Alano Leonard pria berusia 27 tahun seorang Mafia sekaligus seorang CEO menyukai seorang gadis yang membantunya ber sembunyi dari kejaran musuh nya di dalam kontrakan gadis itu.
Tatapi, karena masih trauma dengan masa lalu Alano tidak mudah percaya dengan orang baru, Dia akan mengangap jika mereka adalah musuh yang akan menusuknya dari belakang.
Begitu pun dengan seorang gadis yatim piatu bernama Kanaya yang berhasil menarik perhatian Nya, tetapi masih ada keraguan di dalam diri Alano untuk percaya jika gadis itu bukan lah musuh.
Apakah Alano akan tetap ragu pada Kanaya jika dia sudah tau latar belakang Kanaya?
Dari pada penasaran, Yuk di silahkan di baca🤹♂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vethyy Liza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Kamu kenapa Nak, muka Kamu pucat sekali," tanya Ibu Yeni.
Elis tidak menjawab pertanyaan Ibu nya, Dia merasa sangat nyaman berada di gendongan Arga bahkan tanpa sadar Dia tertidur.
"Lebih baik Kita ke rumah sakit ya Bu agar Ibu bisa di rawat secara intensif di rumah sakit sekalian Kita cek kondisi Elis," ajak Alano.
"Tapi Nak-" ucapan Ibu Yeni terpotong dengan cepat oleh Alano.
"Tidak ada bantahan Bu, Ibu harus sehat," ujar Alano sambil menggendong Ibu Yeni dan berjalan menuju mobil mereka.
"Ibu bisa jalan sendiri Nak, tidak perlu di gendong," ujar Ibu Yeni.
Alano tidak menjawab ucapan ibu Yeni, Dia terus berjalan santai sampai ke mobil nya membuat Arga terkekeh kecil sambil menggeleng kepala melihat kelakuan Alano.
"Ibu Asih sama Elsa pasti akan cemburu melihat Mu gendong Ibu Yeni Al," goda Arga.
"Tidak akan, Aku sangat sering menggendong Ibu dan juga di gendong anak bujang nya yang lain sedangkan Elsa Aku yakin dia tidak akan cemburu karena Dia yang akan Aku gendong sampai tua," ujar Alano santai.
Alano membawa Ibu Yeni duduk di samping kemudi sedangkan Arga duduk di belakang bersama Elis yang masih tidur dengan nyaman di pangkuan nya.
Sebelum menyetir, Alano menelpon Abang nya di rumah sakit untuk menyiapkan kamar VVIP untuk calon Ibu mertua Arga.
"Halo," sahut Dani.
"Halo, Abang masih di rumah sakit?" tanya Alano.
"Iya kenapa Al?" tanya Dani.
"Siapkan 1 ruangan VVIP ya Bang dan apa dokter beni masih di rumah sakit?" tanya Alano.
"Buat apa Al siapa yang sakit?" tanya Dani panik.
"Abang siap kan dulu ruangan nya dan jangan lupa bilang pada dokter beni untuk menunggu Kami," ujar Alano lalu mematikan telpon nya.
"Dokter beni untuk apa Al," tanya Arga selidik.
"Untuk periksa Elis," jawab Alano santai.
Mata Arga melotot mendengar nya sambil menggeleng kepala tidak terima.
"Tidak, Tidak! Elis tidak boleh di periksa oleh dokter beni atau dokter laki-laki siapa pun itu, Aku tidak mau Elis di sentuh pria lain," ujar Arga kesal.
"Biarin aja kenapa Kamu sewot," jahil Alano.
"Ya sewot lah, Elis calon istri Ku dan Aku tidak rela Elis di sentuh pria lain," ujar Arga tegas.
"Cuman di periksa aja Erga," ujar Alano senang melihat muka kesal Arga.
"Pokoknya tidak! Elsa hanya milik Ku tidak boleh di sentuh orang lain," jawab Arga tegas dengan muka yang memerah.
"Dasar posesif. Nikah dulu tuh Elis nya baru posesif gitu," ledek Alano.
Arga tidak menjawab, dengan muka yang bersungut-sungut Dia semakin memeluk tubuh mungil Elis dengan erat lalu mencium dahi elis dengan lembut.
Ibu Yeni yang mendengar obrolan Alano dan Erga tampak semakin yakin jika Putri semata wayang nya berada di tangan yang tepat.
"Ibu kenapa nangis?" tanya Alano panik saat melihat wajah pucat Ibu Yeni basah karena air mata.
"Ibu tidak apa Nak, Ibu hanya merasa bersyukur aja kalian mau bertanggung jawab untuk Elis," ujar Ibu Yeni.
"Ibu tidak perlu seperti itu, justru Kami yang merasa bersyukur karena Ibu tidak perpanjang masalah ini dan sebagai kasus pelecehan namun Ibu bersedia menerima Arga dan memaafkan Nya," ujar Alano.
"Ibu hanya memikirkan kebahagian Elis Nak, Ibu tidak tau sampai kapan usia Ibu akan bertahan Nak, Ibu juga tidak ingin Alis hidup sendirian saat Ibu akan berpulang nanti," ujar Ibu Yeni.
Ciiit
Saat mendengar ucapan Ibu Yeni, Alano lansung menekan rem nya agar berhenti lalu menoleh pada Ibu yeni.
"Ibu, Kita memang baru beberapa jam yang lalu saling kenal, tetapi Aku tidak ingin Ibu mengatakan pergi, memangnya Ibu mau pergi kemana? Aku tau dunia ini bukan lah tempat Kita yang sebenar nya dan ada saat nya Kita semua berpulang di waktu yang sama atau pun berbeda dengan cara yang berbeda pula, tetapi bisakah Aku meminta Ibu jangan bicara seperti itu dulu, karena Kita hidup di dunia juga nyata Bu dan perasaan kehilangan itu pasti ada," pinta Alano memohon begitu pula Arga yang membenarkan ucapan Alano.
Ibu Yeni tidak bisa berkata-kata mendengar ucapan Alano, Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan seorang pemuda yang memiliki pemikiran yang sangat dewasa.
"Iya Nak, Ibu berjanji tidak akan bicara seperti itu lagi tetapi semua tergantung sang pemberi kehidupan Nak," ujar Ibu Yeni sambil mengusap pipi Alano lalu mereka berpelukan.
Setelah Alano melepaskan peluk kan Nya, Alano lanjut menjalan kan mobil nya menuju rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, terlihat dari dalam mobil jika Dani sudah berdiri di depan pintu rumah sakit menunggu Alano.
Dani menghampiri mobil Alano saat melihat Alano sudah turun.
"Siapa yang sakit Al," tanya Dani khawatir.
"Bentar Bang," jawab Alano lalu membantu Ibu Yeni turun dan terlihat juga Arga turun sambil menggendong Elis yang melingkar kaki nya pada pinggang Arga seperti cicak dan masih terlelap.
"Arga siapa yang Kamu gendong dan Alano siapa Ibu ini," tanya Dani bingung sekaligus heran.
"Sabar Bang nanti dulu Kami jawab pertanyaan Mu Kita masuk dulu," jawab Arga lalu masuk mengikuti Alano.
Dani benar-benar heran dengan tingkah dua Adik nya.
"Huff bikin penasaran saja," gerutu Dani.
Sampai di ruangan mewah yang sudah di siapkan Alano lansung membaringkan Ibu Yeni pada ranjang pasien yang empuk dan lebar.
"Ibu baring di sini ya, Ibu akan di periksa sama dokter," ujar Alano.
"Iya Nak," jawab Ibu Yeni.
Sedangkan Arga membaringkan Elis di sofa yang empung dan lebar seperti sebuah kasur, jadi tidak perlu khawatir terjatuh.
Dani masuk ke dalam ruangan itu lalu menghampiri Alano.
"Bang nanti Aku akan jelaskan semua nya, tapi tolong periksa Ibu dulu," ujar Alano.
"Iya Aku akan periksa," ujar Dani lalu mulai periksa Ibu Yeni dengan teliti.
Eeegh
Elis baru terbangun dari tidur nya dan tampak bingung dengan ruangan yang begitu asing.
"Kamu sudah bangun?" tanya Arga.
"Kamu?" pekik Elis.
"Iya kenapa, tenang lah Aku tidak akan menyakiti Mu," ujar Arga lembut.
"Aku ada di mana?" tanya Elis.
"Kita di rumah sakit," jawab Arga.
"Untuk apa ke rumah sakit?" tanya Elis heran tetapi setelah itu mata Elis melotot saat teringat sesuatu.
"Ibu Ku mana?" tanya Elis panik.
"Hey tenang lah, Ibu tidak apa, Ibu sedang di cek kesehatan Nya," ujar Arga agar Elis tenang.
"Ayo Kamu ikut Aku sebentar," ajak Arga lembut.
"Mau kemana?" tanya Elis.
"Untuk periksa keadaan Kamu, muka Kamu sangat pucat," ujar Arga.
"Aku tidak Mau," jawab Elis ketus.
"Elis apa Kamu ingin membuat Ibu khawatir saat melihat wajah pucat Kamu dan Dia pasti akan tambah syok melihat keadaan Kamu yang seperti itu, lalu Ibu akan drop, apa Kamu ingin Ibu sakit parah?" tanya Arga dan di jawab dengan gelengan kepala oleh Elis.
"Ya sudah Ayo biar Aku gendong," ujar Arga.
"Tidak, Aku akan jalan sendiri," ujar Elis cepat.
"Baik lah," jawab Arga lalu memperhatikan Elis yang berusaha berdiri namun Dia bisa melihat jika kaki Elis masih lemah dan bergetar karena di paksa untuk berdiri.
"Ngeyel banget sih di bilangin," ujar Arga gemas lalu menggendong Elis.
Elis hanya diam dalam gendongan Arga dan tidak berani menatap muka Arga.
Sampai di ruangan periksa kandungan Elis di baringkan di atas ranjang pasien.
Seorang dokter wanita menghampiri mereka.
"Dengan Tuan Arga?" tanya Dokter Sintia.
"Iya dokter, tolong periksa istri Saya," ujar Arga singkat membuat mata Elis melotot tajam ke arah nya.
"Baik lah," jawab dokter Sintia lalu mulai melakukan tugas nya.
"Selamat ya Tuan Arga istri Anda sedang mengandung dan usia kandungan Nya baru 3 minggu jadi harus ekstra hati-hati dalam melakukan aktifitas," jelas dokter Sintia.
Mata Arga melotot berbinar saat mendengar jika Elis hamil.
"Benarkah dokter istri Saya hamil?" ujar Arga antusias.
"Iya Tuan," jawab dokter tersenyum geli.
Arga sangat antusias sampai lompat lompat dan berteriak "Aku akan jadi seorang deddy" sampai berulang kali.
Sedangkan Elis hanya diam dan menangis haru melihat antusias nya Arga atas kehamilan nya.
"Tuhan mungkin ini adalah jalan hidup Ku, Aku di pertemukan dengan calon suami Ku dengan cara yang tidak terduga. Tolong bimbing Aku untuk menerima calon suami Ku dan bisa menjadi Ibu yang baik untuk anak Ku," batin Elis.
Arga datang memeluk Elis dengan perasaan bahagia dan tidak hentinya mengucapkan maaf dan terima kasih pada Elis juga tidak lupa untuk memohon pada Elis untuk pertahan kan bayi dalam kandungan Nya.
...****************...
Author selalu telat update karena sambil kerja, tempat kerja Author yang sekarang susah banget buat curi-curi waktu pegang hp dan sering lembur juga🙏
Nanti Author akan usahain untuk sering update ya, dan Terima kasih karena sudah mampir🙏❤
5 like + /Rose/buatmu. semangat ya kak.