NovelToon NovelToon
Getaran Cinta

Getaran Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: KENZIE 7 store PONOROGO

Raline dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya demi baktinya pada orang tua. Konflik muncul setelah Raline bisa menerima dan mulai mencintai suaminya. Perselisihan dengan mertua dan ipar serta mantan Raline pun hadir.

Akankah pernikahan mereka yang diawali dengan perjodohan dapat berjalan dan berakhir bahagia?

.....

Season 2...
Ini menceritakan kisah Halin, putra dari Raline dan Devan. Diselingkuhi saat ingin merayakan anniversary. Mana yang lebih sakit lagi?

Halin pun dikirim untuk melanjutkan sekolah bisnis ke negara Belanda. Lima tahun kemudian dia pulang ke tanah air dan menjadi sosok yang semakin dewasa juga berkharisma.

Setelah sukses, apakah sang mantan akan menyesal? Dapatkah Halin menemukan kebahagiaannya?

.....

Hai kak, ini karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam hangat

Salam dari Ponorogo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KENZIE 7 store PONOROGO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Mengisi Satu Sama Lain

Devan berhasil membangkitkan semangat Raline kembali. Meski itu sama saja dengan membuka kembali luka lamanya. Tak mengapa asal istrinya bisa kembali seperti semula.

"Apa kamu sudah bisa menceritakan apa yang terjadi padamu kemarin Sayang?" Tanya Devan pelan.

Raline diam sebentar. Dia bingung apakah harus mengatakan pada suaminya atau tidak. Setelah beberapa saat Raline berfikir, akhirnya dia memutuskan untuk bercerita pada Devan. Biar bagaimanapun Devan berhak tahu. Begitu pikir Raline.

"Kemarin saat mengantar Ayah dan Bunda pergi, aku seperti melihat sekilas bayangan seseorang tapi aku tidak tahu itu siapa. Karena penasaran aku pun mendekat. Saat mendekat itulah tiba-tiba di belakang ku ada seseorang yang mencoba membiusku pakai sapu tangan. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Yang kuingat aku disekap oleh Alan. Karena rasa takut aku mengalami semacam perasaan trauma. Kemudian aku diantar pulang oleh seorang gadis." Jelas Raline mengatakan.

Devan tidak kaget, namun dalam hati dia bertekad untuk menghancurkan orang yang bernama Alan itu. Tangannya terkepal kuat. Sebisa mungkin dia sembunyikan dari Raline.

"Katakan Sayang ciri-ciri dari Alan itu bagaimana?" Tanya Devan penasaran.

"Aku tidak bisa mengatakannya. Yang kutahu, aku hanya merasa takut saat melihat dia. Entah kenapa dia yang sekarang seperti orang lain." Kata Raline.

"Jadi itu sebabnya kamu ketakutan saat melihatnya? Apa dia wajahnya jelek eum?"

Raline melotot saat Devan mengatakan wajah Alan jelek. "Hei, aku hanya bercanda Sayang." Kata Devan saat melihat perubahan mimik wajah Raline.

"Jangan pernah jadikan fisik sebagai bahan bercandaan. Aku tak suka." Ucap Raline marah.

"Hemm baiklah aku minta maaf ya." Kata Devan sambil menangkupkan kedua tangannya kemudian dia pun berlalu keluar kamar. Ada yang berdenyut nyeri di ulu hatinya. Devan memegang dadanya. 'Kenapa rasanya sakit saat dia marah karena membela mantan kekasihnya itu.'

Raline merutuki kesalahannya. Lagi-lagi aku berbuat salah. Batin Raline.

Jika itu di posisinya, pasti dia juga pasti akan seperti Devan. "Bodoh kamu Al. Kenapa kamu marah saat dia mengatakan jelek? Bodoh! Bodoh! Pasti Devan marah. Dikira kamu masih ada rasa sama alan." Raline memaki dirinya sendiri. "Dia sudah begitu sabar dan baik padamu, kau malah membuatnya salah paham. Apa yang harus kulakukan?" Raline terus meracau menyalahkan dirinya.

Saat dia tengah bergelung dengan pikirannya, Devan pun masuk ke kamar hendak mandi.

Devan berjalan begitu saja melewati Raline tanpa menoleh sedikitpun. Membuat Raline semakin merasa bersalah.

"Hahh~ Sudah begini, apa yang harus kulakukan?" Gumam Raline.

Sementara di dalam kamar mandi Devan juga tengah memikirkan cara untuk menguatkan hatinya saat nanti bersama dengan Raline. Jangan sampai rasa cemburu menguasai dirinya.

"Baiklah Dev. Istrimu tidak lagi mencintai mantan kekasihnya, dia hanya tidak mau kamu menjelekkan orang lain. Ya orang lain. Raline hanya mencintai ku." Devan berusaha merapalkan kata-kata positif. "Tidak perlu kau sakit hati atau cemburu. Dia itu hanya masa lalu dan menjadi orang asing. Ingat Dev! Dia yang telah membuat istrimu mengalami trauma seperti itu. Apa yang kau khawatirkan?" Devan menyemangati dirinya. Membuat kepercayaan dirinya kembali lagi.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Devan pun keluar kamar mandi. Dia duduk di tepi ranjang dengan pelan.

Raline menyadari kedatangan Devan, membuat dadanya berdebar kencang. 'Rasanya seperti saat malam pertama dulu hihihi' Raline tertawa dalam hati merutuki atmosfer suasana yang seperti pasangan pengantin baru.

"Dev Sayang. Maaf tadi aku tidak bermaksud seperti itu." Ucap Raline lirih sambil menatap Devan.

"Seperti itu yang bagaimana? Aku tak mengerti. Jelaskan padaku." Jawab Devan tetap pada posisinya.

"Eum aku hanya tidak ingin kamu menjadi orang yang punya pemikiran buruk terhadap orang lain. Itu seperti bukan dirimu." Ucap Raline pelan takut salah berkata lagi.

"Kenapa tiba-tiba minta maaf? Apa kamu masih mengharapkan kembali padanya?" Kata Devan sedikit berlebihan. 'Sudah begini lebih baik lanjut saja. Sedikit mengerjai istri sendiri tidak salah kan?' Kata Devan dalam hati.

"Tidak!" Jawab Raline cepat. "Kenapa kamu bilang begitu? Aku hanya mencintaimu, Suamiku." Lanjut Raline dengan senyum malu-malu saat mengatakan 'Suamiku'.

Devan pun tersenyum sangat tipis lalu segera merubah ekspresi wajahnya seperti semula. "Buktikan kalau kau mencintaiku. Jangan cuma bicara saja." Kata Devan menantang Raline.

Dengan refleks Raline mendekati Devan. CUP. Raline mencium pipi kanan Devan dengan cepat. Membuat Devan tidak puas.

"Apa yang kau lakukan Al?" Devan pura-pura marah dengan tindakan yang dilakukan Raline padanya.

"Apa aku salah kalau aku mencium suamiku sendiri hiks? Bukankah tadi kamu ingin aku membuktikan cintaku padamu hiks. Lalu kenapa kamu malah marah hiks hiks." Ucap Raline sesenggukan.

'Sial! Kenapa malah jadi begini? Ini tidak seperti yang ku harapkan.' Devan jadi merasa bersalah. 'Apa aku sudah keterlaluan?'

Dia kemudian membawa Raline ke dalam pelukannya. "Sstt~ Maafkan aku. Tadi aku hanya ingin mengerjaimu saja. Aku percaya kalau hatimu hanya untukku." Ucap Devan menenangkan Raline.

'Aaaa dasar suami jahil. Baiklah aku juga akan mengerjaimu.' Dalam hati Raline mengumpati Devan. "Kamu tidak salah, aku lah yang salah hiks hiks." Ucap Raline semakin terisak kencang. Dia juga akan mengerjai suaminya dengan terus pura-pura bersedih.

'Shit! Kenapa makin tak terkendali sih.' Devan mengumpat dalam hati. 'Hanya ada satu cara membuatnya tidak menangis lagi.

Devan mengurai pelukannya. Dia memegang tengkuk Raline dan mencium bibir Raline. Membuat Raline terbelalak kaget dengan tindakan Devan. Karena tidak ada penolakan dari Raline, Devan pun semakin intens. Yang tadinya hanya sekedar ciuman biasa tiba-tiba menjadi lumatan.

Devan terus melumat bibir Raline dengan rakus seolah-olah ini baru pertama kali dilakukan. Ciuman pun terlepas karena Raline memukul dada Devan. "Hah apa kau mau membunuhku hah..." Ucap Raline dengan nafas yang terengah-engah.

Devan malah tertawa cekikikan. "Habis rasanya beda dari biasanya. Ini lebih manis dan kenyal." Ujar Devan secara frontal mendeskripsikan bibir Raline.

Raline melotot tak percaya dengan apa yang barusan Devan katakan. "Yak apa maksudnya eoh?" Tanya Raline tak percaya. "Wahh kenapa makin kesini malah semakin menjadi sih." Imbuhnya.

"Apanya Sayang?" Tanya Devan sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Sudahlah malas aku. Kenapa kamu jadi semakin menyebalkan sih Dev." Ucap Raline merajuk.

"Kenapa malah merajuk? Harusnya tadi aku loh yang marah karena kamu jelas-jelas membela laki-laki lain di depanku." Kata Devan membela diri.

"Eum maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu."

'Haish~ Kalau kaya gini sampai kapan romantisnya? Berantem. Maaf-maafan. Begitu saja terus sampai ayam betina berkokok.' Batin Devan kesal. "Ya sudah lupakan saja yang tadi. Sekarang aku sudah lapar, ayo kita makan." Kata Devan mengalihkan pembicaraan yang tidak pernah ada habisnya itu.

Dengan senang Raline pun menggandeng tangan Devan menuju ruang makan. Keduanya berjalan beriringan sambil bertautan tangan.

Next....

1
jumrotun chasanah
Lanjut lagi kak.. Critaanyaa ng ambang gitu. 😔
🍾⃝ Nͩɪᷞᴋͧᴇᷡɴͣ🤎
Sedihh banget si Raline
tefa(♡u♡)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
AKB: terima kasih kak /Kiss/
total 1 replies
NotLiam
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!