Ditinggal menikah oleh kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun dengannya karena kesalahan dirinya sendiri yang terlalu fokus dengan karir membuat Calista tidak berniat untuk menikah walau usianya sudah menginjak kepala tiga.
Namun bagaimana jadinya keinginan Calista yang tidak ingin menikah tidak disetujui oleh kedua orang tuanya justru kedua orang tuanya memberikan jodoh untuknya yaitu pria yang berstatus mahasiswa di tempat ia mengajar dan pria itu dijuluki playboy?
Apakah Calista mau menerima jodoh pilihan kedua orang tuanya mengingat jarak umur mereka terpaut sembilan tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah sudah boleh?
Kedua orang tua Danesh dan Calista tentu saja senang karena putra dan putri mereka tidak memperlihatkan keterpaksaan di wajah mereka masing-masing sejak awal acara akad dimulai sampai saat ini. Bukan hanya mereka saja yang merasa senang, Rose dan Harry turut merasa senang karena mereka merasa keduanya sudah menerima dengan lapang dada pernikahan mereka.
Acara pernikahan hari itu terus berlanjut hingga akhirnya selesai di waktu siang hari. Satu persatu tamu undangan akhirnya pergi meninggalkan kediaman keluarga Calista hingga akhirnya hanya menyisakan keluarga Calista dan Danesh saja.
"Kalian pasti lelah. Sekarang sebaiknya kalian istirahat dulu di dalam kamar." Ucap Mommy Diora.
Calista menatap pada Danesh meminta jawaban. Danesh yang ditatap pun akhirnya mengangguk mengiyakan perkataan Mommy Diora.
"Baiklah, kalau begitu Cal dan Danesh pamit ke kamar dulu." Ucap Calista.
Mommy Diora dan yang lainnya mengangguk mengiyakannya. Calista pun melangkah menuju tangga yang menjadi akses menuju kamarnya berada diikuti Danesh di belakangnya.
"Apa kau merasa tidak nyaman karena kita harus sekamar setelah menikah?" Tanya Danesh pada Calista saat mereka sudah berada di dalam kamar. Calista tak langsung menjawabnya hingga membuat Danesh menatap intens wajah Calista menunggu jawaban dari istrinya itu.
"Bukan tidak nyaman. Hanya saja aku belum terbiasa sekamar dengan seorang pria. Tapi kau tenang saja, aku akan mencoba terbiasa berbagi kamar denganmu."
"Syukurlah kalau begitu. Kita adalah dua orang asing yang dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan. Aku harap kita bisa saling menerima dan berbagi cerita setelah menikah."
"Ya, aku juga mengharapkan hal yang sama." Jawab Calista.
Danes tersenyum tipis mendengarnya. Danesh pikir menikah karena dijodohkan akan banyak drama yang akan ia lewati setelah menikah. Namun ternyata dugaannya salah. Calista bukanlah wanita yang seperti ia pikirkan. Istrinya itu sangat dewasa dalam bersikap dan tidak membuat pernikahan mereka menjadi rumit.
"Oh ya, apa besok kita jadi langsung pindah ke rumah kontrakan?" Tanya Calista mengingat kesepakatan yang telah mereka buat beberapa hari yang lalu.
"Jadi. Apa kau yakin tidak masalah untuk besok dan seterusnya kita akan tinggal di kontrakan?" Tanya Danesh.
"Tentu saja tidak masalah. Kemana pun kau pergi membawaku aku akan ikut denganmu."
Danesh menghembuskan nafas lega. Untuk besok dan seterusnya ia dan Calista akan memulai hidup mandiri tanpa mengandalkan harta dari orang tua mereka masing-masing.
"Oh ya, Danesh. Bisakah kau membukakan resleting gaunku? Tanganku tidak sampai untuk membukanya."
Danesh dengan cepat mengiyakannya lalu membantu Calista membuka resleting gaun yang dipakainya. Baru saja setengah resleting terbuka darah Danesh sudah dibuat berdesir melihat indahnya punggunh Calista yang putih bersih. Calista yang menyadari jika Danesh belum membuka resletingnya sampai habis pun menegur suaminya itu.
"Oh ya, maaf." Ucap Danesh lalu melanjutkan kegiatannya. Setelah selesai Danesh buru-buru menjauh dari Calista sebelum tangannya bergerak tidak terkendali memegang punggung Calista.
"Terima kasih." Ucap Calista lalu melangkah ke arah kamar mandi.
Danesh memperhatikan gerak-gerik istrinya itu hingga akhirnya tubuh Calista lenyap dari pandangannya.
"Saat ini aku sudah resmi menjadi suami dari Calista. Jadi apa mulai saat ini aku sudah boleh menyentuhnya? Seperti memegang beberapa bagaian tubuhnya dan yang lainnya. Tapi apa dia mengizinkannya?" Danesh mulai meragu.
***
Sebelum lanjut, jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Danesh dan Cal update, silahkan mampir di novel shy yang lagi on going juga berjudul Noda Menjadi yang Ke 2, ya🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ 🤗
author maupun pembaca..
mau ksh info penting
gabung yu k cbm..
kita d sn bakal belajar brg
dr teknik dsr menulis
jika kalian mnta tlg follow dl akun saya
nnti sy akan bantu undang kalian mksh semua