Kamila penyuka ketenangan, sedangkan Arkan penyuka kebebasan
keduanya memang memiliki kesamaan tapi tidak dengan perasaan.
Tapi percaya pada takdir itu penting bukan? Kira-kira seperti apa
rencana semesta untuk keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Kamila Diculik
Kamila sedang berjalan sendirian menuju halte bis. Karena tadi Kamila baru selesai rapat jadi dia pulang agak terlambat.
Sekolah sudah sepi jadi gadis itu pun berjalan sendirian menuju ke halte. Dan karena hari sudah menjelang sore halte bis pun sepi.
Entah mengapa perasaan Kamila sedikit tidak enak hari ini. tetapi mau bagaimana lagi, ia kan harus pulang. Jika ingin naik kendaraan lain, dia sama sekali tidak memiliki ongkos.
Sebenarnya, Kamila selalu mendapatkan uang yang lebih dari ayahnya. Tetapi, karena uang itu diberikan kepada Laras, maka Laras memangkasnya.
Sehingga wanita jahat itu hanya memberikan sebagian kecil kepada Kamila. Itu sebabnya Kamila harus irit dan hanya bisa pulang pergi menaiki bis kota.
Tiba-tiba saja saat ia sedang menunggu bis ia dikejutkan oleh dua orang berjaket hitam yang langsung menarik tangan Kamila dengan keras.
"Heh, siapa kalian? Tolong?!" jerit Kamila.
Tetapi, karena keadaan halte itu sepi, tidak ada yang melihat atau mendengar. Dan salah seorang lelaki itu mengeluarkan sapu tangan kemudian membekap hidung Kamila.
Sapu tangan itu sudah diberi obat bius sehingga Kamila pun langsung pingsan.
Daren yang baru saja keluar dari gerbang terkejut melihat Kamila yang pingsan dan di bawa masuk ke mobil.
Padahal tadinva Daren hendak ke basecamp dia pulang telat karena tadi ada bimbingan dari guru matematika.
"Woy!" teriak Daren.
"Kamila?"
Daren dengan cepat mengemudikan motornya mengikuti mobil itu.
"Sialan, gue harus ngabarin Arkan!" kata Daren dalam hati.
Tetapi, pemuda itu tidak mau berhenti. la mengikuti mobil itu karena jika Daren berhenti dia akan kehilangan jejak Kamila.
Daren mengikuti mobil itu hingga tepat berhenti di sebuah gudang kosong.
Setelah yakin Kamila dibawa masuk ke dalam gudang itu, Daren pun dengan cepat menelpon Arkan. Dia merogoh saku jaketnya lalu mendial nomor Arkan.
"Ar lo di mana? Cepet ke sini gue sharelock, Kamila di culik?!" kata Daren dengan cepat.
"****?!" umpat Arkan dari sebrang.
Daren pun langsung mematikan telepon kemudian ia langsung mengirimkan lokasi kepada Arkan.
Mendengar Kamila diculik, Arkan yang sedang bersantai di basecamp pun langsung bangkit. Arkan langsung memakai jaketnya lalu menyambar kunci motor yang ada di atas meja.
"Lo mau ke mana Ar?" tanya Kean.
"Lo semua ikut gue! Kamila di culik, Daren ada di sana ngikutin mobilnya?!" kata Arkan dengan cepat.
Anak-anak lain pun dengan gerakan cepat dan gesit langsung mengikuti Arkan. Mereka pun segera menuju ke lokasi di mana Kamila disekap.
Sedangkan Daren yang sedang berada di lokasi langsung turun dari motornya kemudian perlahan ia pun mendekat ke gudang itu dan mengintip.
Ternyata yang menculik Kamila adalah Revan. Daren berdecih sinis, Revan tidak
pernah lelah membuat perkara dengan Arkan, padahal jelas-jelas waktu itu Arkan sudah sampai ingin membunuhnya tapi Revan tidak mau menyerah.
Revan hanya iri kepada Arkan karena dia masih tidak terima saat itu dirinya menantang Arkan adu tinju dan ya seperti dugaan anak-anak GRAVENDAL, Arkan akan selalu menjadi pemenangnya.
Sementara itu Kamila yang sedang pingsan perlahan-lahan mendapatkan kesadarannya kembali. la membuka matanya dan melihat ke sekeliling.
Gadis itu langsung berteriak karena tangannya terikat.
"Tolong... tolong! Hei, kalian siapa? Lepasin gue!" teriak Kamila.
Sambil berusaha bergerak berharap tali itu alkan lepas. Revan tertawa terbahak-bahak ia memegang pipi Kamila.
"Oh.. Jadi ini ceweknya Arkan? Hm... Lumayan juga, lo cakep. Emang
pinter si Arkan nyarinya!"
Revan memegang dagu Kamila, gadis itu
langsung menggelengkan kepalanya.
"Kenapa lo mau sama si Arkan? Mending lo sama gue. Di kasih apa aja lo sama dia?" tanya Revan.
"Sialan lo, kalau berani jangan sama perempuan dong, lepasin gue!" teriak Kamila.
"Kalau gue nggak mau gimana? Daripada lo jadi milik Arkan, mendingan lo jadi milik gue, kita party abis itu lo gue tinggal deh pas lagi bunting, hahahaha!" kata Revan
kurang ajar.
Dia tertawa begitu juga teman-temannya.
Cuih...
Kamila dengan berani meludahi Revan. Revan membelakan matanya.
"Kurang ajar, berani lo sama gue ?!" teriak Revan.
Tangan Revan terangkat untuk menampar Kamila.
Prang...
Tiba-tiba saja jendela pecah karena seseorang menerobos masuk lewat jendela kaca.
"Daren," gumam Kamila.
"Wah, ternyata ada antek-anteknya si Arkan ke sini," kata Revan.
"Berani lo sentuh Kamila, lo berurusan sama anak-anak GRAVENDAL terlebih lagi Arkan dia gak suka ada yang ngusik miliknya, gue yakin dia gak akan ngelepasin lo gitu aja!"
Kamila menghela napas lega saat melihat Daren ada di situ.
"Gue heran kenapa nih cewe mau sama cowo modelan Arkan yang jelas-jelas gak punya hati. Di kasih apa lo sama Arkan?" tanya Revan dia hendak mencengkram pipi Kamila.
"Lepasin Kamila brengsek! Kalo berani lawan gue. Lawan lo bukan perempuan, yang berani cuman banci, yaa.. Kecuali kalo lo banci," ujar Daren sambil terkekeh meledek.
"Gak usah so jagoan lo!" sungut Revan yang mulai emosi.
"Bacot, udah sini lo semua?!" kata Daren dengan berani.
"Lo cuma sendirian," kata Revan.
Daren tertawa.
"Gue emang sendiri. Terus masalahnya apa? Lo pikir gue takut? Ayo, sini maju lo
semua!" tantang Daren.
la tidak mungkin membiarkan Kamila celaka, maka sebisa mungkin ja harus menahan Revan sampai Arkan dan anak-anak GRAVENDAL datang.
"Cih... Sni lo!" Daren berdecih melihat ada sepuluh orang di depannya.
Bugh..
Daren sudah maju dan terjadilah perkelahian antara Daren dan anak buah Revan.
Brakh...
Daren tersungkur di atas meja lalu meja itu pecah.
Bugh... Bugh... Bugh..
Tidak menunggu lama Darren pun sudah babak belur. Bayangkan saja jika satu orang lawan 10 pastilah babak belur.
Daren bangkit dia merasakan seluruh tubuhnya sakit.
"Sini lo gue masih sanggup!"
Bugh...
Daren memukul salah satu anak buah Revan dengan tinjunya.
"Daren?! Awas di belakang lo!" seru Kamila kencang.
Daren tidak sadar jika di belakangnya ada seseorang yang hendak memukulnya. Darren langsung menghindar saat mendengar seruan Kamila Daren hampir saja jatuh.
"Wah cupu lo semua mainnya keroyokan?!" ujar Daren sambil mengusap sudut bibirnya.
Tidak lama setelah itu terdengar suara deru mesin motor saling bersahutan dari luar. Pemuda itu pun menarik napas lega. Saat baru saja dia bernapas anak buah Revan langsung mengikat dirinya sama seperti Kamila.
"Wah-wah pantes lo berani, tau nya udah manggil bala bantuan!" kata Revan.
Revan menoleh kepada Kamila.
"Heh, tuh pangeran kodok lo udah dateng. Gue mau liat gimana cara dia buat nyelametin bidadarinya," kata Revan mengejek yang di sauti tawa oleh anak buahnya.
BRAKH..
Pintu pun didobrak dari luar dan Arkan pun muncul dari balik pintu.
yu gabung di GC BCM
di sini kita akan belajar bersama dan juga akan mengadakan event seperti lomba puisi/pantun dll
Di sini kita akan di bimbing secara langsung ya oleh kak Lily blasom salah satu author senior. Jadi yu segera bergabung dengan cara follow akun saya. Maka saya akan undang kalian semua. Terima kasih.