NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:22.3k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9. AKAN BALIK KE AMERIKA

Di saat keduanya terdiam, tiba-tiba ponsel Thasya berdering. Ada panggilan nomor masuk. Melihat siapa si penelepon, Thasya langsung mengangkatnya tanpa memperdulikan Damar yang masih duduk di hadapannya. Karena telepon itu yang selalu dia tunggu setelah beberapa hari menunggu.

“Iya halo, Pak Dimas?”

“Iya, tentu saya bisa. Kebetulan saya juga lagi dekat kantor bapak."

“Iya, saya akan segera ke sana.”

Thasya pun langsung beranjak dari duduknya. Masih menerima telepon, dia langsung pergi tanpa pamitan kepada Damar.

Saat Thasya akan melewati kursi di mana Damar duduk, laki-laki itu langsung menahan tangannya.

“Baik pak, saya akan langsung menuju Corp Buzz.” Menyadari tangannya lagi ditangan Damar, Thasya langsung menghempaskan tangan pria itu hingga terlepas. Lalu dia pergi begitu saja.

Sementara Damar yang masih duduk terdiam sambil menatap tangannya yang dihempaskan tadi.

“Hah…! Ternyata itu yang kamu mau?” gumam Damar tanpa melepaskan tatapannya dari tangannya.

Di Gedung Corp Buzz

Thasya duduk di depan salah satu staf Perusahaan Corp Buzz dengan wajah tidak percaya setelah mendengar penjelasan staf tersebut.

“Apa maksud bapak?” tanya Thasya ingin penjelasan yang lebi detail lagi.

“Maaf Ibu Thasya, dari atasan kami mengatakan semua kontrak baru yang diurus oleh Pak Dimas harus dihentikan sementara dulu. Sepertinya ada masalah yang dilakukan oleh Pak Dimas. Jadi bagian internal kami masih mendalami kasus beliau.”

“Tapi tadi kan Pak Dimas sendiri yang menelepon dan meminta saya datang ke sini.”

“Iya, memang benar, ibu. Seharusnya yang menjelaskan masalah ini tadinya adalah Pak Dimasnya langsung. Tetapi karena masalah yang dilakukan beliau cukup rumit, beliau langsung dipanggil. Jadi saya sendiri yang diminta untuk memberitahukan kepada Ibu Thasya.”

“Tiga hari yang lalu kan pihak kalian sudah sepakat untuk bekerjasama dan hari ini tinggal melengkapi berkas yang kurang saja.”

Thasya masih tidak percaya jika usahanya untuk meyakinkan pihak Corp Buzz beberapa hari yang lalu akan berakhir sia-sia juga. Dan dia tidak bisa bayangkan dia akan kembali ke Amerika dengan tangan kosong tanpa membawa apa-apa.

“Maafkan, Ibu Thasya. Apa yang terjadi sekarang, itu diluar kendali kami.”

Setelah selesai menyampaikan informasi itu, staf tadi pun pergi. Thasya masih belum percaya apa yang terjadi. Setahunya, saat pembahasan kontrak kerjasama itu tidak ada masalah apa-apa. Thasya sudah yakin jika kali ini dia akan berhasil. Tetapi ternyata tidak.

“Sebenarnya ada apa ini…?” batin Thasya.

Thasya tidak bisa mendiamkan apa yang terjadi karena sangat berpengaruh bagi keberlanjutan program yang sedang Beauty Fasion jalankan.

Jika dia gagal mendapatkan tanda tangan kontrak kerjasama dengan perusahaan yang sudah mereka incar sebelumnya, mau tidak mau Thasya harus balik lagi ke Amerika. Besok paginya pun Amelia menerima vidio call dari atasannya. Tak lain tak bukan, Gretta.

Setelah malam sebelumnya dia memberitahukan kalau dia gagal melakukan tugasnya. Sambil berusaha menenangkan hatinya, Thasya duduk sambil menatap layar laptopnya.

Di sana Thasya melihat Gretta sedang tersenyum kepadanya.

“Halo, Sya… Lama tidak bertemu kelihatannya kamu kurang baik di sana, ya?” sapa Gretta sekaligus melihat penampilan Thasya yang tampak tidak bersemangat.

“Gretta, kenapa anda berada di kantor? Bagaimana dengan masalah hak asuh Jessie?”

“Berjalan dengan baik. Tapi karena masalah di kantor sepertinya belum selesai, aku harus masuk walaupun sidangnya belum selesai” jawab Gretta.

“Thasya…! Setelah mendengar laporan yang kamu beritahu tadi malam, aku memutuskan untuk membatalkan semua bisnis kita yang ada di Indonesia. Jadi, kami bisa kembali dan bergabung lagi dengan Beauty Fasion di Amerika.”

Gretta terlihat diam sebentar. Kemudian dia menghela napas panjang sebelum lanjut berbicara.

"Huuufff...! Thasya, saya akan mengundurkan diri dari posisiku sebagai Kepala Departemen Penjualan. Saya tidak mau mempertahankan posisi itu jika aku tidak bisa menangani masalah ini."

"Mengundurkan diri?"

Thasya jadi merasa bersalah setelah mendengarnya. Dia meresa Gretta mengambil keputusan seperti itu karena kegagalannya mendapat tandatangan kontrak kerjasama.

Thasya tidak terima jika Gretta sampai mengundurkan diri hanya karena dia gagal menjalankan tugas yang dia terima. Dia merasa sepertinya belum berusaha dengan maksimal.

"Thasya, jika tidak ada investor yang bekerja sama kerugian yang kita alami cukup besar. Kita tidak bisa menekan biaya produksi karena pembatalan kontrak sepihak dari Perusahaan Dawson Company."

"Karena sebelumnya saya yang menangani kontrak kerjasama dengan pihak Dawson Company, jadi saya juga yang harus bertanggungjawab. Aku harus siap mundur dari posisiku sekarang, Thasya."

"Gretta, tidak. Jika saya tidak gagal mendapatkan tanda tangan investor, anda tidak akan membuat keputusan seperti itu. Aku juga gagal menjalankan tugasku." Thasya masih belum terima dengan keputusan yang akan diambil atasannya itu.

"Tidak, sya. Tanggungjawabku yang lebih besar di sini. Aku yang lebih dulu mengajukan untuk membuka cabang bisnis di Indonesia. Tapi, aku juga yang lepas tangan karena masalah pribadi" kata Gretta berusaha menjelaskan kepada Thasya.

Dia tidak mau jika rekan kerjanya yang sudah dia anggap sebagai keluarganya itu terus merasa bersalah.

"Gretta, maafkan saya. Gara-gara saya..."

Gretta langsung memotong, "Saya tahu kamu sudah bekerja maksimal di sana, Thasya. Jadi, kamu tidak perlu meminta maaf."

"Jangan meminta maaf kalau kamu tidak pernah melakukan kesalahan. Karena di mataku selama ini kamu adalah partner kerja terbaikku."

Setelah sambungan vidio call keduanya berakhir, hati Thasya tidak tenang. Dia merasa jika dirinya belum melakukan seperti apa yang dikatakan Gretta tadi.

"Aku tahu kamu sudah bekerja maksimal." Kalimat itu terus berputar-putar di dalam benak Thasya.

"Apakah benar aku sudah bekerja maksimal? Apakah seperti ini hasil perkerjaan karyawan terbaik? Apakah hasil pekerjaanku ini sudah memuaskan?" Thasya selalu mempertanyakan kualitas kerja dirinya sepanjang satu harian itu.

Setelah memikirkan secara matang, Thasya pun mencoba menghubungi Damar. Dia berusaha melepaskan egonya untuk mencoba membujuk mantan suaminya itu.

Dia akan mengesampingkan rasa malunya kali ini untuk membujuk agar Damar mau melanjutkan bekerjasama dengan Perusahaan Beauty Fasion. Dia siap jika mantan suaminya itu kembali merendahkan dirinya lagi.

Thasya pun menelepon Damar di malam harinya.

Thasya masih menunggu, hanya suara sambungan teleponnya yang masih terdengar. Dan itu membuat hatinya semakin tidak tenang. Sepertinya Damar tidak memengang ponselnya.

Thasya kembali mencoba menghubunginya. Dan setelah beberapa menit menunggu, akhirnya terdengar suara Damar di seberang sana.

"Halo...?"

Thasya diam, masih ada rasa ragu di dalam hatinya. Tetapi mengingat ucapan dari Gretta tadi, dia akhirnya memberanikan diri.

"Thasya, ada apa? Apakah kamu baik-baik saja di sana?" tanya Damar ketika tidak mendengar respon dari mantan istrinya itu.

Thasya pun mengumpulkan keberaniannya. "Damar, apakah aku mengganggumu?"

"Tidak, aku baru pulang dari perjalanan dinas. Ada apa?" jawab Damar mendengar suara sendu Thasya.

Ada yang ingin saya bicarakan langsung terkait masalah pekerjaan. Apakah kita bisa bertemu?"

"Sekarang, malam ini...?"

"Iya, aku saja yang datang ke tempatmu."

"Tidak masalah di mana pun itu? Sekalipun itu di Hotel?"

"Iya, tidak masalah" jawab Thasya dengan yakin.

Sepertinya Damar menyadari jika Thasya mengalami sesuatu yang mendesak. Padahal dia sudah memperjelas ucapanya, tetapi mantan istrinya itu tetap setuju datang menghampirinya.

Damar sangat penasaran apa yang akan mereka bicarakan nanti. Dia sangat menunggu kedatangan mantan istrinya itu.

1
Amidah Adjach
Luar biasa
Uthie
kadang masih mencerna alur cerita.. terutama siapa yg bicara dan dimaksud yg sedang terjadi kah.. atau sesaat sebelumnya
Uthie
Thor maaf... sekedar saran sedikit dalam penulisan ceritanya 🙏

*baiknya jika ada cerita yg sebelumnya, dan yg terjadi saat itu, diberikan tanda/notif "flash back" atau jeda spasi paragraf gtu..
Jadi biar gak bingung bacanya kecampur-campur mencerna mana yg kisah yg lalu.. dan mana kisah yg terjadi saat itu juga 🙏🙏🙏
Butterfly93_: Terima kasih sarannya kak 🙏
total 1 replies
Uthie
lanjut 💪
Uthie
masih mencerna alur ceritanya..
Uthie
seru niii 😁
Uthie
coba mampir 👍♥️
Rose 19
mantan suami woy bukan suami,ngaku2 kamu Damar
Rose 19
aku penasaran apa yang membuat Thasya minta cerai dari Damar
Rose 19
pedes banget itu mulut
Rose 19
sepertinya seru
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!