NovelToon NovelToon
The Final Entity Never Regrets In Reality

The Final Entity Never Regrets In Reality

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Epik Petualangan / Keluarga / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: RiesSa

"Namaku ya..."

Siapa nama dari tubuh gadis yang Kumasuki ini? Apa maksud dari semua mimpi buruk sebelum aku masuk ke tubuh ini? Lalu suara yang memanggilku Himena sebelumnya itu, apakah ada hubungannya denganku atau tubuh ini?

"Vıra...panggil saja aku Vıra." Jawabku tersenyum sedih karena membayangkan harus menerima kenyataan yang ada bahwa aku di sini. Benar, inilah Kenyataanku sekarang.

Semua tentangku, dia, dan tragedi pengkhianatan itu, akan terkuak satu-persatu. PASTI....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RiesSa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Titah Persiapan Misi

“Salam penuh hormat wahai Raja Oevin. Salam hormat wahai para ksatria utama kerajaan.”

Satu salam formal sedikit menunduk aku haturkan kepada para pejabat di sana.

Ada sepuluh orang ksatria utama kerajaan yang menatap dalam berbagai mimik muka, termasuk satu orang pengganti Pangeran Badver yang telah meninggal, seorang perempuan yang dingin. Itu... salah satu guru dari pelatihan dulu?

Raja Oevin sendiri duduk di kursi singgasananya ditemani bersama Ratu Vrigg terlihat penuh kharisma. Itu... membuatku merasa Déjà vu dengan saat momen ulang tahun Ratu Vrigg dulu.

“Terima kasih telah hadir di pertemuan ini Tuan Sleipnirr, ksatria dari keluarga Wooseman.” Sambut Raja Oevin.

“Suatu kehormatan bisa datang dan menjawab keinginan anda, Yang Mulia Raja Oevin.” Jawabku.

“Kenapa kamu dulu tidak perkenalkan ksatria sehebat dia ke kita, Pangeran Looqe? Apa kamu merencanakan sesuatu di balik layar lagi?” Ratu Vrigg mengeluarkan nada tidak senang.

Eh?

Dia... Serius menanyakan hal itu?

Jujur aku sedikit terkejut. Kalau tidak salah Pak Looqe dulu pernah bilang kepadaku kalau di masa kecilnya Ia dijauhi oleh Ibu tiri dan saudara tirinya yang lain. Apakah Ibu yang dimaksud adalah Ratu Vrigg?

“Maafkan saya wahai Yang Mulia Ratu, karena beberapa alasan dan kendala yang ada, saya baru bisa memperkenalkan ksatria muda ini sekarang ke publik. Dia tidak bisa hadir dikarenakan misi panjangnya untuk menyelidiki sisa-sisa bukti yang ditinggalkan Ragnar di semua lokasi.” Ujar Pak Looqe penuh kerendahan hati.

“Apa memang benar begitu adanya Pangeran Looqe?” Kali ini giliran salah satu ksatria utama kerajaan angkat bicara. Pangeran Himndeil.

“Saya mempertaruhkan kehormatan saya sebagai ksatria utama kerajaan, bahwa apa yang keluar dari lisan ini adalah kebenaran apa adanya, Pangeran Himndeil.” Jawab Pak Looqe tegas.

“Cukup! Mari hentikan pertanyaan yang merusak citra keluarga royal Ingrid! Maaf memperlihatkan sesuatu yang tidak menyenangkan ini, wahai ksatria Wooseman.” Kata Raja Oevin.

“Tidak Yang Mulia, hamba yang seharusnya meminta maaf karena baru memperkenalkan diri sekarang. Andai hamba lebih cepat dalam melaksanakan misi khusus mungkin hamba lebih cepat untuk datang.”

Dia sontak tersenyum tipis di balik kumis putih yang tebal itu. Matanya menatap tegas tepat pada mata di belakang topeng ini. Apa dia ingin menunjukkan bahwa dirinya berada di pihak Pangeran Looqe? Entahlah...

Aku sendiri cukup malas ikut andil dalam politik yang aku tidak punya kekuatan untuk andil dan bertahan di dalamnya. Lebih baik aku oercayakan itu ke Pak Looqe dan Duke Teer yang sangat ku kenal.

Ada sepuluh ksatria utama kerajaan di atas tahta sana. Mereka dengan seragam Jenderal berjubah antik.

Dimulai dari pengganti Pangeran Badver yaitu Viscountes Freigja yang kutemui waktu kamp pelatihan dulu, Pangeran Thorlad, Pangeran Looqe, Duke Teer, Pangeran Himndeil, Pangeran Hudhr, Count Veli, Pangeran Fidair, Count Skuindilr, dan Duke Friyr yang tengah sibuk meneliti tangan naga Vivneer.

Setelah berbincang-bincang singkat antar ksatria utama kerajaan, Raja Oevin memberi mandat baru khusus untukku...

“Jelaskanlah semua hal yang engkau ketahui tentang naga Vivneer ini kepada kami, wahai ksatria Wooseman.”

“Tentu Yang Mulia, suatu kehormatan bagi hamba bisa berguna bagi kerajaan Ingrid.”

“Terima kasih. Kamu serahkan laporan lengkapnya nanti ke Duke Teer. Aku menunggu hasilnya dua hari dari kalian, ksatria Wooseman, Duke Teer.” Titah Raja Oevin.

“Dimengerti Yang Mulia.” Jawabku dan Teer bersamaan.

Setelah itu, tidak ada hal penting yang terjadi kecuali Duke Friyr yang hampir setiap saat menanyaiku seolah-olah terobsesi dengan apa yang kulakukan sebelumnya.

Orang aneh. Aku rasa itu kata yang tepat untuknya.

Keesokan harinya, aku menyerahkan detail-detail tentang naga Vivneer ke Teer di ruangan kerja pribadinya. Laporan tertulis di puluhan lembar kertas di dalam beberapa amplop dokumen hitam.

“Terima kasih Vira.” Sahutnya menerima dan membaca sesaat.

Karena hanya ada kami berdua di sini, aku rasa tidak masalah untuk bersantai sejenak. Aku lepas topeng yang aku pakai selama di istana, dan duduk bersandar di sofa kulit coklat. Menatap Teer yang terlihat sibuk sendiri menggaris bawahi informasi yang penting-penting.

Sepertinya memang tidak cukup saja bila hanya kami berdua. Mari ringankan beban yang ada...

“Adis…”

Teer seketika berhenti menulis dan menoleh kepadaku dengan sedikit terkejut. “Tidak biasanya kamu memanggilku seperti itu, ada apa Wolf?”

Dia langsung paham rupanya, aku akan berbicara sebagai pemimpin anggota YMIRR.

“Panggil mereka semua tanpa terkecuali, aku butuh tim kita untuk misi yang dihadapi.”

“…Mereka ya. Apa misi ini sangat berbahaya sampai kedamaian mereka terusik?” Tanya Teer serius.

Mataku terpejam sejenak. Diam menilai situasi dan arti dari pilihan ini.

“Sebelumnya aku ingin menghadapi semua naga Vivneer tersebut sendirian tanpa memikirkan keselamatanku. Aku hanya tidak ingin melihat orang-orang yang kusayangi terluka. Biar aku saja, ya… biar aku saja. Itulah keputusan yang aku pikirkan dulu.”

Aku berdiri dan berjalan ke arah jendela di belakang meja kerja Teer. Melirik keluar jendela dan tersenyum tipis. Ketenangan yang semu ini entah kapan akan rusak kira-kira…

Teer tetap diam membiarkanku menyelesaikan perkataan.

“Namun setelah menengok ke belakang, ternyata semua tidak berjalan seperti yang keinginanku. Pak Looqe, keluarganya, dan terutama Kaisar Musplehein, mereka semua melakukan berbagai hal yang mereka bisa hanya untuk menarikku kembali. Hasilnya malah menjadi terbalik. Bukan aku sendiri yang menanggung beban, tapi malah mereka juga.”

“Aku, para anggota YMIRR, dan semua korban uji coba Ragnar pasti juga akan berpikir demikian juga jika itu untuk membantumu, Wolf. Kamu tidak perlu berjuang sendiri lagi, bergantung jugalah kepada kami.” Sahut Teer mengambilkan topeng serigala perakku di atas meja. Topeng yang menjadi identitasku sebagai anggota YMIRR.

Aku tersenyum tipis berterima kasih dan berjalan keluar membawa topeng itu. Urusanku di sini sudah selesai karena jawaban darinya sudah cukup jelas.

"Aku serahkan sisanya padamu Adis."

"Tentu. Apapun itu untuk keberhasilan misi ini."

Sekarang saatnya pergi menuju orang kedua yang harus kutemui hari ini.

Tepat di hutan kecil di samping istana Vicrost... Angin berhembus lemah membelai rambutnya yang gelap dalam bayangan redup pepohonan. Dia berdiri di sana melambai pelan tanpa dosa.

“Maaf menunggu lama.”

“Tidak apa-apa, lagian aku juga yang mengundangmu mendadak.” Sahut sosok perempuan bermata hijau zamrud dengan rambut hitam sebahu. Ia memakai setelan pakaian resmi hitam sama persis seperti ketika kita pertama kali bertemu.

Dia adalah Rose.

Wanita misterius ini dengan mudahnya menyelinap ke istana kerajaan lain seakan-akan sedang liburan. Berbeda sekali denganku dulu yang masih butuh bantuan dari anggota YMIRR untuk menyelinap ke istana Vicrost. Sekali lagi aku takjub akan betapa menakjubkannya para elite dan eksekutif dari kekaisaran Musplehein.

“Bicara di sini sedikit tidak nyaman untuk waktu lama, ayo pergi ke tempat yang sudah kusiapkan.” Ajaknya sambil membuat portal merah dan sedikit menarikku untuk ikut masuk.

Kami berdua langsung disambut hembusan angin besar dari balik portal. “Di mana ini?” Tanyaku melihat sekeliling.

Tempat yang penuh gedung-gedung tinggi yang rusak, jalan yang hancur, dan tanah berpasir nan gersang. Terlihat seperti sudah ditinggalkan dalam waktu yang sangat lama sekali.

Ratusan tahun?

Ribuan tahun?

Berapapun itu, yang pasti di sini pasti bukanlah bumi, karena langitnya saja terlihat seperti air yang mengalir.

“Selamat datang di tanah kelahiranku Vira, meski yang kamu lihat sekarang hanyalah prototipe yang kubuat. Tempatnya yang asli sudah tidak ada di dunia ini.” Kata Rose.

“Prototipe?” Ulangku tidak mengerti.

“Mungkin akan lebih mudah bila kucontohkan langsung. Kamu lihat gunung di sana?” Rose menunjuk ke sebuah gunung hitam di kejauhan.

Aku mengangguk.

“Gunung itu akan bersalju, Vira.” Lanjutnya lagi.

TERJADI!

Apa yang dikatakan Rose benar-benar terjadi di depan mataku! Pucuk gunung hitam di sana berubah menjadi putih seperti dituangkan bubuk putih dari atasnya.

Bagaimana bisa?

“Kamu tahu kenapa orang yang menggunakan AURAnya berlebihan akan mati suri? Hingga hampir sebagian besar tidak dapat kembali lagi ke tubuhnya?” Tanya Rose.

Aku menggeleng.

“AURA itu bukanlah wujud asli jiwa, tapi energi jiwa itu sendiri. Ibaratkan tubuh manusia biasa, kita butuh energi untuk menggerakkan badan. Bila digunakan terus maka kita akan lapar, dari sini kita butuh suplai untuk mengisi energi badan dengan makanan. Untungnya AURA kita bisa meregenerasi energinya sendiri meski sangat pelan. Hal ini berlaku untuk siapa pun.”

Rose menunjukkan AURA miliknya yang bersinar merah berhias kobaran warna putih-hitam. Terasa menyeramkan tapi juga sangat kharismatik.

“Kalau kamu menggunakannya terus menerus tanpa memberi jiwa kita untuk beregenerasi, hasilnya akan merusak titik pusat AURA yang berfungsi menyalurkan AURA ke tubuh kita. Akhirnya jiwamu akan lepas karena tidak ada pengikat lagi. Kondisi ini kita sering menyebutnya mati suri, Vira.”

Titik pusat AURA?

“Jadi cara kerjanya sama seperti titik MANA?” Tebakku.

1
Muhammad Rizky Al-Amin
nice thor
Muhammad Rizky Al-Amin
Wah, YMIR, yg lihat aot pasti tahu siapa :v
RiesSa
Menyala gan
Hakim Zain
Menyala abangkuh!
Hakim Zain
Bagus thor
Hakim Zain
Nice
Linda Ika Widhiasrini
up gan
Linda Ika Widhiasrini
Doppelgangerkah? mirip banget
Linda Ika Widhiasrini
Up Thor
RiesSa: Siap, terima kasih
total 1 replies
Linda Ika Widhiasrini
lanjut thor
fayefae
penulisannya bagus thorr, aku mampir yaa, kalau berkenan boleh mampir balikk. semangat terusss
RiesSa
Terima kasih
👑Queen of tears👑
dalam bangettt ini thor /Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!