

"Mario, sore ini aku sudah tidak ada di perusahaan, lakukan tugasmu dengan sangat baik, dan juga, untuk esok atau lusa,Leona akan resign dari perusahaan ini, beri kan ini padanya, bilang ke dia kalau ini bonus atas kerja kerasnya selama ini"ucap Tian pada Mario.

Tentu Mario sudah mendengar kasak-kusuk tentang Tian dan Leona, namun selama ini, Mario menganggap berita itu hanyalah isu semata,namun melihat sikap Presdir nya sekarang, ia sendiri ingin tidak percaya, namun kenyataan sudah berkata.