Menikah dengan ketua preman bagaimana bisa?
Ayunda Putri hanya berniat berteduh saat hujan disebuah pos ronda sepi sepulang kerja.
Tapi diwaktu bersamaan seorang pria berpenampilan preman tiba tiba datang ketempat itu dengan mengaku sedang dikejar oleh seseorang padanya dan memintanya untuk diam agar si pengejar tidak bisa menemukan sipria.
Awalnya semua baik baik saja sampai kejadian tidak terduga terjadi dengan mereka berdua yang membuat mereka harus dinikahkan paksa malam itu juga oleh penduduk kampung setempat..
Nasib sial atau malah keberuntungan bagi Ayunda karena harus menjadi istri dadakan Sulaiman Yazid seorang ketua preman yang sangat ditakuti oleh banyak orang?
Penasaran cus silahkan baca ya reader🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Memberi tau Sabrin dan Fahri.
"Bang mau beli sarapan?",tanya Sabrin setelah sekitar 2 jam bengkel buka tapi Iman tidak juga pergi kewarung untuk makan pagi seperti biasanya malah terlihat sibuk dengan pekerjaannya saat itu.
"Nggak",balasnya singkat dengan tetap menekuni apa yang dilakukannya saat itu.
"Serius Abang nggak lapar?",tanya Sabrin lagi dengan melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 10 pagi saat itu.
Kali ini Iman mendongakkan kepalanya kearah Sabrin yang terlihat menatapnya dengan ekspresi harap harap cemas.
"Gue udah makan tadi dirumah kalau Lo belum makan ?Makan dulu sono nanti biasanya hampir tengah hari bengkel kita rame",perintah Iman yang membuat Sabrin mengerutkan keningnya mendengar ucapan Iman.
"Dirumah?Dirumah mana Bang?",tanya Sabrin yang membuat Iman otomatis menghentikan pekerjaannya.
"Apa maksud pertanyaan Lo dengan dirumah mana?Emangnya gue punya berapa rumah?",tanya Iman tidak suka.
Sabrin menggeleng dengan wajah polosnya.
"Nggak tau.Rumah Abang aja aku nggak tau".
Iman langsung menghela nafas keras mendengar ucapan pemuda tanggung itu lalu berdiri dari posisinya yang sedang duduk didepan sebuah motor yang sedang dikerjakannya dan berjalan menghampiri pemuda itu.
" Lo nggak usah tau rumah gue.Karena kalau Lo tau Lo bakalan nggak mau balik dari rumah gue",ucap Iman dengan berjalan menuju ruang dalam yang diikuti oleh Sabrin dari belakang.
"Kenapa emangnya aku nggak bakalan mau pulang dari rumah Abang?Emang dirumah Abang ada bidadarinya?", tanya Sabrin penasaran.
Iman menoleh kearah Sabrin dengan menyerahkan selembar uang berwarna biru pada pemuda itu.
"Iya ada bidadari milik gue dan Lo jangan sampai melihat nanti Lo bisa naksir",ucap Iman yang membuat Sabrin melongo mendengar perkataan Iman.
"Bidadari apa?Pacar Abang ya?",tanyanya masih penasaran.
"Bukan tapi bini gue.Sekarang sana pergi ke warung mbak Siti beli sarapan buat Lo sama belikan gue kopi",perintah Iman dengan mengusir pemuda itu untuk pergi dari hadapannya.
Sabrin menatap uang yang ada ditangannya lalu kembali bertanya pada Iman.
"Abang nggak beli rokok sekalian?",tanyanya penasaran karena biasanya barang itu tidak pernah ketinggalan diperintahkan Iman untuk dibeli Sabrin kalau dia pergi kewarung mbak Siti bahkan kadang Iman memintanya membeli rokok sebanyak 2 bungkus padanya dalam sekali beli.
"Enggak rokok gue masih ada Lo beli aja yang tadi gue bilang",perintah Iman lagi.
"Kok tumben, Abang lagi ngurangi rokok ya?",celetuknya lagi masih penasaran.
"Iya sudah sana pergi sebelum gue berubah pikiran".
"Kenapa?",tanyanya belum juga mau beranjak dari tempatnya membuat Iman mulai hilang kesabaran pada Sabrin yang mulai menyebalkan.
"Lo pergi nggak kalau nggak pergi balikin aja duitnya sekarang biar Lo kelaparan sampai nanti siang!",hardik Iman yang membuat Sabrin langsung bergegas pergi dari hadapan Iman tanpa mengatakan apapun lagi karena khawatir Iman benar benar berubah pikiran untuk membelikannya sarapan sekarang dan dengan terpaksa dia nanti harus kelaparan sampai bengkel itu mulai sepi dan biasanya hampir pukul 3 sore bengkel Iman itu baru mulai sepi pengunjung jadi sekitar jam segitu biasanya mereka makan siang yang sudah kesorean dan tentu saja Sabrin tidak mau karena bisa bisa dia nanti pingsan karena kelaparan.
"Kenapa tu bocah pergi dengan terburu buru?",tanya bang Fahri yang baru datang kebengkel karena tadi pagi harus mengantar anaknya yang demam kepuskesmas untuk berobat lebih dulu.
"Takut gue ambil lagi jatah sarapan dia",terang Iman dengan kembali kedepan untuk melanjutkan lagi pekerjaannya yang sempat tertunda karena kecerewetan Sabrin.
"OOO...bos juga beli sarapan ya?",tanya Bang Fahri yang digelengi oleh Iman.
"Gue udah makan bang.Abang udah makan belum?".
"Udah bos tadi dirumah sebelum berangkat kesini setelah mengantar siotong kepuskesmas".
"Oh iya gimana kondisi anak bang Fahri?Nggak parah kan? Kalau parah Abang pulang aja hari ini biar aku sama Sabrin yang jaga bengkel",perintah Iman yang digelengi oleh bang Fahri
"Udah nggak papa kok bos.Setelah minum obat dari puskesmas demamnya udah mulai turun.Aku juga udah pesan sama biniku kalau nanti kondisi Otong tambah parah dia jangan ragu buat nelpon aku".
"Oh ya udah kalau begitu".
Lalu Iman memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya lagi sampai Sabrin kembali dari warung mbak Siti.
"Nih bos kopi nya dan aku belikan satu lagi buat bang Fahri".
"Makasih Brin",ucap bang Fahri yang diangguki oleh Sabrin.
"Oh iya bos mbak Siti juga titip ini buat bos katanya gratis nggak usah bayar",tambah Sabrin dengan meletakkan sebungkus nasi dimeja tempat dia meletakkan 2 cangkir kopi pesanan Iman dan milik bang Fahri.
Iman yang melihat bungkusan nasi yang ditunjukan Sabrin langsung mendekat kearah meja.
"Apa ini?",tanyanya dengan mengangkat plastik berisi nasi bungkus itu.
"Nasi buat bos makan dari mbak Siti",terang Sabrin polos.
"Lain kali jangan mau, untuk kali ini karena udah terlanjur nggak papa tapi gue nggak bisa makan",terang Iman yang membuat Sabrin heran.
"Kenapa?Bos takut diguna guna sama mbak Siti?"celetuknya yang langsung mendapat toyoran dari Iman.
"Bukan masalah guna guna Tong tapi gue nggak bisa nerima karena takut dia punya niat lain sama gue waktu ngasih dan gue menolak karena gue nggak mau kasih harapan sama dia paham Lo",terang Iman yang langsung dibalas gelengan oleh Sabrin hingga membuat bang Fahri ikut nimbrung.
"Dia anak bau kencur nggak akan paham omongan begituan bos jadi biar nanti gue yang jelasin sama tu pemilik warung perkataan bos ini",ucap Bang Fahri yang diangguki oleh Iman.
"Tolong ya bang katakan aja gue nggak bisa nerima niat baik dia karena gue udah punya bini dan kalau gue nerima nanti bini gue bakalan marah",terang Iman yang membuat bang Fahri terkejut.
"Bos yakin pakai alasan itu buat nolak perasaan tu pemilik warung?",tanya bang Fahri tidak percaya yang dijawab anggukan oleh Iman
"Iya dan itu memang benar kok",terang Iman yang membuat bang Fahri semakin terkejut.
"Apa itu artinya bos mau nikah sebentar lagi?",tanyanya penasaran yang membuat Sabrin juga ikut mendengarkan pembicaraan antara bang Fahri dan Iman.
Mendengar pertanyaan bang Fahri Iman yang semula berniat melanjutkan pekerjaannya kembali berdiri lalu menatap kedua orang pegawainya itu dengan tatapan serius.
"Gue udah nikah bang beberapa waktu yang lalu karena itu gue nggak punya niat buat ngasih harapan sama perempuan manapun mulai sekarang".
"Hah!Bos nggak bercanda kan?", tanya mereka berdua serempak yang dijawab gelengan oleh Iman.
"Nggak lah bang hal sepenting ini masa gue bercanda ngomong nya",terang Iman yang membuat kedua pegawainya itu saling tatap masih tidak percaya.
Hafiz yg sudah merebut Aisyah.
akan merebut juga Ayunda....
Hajar aja Man......
pala pucing ya..... kacian....