NovelToon NovelToon
Masih Menunggu Calon Imamku

Masih Menunggu Calon Imamku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.

Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.

Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode Permintaan Berat

Tok-tok-tok.

"Iya sebentar," ucap seorang wanita yang terlihat grusuk-grusuk di dalam kamar yang buru-buru bersiap-siap.

"Nafisa ini sudah jam 07.00, kamu kenapa belum keluar kamar?" ucap seorang wanita yang sejak tadi mengetuk pintu.

"Iya, Umi sebentar, Nafisa masih memakai hijab," jawabnya terlihat buru-buru memakai hijab pashmina dengan simple yang sesuai dengan orbit yang dia gunakan, blouse dipadukan dengan rok. Nafisah akhirnya membuka pintu.

"Kamu terlambat bangun? Begadang sampai bangun kesiangan?" tanya Umi.

"Akhir bulan harus membuat laporan pekerjaan, Nafisha bisa dimarahi atasan kalau tidak bekerja dengan baik," jawabnya dengan menghela nafas yang berlalu dari hadapan wanita paruh baya itu.

Nafisha menuruni anak tangga menghampiri keluarganya yang sedang sarapan seperti biasa. Terlihat pria berusia 60 tahunan, seorang wanita sekitar berusia 30 tahunan atas yang sedang menyuapi dua anaknya dan tampak seorang pria berusia 27 tahun yang juga ikut sarapan.

"Enak banget Nafisha bangun siang dan harus Kakak yang menyiapkan semua ini," sindir Della ketika melihat adiknya itu menarik kursi yang duduk di depannya.

"Baru juga satu hari, sudah mengeluh seperti mengerjakan setiap hari saja," jawabnya tampak ketus yang mengambil nasi goreng.

"Sudah-sudah, kalian ini jangan memulai keributan di meja makan," ucap Abi.

"Iya Abi," jawab Nafisha.

"Ini, Kak!" tiba-tiba Angga memberikan undangan pada Nafisha.

"Undangan siapa ini?" tanya Nafisha.

"Ini aqiqah anak dari Kak Gladys, teman kuliah Kakak, kemarin kami tidak sengaja bertemu dan Kak Gladys menitipkan untuk memberikan kepada Kakak," jawab Angga.

"Gladys sudah mengirim undangan aqiqah saja, lalu kamu kapan Nafisha mengirim undangan kepada teman-teman kamu yang sudah menikah?" tanya Della.

Nafisha tidak menanggapi dan melanjutkan makannya, sepertinya pertanyaan itu bukan pertama kali diperdengarkan di telinganya dan terlihat dari raut wajahnya sudah terbiasa.

"Ingat, Lo, tahun ini kamu 30, 31, 32 dan lama-lama kamu 40. Kalau sudah terlalu tua mendapatkan anak akan susah," lanjut Della memberi sindiran kepada adiknya itu yang membuat Nafisha kesal yang langsung melihat ke arah Della.

"Kakak hanya mengingatkan saja. Bukankah sebagai seorang Kakak wajib mengingatkan adiknya, kalau tidak diingatkan kamu akan menganggap yang kamu masih 20 tahunan dan terlihat santai yang tidak memikirkan untuk menikah," lanjut Della yang benar-benar sangat julid.

"Mau Nafisha menikah atau tidak, itu bukan urusan Kakak!" ucapnya dengan tegas langsung menghentikan makannya.

Berdiri di tempat duduknya dan mengambil tasnya.

"Nafisha pamit kerja dulu!" Nafisha mencium punggung tangan Umi dan Abinya.

"Tetapi makanan kamu belum dihabiskan," ucap Umi.

"Sudah tidak selera makan, kalau sengaja masakannya untuk tidak dimakan, harusnya tidak perlu memasaknya," ucap Nafisha kesal memberi sindiran kepada kakaknya itu yang langsung pergi.

"Asalamualaikum!" ucapnya yang tidak lupa mengucapkan salam.

"Walaikum salam," sahut Abi dan Umi.

"Kamu ini ya Della, kebiasaan membahas pernikahan," tegur Umi.

"Umi juga sama aja sering membahas dengan Nafisha. Hanya saja dia akan kesal jika aku menyuruhnya untuk menikah," jawab Della yang melanjutkan untuk makan siang.

***

Nafisha yang sudah berada di kantor bekerja di bagian Perusahaan makanan dalam bidang kemasan.

Nafisha tampak fokus pada pekerjaannya dengan jarinya mengetik pada keyboard tersebut.

Krukkkk, krukkkk,

Nafisha memegang perutnya ketika cacingnya meminta untuk diberi makan.

"Issss, gara-gara Kak Della, aku tidak jadi sarapan dan bahkan tidak membawa bekal," keluh Nafisha menghela nafas.

Nafisha langsung mematikan komputernya berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kemana, 'Sa?" tanya rekannya yang melihat pergerakan Nafisha.

"Mau cari sarapan dulu, lapar," jawabnya.

"Kamu belum sarapan?" tanya Nadien, membuat Nafisha menggelengkan kepala.

"Tumben sekali, bukannya di rumah kamu yang memasak dan sangat perfeksionis sekali sarapan sebelum ke kantor dan membawa bekal dan tumben kosong?" tanya Nadine yang melihat temannya Itu tampak tidak biasa.

"Tadi bangun kesiangan," jawabnya.

"Kamu seperti anak kos saja bangun kesiangan terus tidak makan dari rumah, rumah kamu memang tidak ada orang yang bisa memasak," ucap Nadien geleng-geleng kepala.

"Pada males," jawab Nafisha langsung meninggalkan temannya itu.

"Jangan lama-lama Nafisha. Bos sebentar lagi akan periksa laporan akhir bulan!" teriak Nadien mengingatkan Nafisha yang diabaikan oleh Nafisha dan tetap melanjutkan langkahnya.

Nafisha yang terlihat makan di depan perusahaan yang mana tampak banyak sekali penjual gerobak makanan di sana. Hanya duduk di salah satu bangku tanpa meja dengan paha menyilang, Nafisha menikmati Mie, menyemak langganannya menggunakan sumpit.

Nafisha makan seperti orang berpikir, berapa kali menghela nafas dan entahlah apa yang sedang mengganggu pikirannya

"Makan mie terus, nanti bisa usus buntu," tegur seseorang membuatnya menoleh ke sebelahnya.

Seorang pria dengan memakai pakaian biru dengan Id card perusahaan yang sama dengannya, hanya saja berbeda profesi dengan Nafisha, yang mana pria bernama Denny itu seorang cleaning service.

"Kenapa tidak memanggil saya, Bu. Saya bisa memesankan makanan dan tidak perlu repot-repot turun ke bawah," ucap Denny yang sekarang memang sedang membeli beberapa makanan untuk orang-orang kantor.

"Lagi males makan di ruangan," jawabnya melanjutkan makannya dan Denny duduk di samping Nafisha.

"Kenapa wajah Ibu yang cantik ini bete sekali, apa ada masalah besar?" tanya Denny berusaha mencari tahu.

"Stop memanggil saya dengan Ibu, nggak usah terlalu formal seperti itu," ucap Nafisha dengan tegas.

"Hanya bercanda saja agar kamu sedikit terhibur," ucap Deni.

Sembari menunggu makanan yang Denny pesan dia terus duduk di samping Nafisha tetap makan dan tidak ada obrolan di antara mereka.

"Kenapa pernikahan itu seperti sebuah pencapaian dan jika tidak dicapai tepat waktu, maka seperti sebuah aib yang besar," ucap Nafisha tiba-tiba dengan tatapan matanya lurus ke depan.

"Kenapa? keluarga kamu kembali mengungkit pernikahan?" tebak Denny.

"Tidak mungkin tidak," jawabnya.

"Ya sudah, kalau begitu menikah denganku saja," celetuk Denny membuat Nafisha menoleh serius ke arah temannya itu.

"Ucap seorang pria yang hanya cleaning service dengan tiba-tiba mengajak atasannya untuk menikah dengannya. Memang tidak pantas cleaning service berkhayal terlalu tinggi," ucapnya tampak sadar diri.

"Hehehehe, tidak lucu," sahut Nafisha menanggapi dengan ujung bibir ditarik ke atas yang semakin kesal dengan pernyataan dari temannya itu.

"Loh, bukannya iya, kalau begitu kenapa kita tidak menikah saja? Kita tidak pantas untuk menikah?" tanya Denny lagi.

"Denny aku tidak mood untuk bercanda, jangan pernah membandingkan pekerjaan kita. Aku juga bukan atasan dan hanya karyawan biasa," jawabnya.

"Iya-iya bercanda, kamu sih terlalu dibawa serius. Nafisha sudahlah jangan dengarkan apapun yang dikatakan orang tentang kamu karena belum menikah. Tetapi kalau memang sudah tidak ada lagi yang akan menikahi kamu dan kamu akhirnya menyerah. Aku siap menikah kapanpun dengan kamu," lanjut Denny yang tetap masih usaha.

Nafisha tidak menjawab dan hanya menatap tajam seolah ingin menerkam.

"Iya-iya maaf," Denny langsung menyatukan kedua tangannya yang tampak takut dengan ekspresi sahabatnya itu dan lebih baik diam.

"Mas Denny ini pesanannya!" penjual nasi goreng itu memanggil Denny.

"Oke. Baiklah Aku duluan, jangan melamun terus!" ucap Denny diri dari tempat duduknya dan menepuk bahu Nafisha kemudian dia mengambil pesanannya dan mengangkat tangan yang berpamitan terlebih dahulu kepada Nafisha memasuki perusahaan itu.

Bersambung....

...Author kembali membuat karya terbaru. Para pembaca setia jangan lupa untuk terus membaca dari bab 1 sampai bab akhir, dukungan sekecil apapun yang kalian berikan dapat membangun karya ini. Jangan lupa like, koment, vote dan subscribe yang banyak....

...Terima Kasih untuk pembaca setia.........

1
Upi Raswan
cilla ? /Grin/
Nifatul Masruro Hikari Masaru
bukannya adiknya itu angga ya
Naufal Affiq
kak kalau gak salah si agam ini anak cilla sama rashid kan kak
ainuncepenis: Hay kakak salah komentar lapak kak. wkwkwk
total 1 replies
Upi Raswan
syukurlah nafisha punya bukti yg bikin mulut pedas keluarga Agam tertutup.tapi darimana nafish dapetinnya yaaa...jawab thor jangan bikin emak penasaran haha.
tapi aku kok agak takut Agam bakalan balas dendam yaa...dia kan aslinya laki2 begajulan
Upi Raswan
dah kayak gini abisnya nafis masih kekeh mau menjerumuskan anaknya.hutang budi apa abi?
Upi Raswan
ya Tuhan hiks hiks ...selamatkan nafish jangan sampai perkawinan itu terjadi.
wanita sholekhah jodohnya pria yg sholeh.nafish gadis yg baik kasihan banget dapet laki2 keong racun hia huaa
Upi Raswan
udah gini apa orang tua ttp ngotot mau menjodohkan mereka dengan cara "ta aruf" ?, dah jodohin sama abang Arthur aja lah hehe
Upi Raswan
hai thooor...semangaaat yoook up lagi lagi lagiii
Upi Raswan
ya Tuhaaan tolong jangan sampai nafish menikah dengan anak sholeh gadungaan...tolong thoor
Upi Raswan
sholat istikharoh deh...curiga ganteng mapan tapi kasar. belum jadi suami aja dah berani seret2 perempuan calon istrinya.mana ada calon ratu diseret2..
Upi Raswan
Alhamdulillah blm prnah minta uang sama anak2..tapi aku dan suami udah diberangkatkan umroh sekali, dibelikan skincare,dan minuman herbal setiap bulan.semoga rejeki anak2ku melimpah ruah seperti air zam zam
Oma Gavin
jgn ngomong ujungnya agam preman pasar dan hobby main wanita bisa" sdh penyakitan makanya setuju nikah sama nafisha jgn mau nikah sama agam sebelum kamu yakin dan tau siapa agam sebenarnya
Oma Gavin
bpm juga jadi istri sudah berani bicara keras waduh ngga jadi aja itu adam pasti temperamental dan problematik
Oma Gavin
kenapa ngga berani hidup mandiri kost ygblrbih dekat kantor biar saudara mu yg ada dirumah tshbikut mikir kebutuhan bersama jgn mau cuma dijadikan sapi perahan dan babu gratisan untuk keluarga
Lia Chandra Kirana
"udah baca ni cerita nafisha , punya saudara angga dan kk perempuan yang janda.suami nafisha ceo tempat'a kerja nama'a Arthur. nth knp pass ilang ajach nich novel di beranda .eehh tiba" muncul lagih padahal dulu baca di bab 50'an..
ainuncepenis: Ada revisi kak
total 1 replies
Ida Mamanya Akas
pernah baca sebelumnye judulnya apa ya ka
ainuncepenis: Lanjut Baca kak. memang pernah up tetapi di hapus kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!