Devano Hanoraga, pria dingin yang super rich, perfeksionis, berkuasa, dingin, tegas dan tak takut mati yang menjadi pengusaha hebat dan tak kenal ampun selalu menjadi incaran para wanita yang selalu ingin hidup mewah tanpa ingin bekerja keras.
Ia tak sengaja menolong gadis cantik yang bekerja di Bar milik sahabatnya sebagai pelayan untuk membiayai kuliahnya saat dirinya dijual untuk melunasi hutang judi Kakak tirinya.
Yesica Anastasya, gadis cantik yang terpaksa bekerja di Bar untuk membiayai kuliahnya dan juga untuk membiayai Ibu tirinya yang pemalas dan Kakak tirinya yang senang berjudi.
"Jadilah wanitaku maka aku akan melunasi hutang Kakakmu." Devano.
"Aku bersedia menjadi wanitamu asal kau izinkaan aku melanjutkan studyku." Yesica.
"Deal."
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Apakah Devano akan jatuh hati hingga sejatuh-jatuhnya pada sugar Baby yang ia tolong dan selamatkan dari Ibu dan Kakak tirinya?
Follow:
Fb: Isti
Ig: istikomah50651
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti Shaburu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Yesica turun ke lantai bawah menghampiri Devano yang berada di meja makan sedang menikmati sarapan paginya sambil mendengarkan jadwal hari ini. Seketika matanya tak fokus saat melihat Yesica yang datang, wajah Devano menjadi memerah, entah karena ia kepanasan atau karena apa hanya Devanolah yang tahu.
“Maaf, Tuan. Saya tak ada pakaian jadi meminjam pakaian Anda. Apakah Anda akan marah? Nanti saya akan mencucinya, saya janji, Tuan,” ucap Yesica yang takut Devano akan marah, wajah polosnya begitu menggemaskan.
Yesika mengenakan kemeja milik Devano, terlihat sangat kebesaran ditubuh mungilnya sehingga seperti mengenakan dres selutut.
Saat selesai mandi tadi, Yesica bingung hendak menggunakan apa, pakaiannya sudah sangat bau dan juga basah karena saat mandi terjatuh. Ia dengan terpaksanya memasuki walk in closet milik Devano yang mengambil satu kemeja lalu memakainya.
“Tak masalah, kamu sarapanlah,” sahut Devano setelah menenangkan perasaannya, Kris tak pernah melepaskan pandangannya dari Bosnya itu, ia sangat yakin kalau bosnya sedang dalam masa puber yang terlambat karena melihat gadis yang begitu menggoda.
Sudah enam tahun lamanya ia bekerja dengan Devano dan baru kali ini melihat bosnya bertingkah seperti itu pada seorang lawan jenis, biasanya Devano akan sangat dingin pada seorang wanita, apalagi wanita yang berinisiatif mendekatinya ia paling benci.
Yesica melangkah semakin dekat pada meja makan, ia duduk di kursi samping Devano dan memakan sarapan yang telah disediakan.
“Tuan Vano, Tuan Kris, makanannya saya makan yah,” izinnya sebelum memakan makanan tersebut.
“Hm,” hanya itu jawaban dari mereka berdua.
“Lanjutkan, Kris,” titah Devano dan Kris pun melanjutkan tugasnya.
Tak lama sesi sarapan selesai.
“Kamu tak perlu pergi ke kampus dulu hari ini, sore nanti aku akan membawamu membeli pakaian, aku juga akan mengatakan pada Lucas kalau kau izin,” ucap Devano.
“Tuan,” panggil Yesica.
“Kenapa?”
“Terima kasih karena telah membantu saya semalam, terima kasih juga sudah berkenan membayarkan hutang Kakak saya. Saya akan berhenti dari kuliah saya dan bekerja untuk membayar hutang saya pada Anda,” ucap Yesica dengan kepala yang tertunduk. Berat untuknya mengatakan hal tersebut, tapi bagaimanapun dia harus membayar apa yang sudah diberikan oleh pria yang membantunya.
“Aku belum membayarkan hutang Kakakmu karena aku memerlukan persetujuanmu terlebih dulu. Maka dari itu aku memintamu untuk tak pergi kuliah dan bekerja hari ini karena mereka pasti akan mendatangimu,” sahut Devano berdusta, ia ingin melihat bagaimana ekspresi gadis kecil tersebut, apakah Yesica akan memohon minta tolong padanya atau malah akan menyerahkan dirinya pada pria hidung belang seperti Surya. Entah mengapa Devano berharap kalau Yesica akan memohon pertolongan padanya.
Mata Yesica mendelik mendengar hal itu, ia langsung mengangkat kepalanya memandang pada Devano dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
“Apakah ada persyaratannya jika saya setuju menerima bantuan dari Anda?” tanya Yesica dengan bibir yang bergetar, suaranya terdengar begitu jelas sangat ketakutan mendengar persyaratan yang ia tanyakan.
“Aku seorang pebisnis, pasti tak ingin mengalami kerugian. Harus ada yang menguntungkan jika ingin mengeluarkan uang tentu saja akan ada syaratnya,” sahut Devano, air mata Yesica luruh, ia takut akan syarat yang akan dikatakan oleh Devano.
Yesica menarik napasnya dalam, terlihat Devano memperhatikan gadis kecil itu dari ujung matanya. Ia tak tega, tapi entah mengapa ia terus ingin mempermainkannya hanya untuk mendengar apa yang akan Yesica putuskan.
‘Mau sampai kapan Anda mempermainkan gadis kecil itu, Tuan. Apakah Anda kasihan melihat raut wajahnya yang sudah putus asa?’ batin Kris.
“Saya, saya siap untuk menerima persyaratan apa pun itu, asal jangan meminta saya untuk menjual diri saja maka saya akan menyetujui apa pun itu. Saya bahkan bersedia bekerja sebagai pembantu Anda seumur hidup asal pria itu tak mengincar saya lagi,” dengan mantap Yesica mengatakan kalau ia bersedia menerima syarat apa pun asal tidak menjadi wanita malam dan melayani pria hidung belang.
“Jadilah wanitaku, maka aku akan melunasi hutang Kakakmu.”
Bagai petir yang menyambar di pagi hari saat Yesica mendengar syarat yang diajukan oleh Devano. Ia tak menyangka syarat yang akan diajukan olehnya akan seberat ini. Menjadi wanitanya yang berarti menjadi sugar baby atau simpanan dari pria yang seharusnya menjadi Kakaknya karena perbedaan usia mereka yang terpaut cukup jauh, begitu pikir Yesica.
Kris yang mendengar penuturan Bosnya itu pun ikut terkejut, ia juga tak menyangka kalau pada akhirnya Bosnya akan mengikat gadis kecil itu disisinya.
“A-apakah tak ada syarat yang lainnya, Tuan?” tanya Yesica dengan nada bergetar, ia menahan air matanya yang hendak keluar, Devano menyadari hal itu tapi ia tak ingin berhenti sekarang, ia sangat ingin menempatkannya disisinya.
“Hanya itu syarat dariku. Aku harus pergi ke kantor, kau pikirkan baik-baik di rumah dan tunggu aku pulang baru aku akan meminta jawabanmu.” Devano pergi setelah berucap demikian.
Yesica menjatuhkan kepalanya di atas meja makan, air matanya luruh tanpa bisa ia hentikan, dadanya terasa sesak kala mengingat syarat yang diajukan oleh Devano.
Menjadi wanitanya yang berarti menjadi simpanan, itulah yang dipikirkan oleh Yesica padahal ia tak tahu tujuan yang sebenarnya dari perkataan Devano.
“Tuan, apakah Anda terlalu kejam memintanya untuk menjadi simpanan Anda?” tanya Kris, ia sudah mengerti maksud dari apa yang dikatakan oleh Devano pada Yesica, hanya saja ia ingin mendengar langsung apa tujuan sebenarnya.
“Apakah kau tak mengenal diriku, Kris? Apakah kau pikir aku akan merusak gadis polos seperti dirinya? Aku hanya ingin melindunginya dari keluarganya yang tak tahu diri yang begitu tega menjualnya pada pria hidung belang demi untuk membayar hutang. Saya tak akan memberikan status sebagai simpanan padanya, saya akan menikahinya secara siri. Jika dia bersedia menikah sah denganku, maka setelah dia lulus dari studynya akan kulakukan,” sahut Devano.
‘Saya tahu maksud tujuan Anda, Tuan. Anda sudah terpesona padanya dan mulai menaruh hati, tapi Anda belum menyadarinya saja. Hal yang Anda lakukan semata demi mengikatnya agar tak lari dari sisi Anda,’ batin Kris.
“Saya mengerti, Tuan.”
“Apakah yang kuminta semalam sudah kau selesaikan?” tanyanya.
“Sudah, Tuan. Anak buah saya sudah mendapatkan informasi mengenai gadis itu. Saat dikantor saya akan berikan semuanya,” sahut Kris.
“Kau memang selalu bisa kuandalkan.”
“Jika demikian, maka naikkanlah gaji saya bulan ini, tambah juga bonusnya agar saya bisa cepat menjadi miliarder seperti Anda,” tawar Kris.
“Jika kau menjadi orang kaya dan miliarder, lalu siapa yang akan menjadi orangku nantinya?”
“Anda bisa meminta orang dari Elang Imperial buat menjadi pengganti saya,” sahut Kris sekenanya.
“Kris, apakah kau sudah bosan hidup? Kebetulan lama sekali aku gak berlatih, maukah kau menemaniku berlatih.” Devano mengepal-ngepalkan tangannya di depan wajahnya sendiri membuat Kris yang melihatnya dari kaca spion menelan saliva sulit.
“Saya sedang tak berniat untuk berlatih, Tuan. Tugas yang Anda berikan sudah cukup untuk saya berlatih,” ucap Kris menolak dengan halus, ia sangat tahu bagaimana Bosnya itu saat menghajar orang.
Devano menjalankan hari yang berat di negeri paman Sam demi menjadi orang yang berkuasa dan bisa menjalankan perusahaannya juga disegani oleh orang lain. Ia juga berhasil mendirikan dan menjalani kelompok dunia bawah, tapi bukan untuk menindas orang melainkan untuk menolong orang.
Mafia, hal yang sungguh sangat tabu untuk diucapkan karena kebanyakan geng mafia yang ada hanya menimbulkan masalah yang merugikan bagi banyak orang. Namun, berbeda dengan Elang Imperial yang didirikan oleh Devano, tak ada yang namanya one night stand, tak ada yang namanya main perempuan, Devano selalu meminta anak buahnya untuk menghargai wanita.
3 sahabat yang sudah menemukan kebahagiaan nya.