Bagi Hasan, mencintai harus memiliki. Walaupun harus menentang orang tua dan kehilangan hak waris sebagai pemimpin santri, akan dia lakukan demi mendapatkan cinta Luna.
Spin of sweet revenge
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MJW 18
Di kediaman Hasan, besok paginya.
"Kamu sudah merasa baikan?" tanya uminya dengan wajah sumringah melihat bubur yang sudah dihabiskan Hasan.
"Mendingan, umi."
"Besok masih mau makan bubur lagi?" tawar uminya lembut.
"Boleh, umi."
Faris terus mengamati wajah abangnya yang sebentar lagi akan diinterogasi abi dan uminya.
"Bebeknya sudah dihabiskan adikmu dan abi tadi malam. Umi juga sudah menyicipinya. Enak, ya. Makanan yang kamu bawa tadi malam enak enak semua," puji Siti Azizah.
"Iya, santri santri juga bilang begitu sama abi setelah selesai shalat subuh."
"Umi malah ketagihan dengan bakmi gorengnya." Siti Azizah tertawa lepas. Begitu juga suami dan kedua putranya.
"Beli di mana, bang?" tanya Faris.
"Di penjual kaki lima, tapi rasanya bintang lima," seloroh Hasan.
Tawa kembali terdengar di meja makan.
"Memang enak banget," puji abinya.
"Dimana tempatnya, bang? Kok, aku ngga tau?" tanya Faris ingin tau.
"Nanti aku ajak ke sana," janji Hasan.
"Sip, bang. Tapi kamu, kok, tau, bang? Kamu ke sana sama siapa?" tanya Faris masih diliputi perasaan heran. Selama ini dia yang selalu hunting makanan dan memberitau abangnya tempat tempat makanan yang enak.
"Luna yang ajak ke sana."
Faris dan orang tuanya terpana mendengar jawaban Hasan.
"Luna mau makan di sana? Kan, amak konglomerat," kaget Faris. Umi dan abinya juga merasakan hal yang sama.
"Katanya itu tempat makan favoritnya dengan sepupu sepupunya. Aku terkejut saat dia membawa aku ke sana. Aku tawarkan restoran mewah malah dia tolak," tawa Hasan berderai setelah menceritakan kejadian tadi malam.
Ketiga orang dihadapannya saling pandang. Melihat Hasan yang dengan mudahnya tertawa juga membuat mereka kaget. Hasan terlalu sering memasang wajah kaku. Paling dia hanya tersenyum tipis.
Abangku ini beneran jatuh cinta, ya, batin Faris takjub. Dia semakin penasaran dengan dokter Luna yang ditaksir abangnya.
Ali Wahab jadi teringat sikap dan pembawaan papinya Luna tadi malam yang ramah.
Semua anggota keluarganya seperti itu? batinnya. Teringat perkataan Arfan, kalo mereka keluarga yang tidak bisa disentuh. Dia sudah berpikir kalo keluarga itu arogan dan semena mena dengan orang kecil. Hingga awalnya dia ragu Hasan berhubungan dengan mereka.
"Jadi dia teman SMA kamu dan Laila?" tanya Siti Azizah memastikan lagi.
Haaa? Kak Laila kenal juga? Faris merasa kalo Kak Laila pasti sudah tau tentang ini.
"Dia gadis yang pernah aku buat geger otak dan tulang lengannya retak, umi."
Orang tuanya kembali tertegun.
"Yang kena lemparan bola basket kamu?" cetus Siti Azizah pelan.
Apa? Faris sampai tercengang mendengarnya.
Hasan mengangguk.
"Papinya tau kamu yang sudah membuat anaknya terluka, tapi tetap baik sama kamu?" Ali Wahab benar benar sudah salah menduga tentang keluarga Luna. Kalo mereka keluarga kejam, mungkin dari dulu Hasan sudah mendapatkan hukuman berat atas kecerobohannya. Apalagi sekolah itu milik yayasannya.
Sekarang malah mau menerima Hasan. Agaknya Arfan mendapat informasi yang salah tentang keluarga Airlangga Wisesa.
"Aku sudah menyukainya sejak SMA. Laila juga tau."
Wajah Uminya memucat. Abinya menghela nafas panjang.
"Karena itu setelah dari Kairo, aku tidak langsung pulang. Aku harus punya banyak bekal agar bisa berdiri di samping Luna, umi, abi," jelas Hasan. Dia benar benar bekerja keras saat itu.
Pagi ini abi, umi dan Faris menerima kekagetan tiada henti dari Hasan.
Diam diam Faris kagum dengan Abangnya. Siapa yang tidak ngeri jadi pasangan dari pewaris Airlangga Wisesa yang kekayaannya tersebar dimana mana.
Mereka juga kaya raya, tapi jauhlah dibandingkan dengan keluarga itu.
Umi memijat keningnya.
"Hanya saja Luna belum bisa menerima aku. Bukan karena aku ngga sekaya dia, tapi.... dia belum siap masuk ke dalam lingkungan kita." Kali ini Hasan menghela nafas panjang.
Siti Azizah dan suaminya langsung maklum.
"Wajarlah, bang. Apalagi besok kamu bakal menggantikan abi," jawab Faris. Dia bisa membayangkan gadis yang didikannya sangat jauh berbeda dengan mereka.
"Tapi menurutku ngga masalah, bang. Asalkan pakaiannya sopan, dia ngga akan dicela." Faris menjawab lagi, mendukung abangnya.
"Memang, sih, Luma belum menutupi aurat bahkan sampai bercadar. Tapi pakaiannya dan sepupunya masih tergolong sopan," sahut Hasan agak membela Luna.
Hening.
"Oh ya, keluarganya tau kamu menolong Ratna?" Ali Wahab jadi teringat percakapannya dengan Arfan.
Oh iya, Ratna, batin Siti Azizah teringat gadis malang itu.
Siapa lagi Ratna? batin Faris heran karena tidak pernah mendengar nama itu.
"Tau, bi. Sudah kami bicarakan. Masalah itu juga sudah selesai," ucap Hasan tenang. Hasan yakin kalo abi dan uminya sudah cukup banyak mengetahui hal hal yang dia rahasiakan.
"Kamu menggunakan alasan itu untuk menemui Luna?" tebak abinya.
"Ya. Abi. Beberapa kali aku menemuinya di rumah sakit. Sekalian memeriksa tensiku juga." Hasan mengulaskan senyum tipisnya.
Faris tersenyum miring. Tidak disangkanya kalo abangnya bisa terkena virus cinta yang begitu dalam.
Kamu benar benar menyukai dia, Hasan? batinnya Siti Azizah gundah sambil memejamkan mata. Dia sudah bisa membayangkan konflik yang akan terjadi nanti jika semua orang yang berkepentingan dengan perjodohannya tau masalah ini.
Mertuanya belum tentu setuju dan bisa menerima penolakan Hasan. Begitu juga dengan orang tua Yahya Salim. Perjodohan Hasan dan Laila sudah digagas sejak keduanya masih duduk di bangku SD. Laila bahkan sudah dipersiapkan untuk jadi istri pemimpin pondok. Gadis itu belum tentu juga bisa menerima keputusan Hasan. Siti Azizah merasakan denyutan denyutan kuat di kepalanya.
Ali Wahab menghela nafas panjang sampai dua kali.
"Harusnya kamu katakan sejak dulu pada kakek dan nenekmu."
Memang salahnya, batin Hasan menyesal.
"Aku sudah menolak Laila sejak SMA. Dia juga tau siapa yang aku suka. Aku hanya ingin dia berhenti, tapi.... dia terus mengejar," sesal Hasan.
"Nanti akan abi bicarakan hal ini pada abinya Laila. Soal Luna, katakan saja padanya kalo abi dan umi tidak akan memaksanya mengikuti cara kita. Kamu bisa membimbingnya perlahan." Dia akan meminta maaf pada sahabatnya dan membujuk orang tuanya agar membatalkan niat mereka untuk menjodohkan Hasan dengan Laila.
Berharap semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginan Hasan. Karena Ali Wahab tau, Hasan sulit untuk digoyahkan kalo sudah mengambil keputusan.
jujur aku penasaran kenapa hasan menolak laila??
ataukah dulu kasus luna dilabrak laila,, hasan tau??
udah ditolak hasan kok malahan mendukung tindakan laila??
Laila nya aja yg gak tahu diri, 2x ditolak msh aja ngejar²😡