Kisah Cinta Putra Gus Atha dengan Salah satu santri di pesantren Sang Abi. cinta itu datang seusai pernikahan, pernikahan terjadi hanya karena persetujuan kedua mempelai. Perjodohan tanpa penolakan dan tanpa skandal apapun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
QUALITY TIME
Pagi ini Hafla sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Hari ini dia ijin tidak menghadiri acara di pusat semua demi untuk kewarasan istrinya. Waras di sini memiliki makna yang berbeda ya. Hafla benar-benar ingin memperbaiki hubungannya dengan sang istri, meskipun sebelumnya tak terlihat pertengkaran. Dia ingin Seena menganggap dirinya ada. Simple namun sangatlah sulit di jalani.
Aroma masakan menguar di dapur. Bibi tersenyum mendampingi suami nona-nya rela masuk dapur demi mendapatkan entah apa itu. Hafla tak memyebutkannya.
" Den ... Bibi bantu ya!" tawar sang bibi.
" Iya bi ... Terima kasih," jawab Hafla sambil tersenyum. Kemudian fokus kembali pada penggorengan.
" Bi ... Boleh saya tanya perihal Seena?" tanya Hafla.
" Boleh Den ... Silahkan," jawab Bibi sambil memotong sayuran.
" Bi ... Apakah Seena memiliki teman dekat waktu sekolah dulu??" tanya Hafla. Pertanyaan itu simple namun sang bibi lama untuk menjawab. Mungkin karena usia jadi bibi harus mengingat-ingat hal di masa lalu.
" Ada den ... Siapa ya bibi agak lupa namanya. Ma ... I ... Haduh bentar ya den bibi lupa namanya. Dia sering kemari dan bermain bersama nona. Dia putri seorang polisi kok Den," bibi mencoba mengingatnya dengan baik.
" Apakah Mayra bi?" hafla mencoba untuk menebak namanya. Bibi langsung tersenyum berbinar kala mendengar itu.
" Benar den nona Mayra ... Tapi ... " Raut wajah sang bibi terlihat muram setelahnya.
" Kenapa bi?" tanya Hafla sambil mematikan kompornya. Atensinya tertarik pada wajah ART-nya itu.
" Tapi ... Nona Mayra menyukai kekasih nona Seena pak," jawabnya lirih sambil menoleh ke sana kemari. Untuk memastikan tidak ada siapapun di dapur kecuali meeeka berdua.
" Maksud bibi Samuel?" tanya Hafla memastikannya. Sebab yang Hafla tahu kekasih Seena adalah Samuel pemuda yang ada di pemakaman itu.
" Iya den ... " jawabnya sambil meneruskan memotong sayur.
Dari sini saja sudah Hafla terka alurnya. Namun dia masih belum memahami terlalu jauh karena harus ada bukti jelas. Ini hanyalah dugaan sementara dan itu pun tidak terlalu kuat sebab ayah Mayra sendiri adalah seorang polisi harusnya tidak terlibat apapun. Apalagi jabatannya saat ini memiliki kedudukan penting. Saat Hafla sedang berfikir suara Seena pagi mampu membuat konsentrasinya buyar seketika.
" Eh, mas .... Kok masak? Kenapa gak bangunin Seena saja! Seena bisa masak kok," ujarnya sambil menggelung rambut panjangnya ke atas. Bak slomotion istrinya nampak cantik alami saat bangun tidur seperti ini. hafla jadi tersenyum sendiri.
" Ingin membahagiakan istri yang cantik ini," jawabnya sambil menyentuh hidung Seena. Seena jadi terkekeh dan hal itu membuat sisi Seena yang lain senyum yang menampilkan deret gigi putihnya yang rapi membuat Hafla kian terpesona.
" Mas ... Apakah suami tampan seperti ini masih kurang membahagiakan? Ayolah mas tentu saja Seena sudah sangat bahagia!" seru seena sambil memeluk lengan Hafla dengan manja. Bibi yang melihat tersenyum sambil menggelengkan kepala. Hafla pun memegang pucuk kepala Seena dengan penuh kasih sayang.
" Duduklah di sana sebentar lagi siap!" seru Hafla pada Seena. Gadis cantik itu tersenyum manis dan memgangguk patuh.
" Siap pak polisi! Baiklah .... Hari ini dapur milikmu 100%. Thank you," kerlingan nakal Seena membuat Hafla terkekeh. Ya, hari ini Seena sedikit berubah menurut Hafla.
Hafla menyiapkannya dengan cekatan dan nampak sangat menikmati perannya. Tak berselang lama Hafla datang dengan membawa Spagetti Spesial, Pizza Spesial Ala Hafla, Salad buah dan Susu Almond untuk Seena.
" Sudah siap Tuan putri ... Silahkan! Spesial dari Tuan Hafla .... Quality Time Just For You Honey," kali ini Hafla memberikan kerlingam menggoda untuk membalas kerlingam Seena tadi saat di dapur. Tawa di antara keduanya pun pecah. Seakan-akan dunia hanya selebar daun kelor. Bibi yang berada di dapur tak di hiraukan oleh pengantin baru itu.
" Thank's mas ... " jawabnya sambil menikmati susu Almond yang mirip sekali dengan buatan ayahnya. Minuman Favorite Seena. Tanpa di sengaja air mata itu menitik kembali. Hafla yang melihat jadi mendekat dan menghapusnya.
" Seen ... Kenapa? Apakah susunya membuatmu tak nyaman?" Hafla nampak panik. Seena menatap Hafla dan mengecup Dahi sang suami tanpa permisi.
" Terima kasih mas ... Sudah menjelma menjadi papa Dannis dalam bentuk minuman ini. Ini adalah kesukaan Seena hanya papa Dannis yang bisa membuatkannya untukku. Tapi, kali ini Mas mampu bersejajar dengan papa Seena," ucap Seena dengan perasaan terharu. Hafla menggelengkan kepalanya.
" Tidak sayang ... Papa Dannis tetaplah cinta pertamamu, mas tetap menjadi cinta keduamu jika kamu mengizinkannya," senyum Hafla pada seena mengembang. Saat Hafla akan beranjak Seena memegang lengan suaminya. Mengatakan hal yang membuat Hafla bahagia.
" Tentu mas ... Cinta keduaku akan menjadi milik suamiku. Bagaimana pun itu aku akan berusaha memasukkanmu secara perlahan dalam hatiku," jawab Seena membuat Hafla tidak tahu bagaimana mengekspresikan rasa bahagianya saat ini.
" Bagus ... Mas senang mendengarnya Seen. Makanlah sebelum semuanya dingin," jawab Hafla mempersilahkan istrinya makan.
" Bibi! Kemarilah ... " panggil Hafla.
" iya den ada apa?" tanya bibi menghampiri keduanya di meja makan.
" Duduklah bi ... Makan bersama kami," ajak Hafla membuat bibi merasa sangay di hormati. Sekeian seperdetik bibi sangat terharu mendengarnya.
" Den ... Jangan! Biarlah non dan Den Hafla sarapan berdua saja," tolak bibi tidak enak. Mana mungkin dia satu meja bersamaa majikannya. Sangatlah tidak baik.
" Bi ... Turutilah mas Hafla! Ayo duduklah ... Bukankah bibi sudah menjadi satu-satunya keluarga seena setelah kakek," Seena pun ikut andil meminta ART setianya makan bersama. Akhrinya bibi pun mengangguk dan duduk.
" Terima kasih den ... Nona," jawabnya kemudian sebelum sarapan bersama. Baik Hafla maupun Seena sama -sama mengangguk mengiyakan.
Hari ini aku merasa sangat bahagia melihay nona mendapatkan suami yang sangat baik dan tampan. Begitu bersahaja dan sangat bertanggung jawab. Semoga kebahagiaan nona tidak terusik kembali seperti dulu.
" Mas ... Siapa yang mengajarimu memasak? Hari ini aku di buat malu oleh ini semua. Bagaimana bisa seorang laki - laki masakannya selezat itu?? Curang sekali mas ini," cebik Seena sambil menatap taman belakang.
" Mau bagaimana Seen ... Aku jauh dari keluarga. Mau tidak mau bukankah aku harus sering belajar memasak untuk bisa menikmati hidangan selezat ini bukan? Beruntung aku memilikimu saat ini jadi ada yang bisa aku pamerkan," tawa Hafla menggema di ruang belakang tepatnya taman rumah ini yang masih terawat apik. Pasti bibi begitu sangat merawatnya.
" Mas ... Kenapa hari ini ijin? Bukankah ada tugas penting," tanya Seena untuk mwnghilangkan rasa penasarannya. Hafla jadi di buat terkekeh.
" Bagaimana aku bisa bekerja dengan tenang jika istriku tidak mau makan seharian. Ayolah seen tentu aku tidak akan fokus. Lagi pula aku kan atasannya jadi aku benas menugaskan siapapun. Hari ini adalah waktu kita bersama. Bukankah begitu????" tanya Hafla dengan tersenyum pada Seena.
" Ck. Aku sungguh beruntung memilikimu! Bukankah akan membuat seseorang akan iri???" tanya seena seperti menyiratkan sesuatu terselubung. Hafla mengangguk paham.
" Biarkan saja itu hak mereka yang iri. Tugasku hanya membuatmu hamil anak-anakku dan membahagiakan putri papa Dannis," jawab Hafla sambil memainkan matanya ke atas ke bawah.
...♡ Like, Vote, Hadiah ♡...
...☆ Jangan lupa ya teman-teman dukungan kalian adalah semngat author untuk Up tiap hari ☆...
