"Aduh.... sakit woi! turun ga kamu!" ucap seorang gadis cantik dengan pakaian sederhana dan tingkah yang bar bar nya, menghadang seorang pengendara motor yang baru saja menyerempet nya hingga jatuh ke sawah.
"Sorry." ucap seorang pria dengan wajah yang tertutup helm mahal, dan mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tertegun.
wajah nya yang kotor, akibat terjatuh di sawah, membuat nya seakan lupa, bahwa dia baru saja di senggol oleh orang di depan nya. tapi gadis itu malah melamun dan tak sadar untuk bersikap tegas.
Pria itu menatap heran, dan langsung pergi tanpa berkat apa apa lagi, sepertinya memang pria itu memiliki urusan yang lebih penting saat itu.
"Aisshh, dasar goblok, apa yang kamu pikirkan Selin, dia yang nabrak kamu, malah dia yang pergi. woi, liat ya kalau kamu balik lagi, tak cincang kamu jadi gulai!" pekik nya yang mencak mencak seperti seekor monyet. untung saja kondisi di sawah begitu sepi, dan kebetulan saat itu tengah hari, jadi aman tak membuat Selina malu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.22
Ketegangan selama di perjalanan membuat Selin menghela nafas berat nya berkali kali. bagaimana tidak, dia yang sedang berusaha tidak gugup, saat pria asing alias tetangga nya itu, meminta untuk diantar pulang.
Aksa mengendarai motor Selin dengan pelan, sehingga beberapa kali tetangga sekitar melihat kedua nya. bahkan ustazah yeyen tanpa sengaja juga melihat kedua nya bersama.
"Bagaimana bisa mereka bisa pulang bersama?" pekik yeyen dalam hati yang merasa begitu sakit melihat kedua nya pulang bersama.
"Mas, kamu kok bawa motor nya pelan banget sih!" sahut Selin yang merasa heran
"Agar tidak jatuh, keselamatan lebih penting!" pekik nya dengan nada datar.
"Tapi nanti para tetangga pasti gosip tentang kita mas. Kamu liat tadi Bu asih melihat kita pulang bersama, aku malas banget ngeladenin mereka."
"Ya kamu gausah dengerin ucapan mereka." pekik Aksa dengan nada datar nya.
"Dasar kulkas nyebelin!" gerutu nya yang kesal saat berbincang dengan pria kutub itu.
Bukannya menemukan solusi,malah menambah masalah bagi nya. bagiamana kalau ayah nya liat, bisa bisa disuruh klasifikasi Selin.
Setelah beberapa menit mengendarai motor nya Selin, akhirnya Aksa tiba di rumah Oma nya. pria itu langsung turun dari motor dan mengucapkan terima kasih dengan nada datar nya.
"Makasih!" ucap aksa yang masih dengan wajah datar nya.
"Iya sama sama. Lain kali kamu bisa bawa motor sendiri ya mas, jangan buat aku jadi bahan perbincangan lagi." gerutu Selin dengan suara pelan nya.
Dia mengucapkan hal tersebut, karena sedang merasa kesal saja dengan Aksa. karena sepanjang jalan tadi, pria itu tak menggubris ucapan nya. Sehingga membuat Selin merasa begitu kesal nya.
Aksa yang melihat wajah cemberut gadis itu, tersenyum begitu tipis. "Lucu;" gumam nya dalam hati dengan tatapan yang masih menatap Selin.
"Hummm, ciieee pulang berduaan ini bos." ucap Romi yang baru sampai membawa mobil bos nya itu.
Selin melihat ke arah Romi dengan tatapan cemberut nya. Sudah pasti dia menjadi bahan olokan saat ini. apalagi kedua nya tidak akur saat bertemu.
"Diam!" pekik Aksa dengan tatapan tajam memandang asisten nya itu.
"Eh, ada mbak Selin. Makasih banyak ya mbak. Udah mau nganterin bos saya ini. Tadi saya ada urusan, jadinya maaf merepotkan mbak Selin nya." ucap Romi kepada gadis itu.
"memang merepotkan!" ucap nya dalam hati yang masih menyampaikan isi hati nya.
"gpp mas Romi, kalau begitu saya pamit dulu. Mari mas kulkas, eh maksudnya mas Aksa Saya pamit dulu. Assalamualaikum."
Romi menahan tawa saat selin salah menyebutkan nama Aksa, pria itu hanya menatap nya dengan datar saja.
"Hmm, makasih."
"Iya mbak Selin hati hati ya."
Setelah kepergian Selin, Romi menahan tawa saat Aksa masih tetap melihat kepergian gadis itu, walaupun sudah jauh.
"Hemmmm, diliatin banget ni bos. cantik banget ya bos?"
"apakah pekerjaan kamu begitu longgar, sehingga saya harus menambah nya lagi?"
"Eh, jangan dong bos. Iya iya saya ke dalam dulu, heheh, lanjut deh bos liatin cewe tadi." ucap nya yang langsung kabur ke dalam rumah, agar tidak menjadi sasaran kemarahan bos nya itu.
Aksa menghembuskan nafas berat nya, sepanjang jalan tadi, dia menahan gugup berada di dekat gadis cerewet itu. Tapi berusaha tetap baik baik saja, dan tak menggubris ucapan nya. padahal setiap kata yang dibilang, Aksa tau tapi pura pura cuek saja.
"Lucu juga!" gumam nya dengan tersenyum begitu tipis.
Setelah gagal menikah, hati nya masih tetap sendiri, dan bahkan dia begitu cuek dengan wanita manapun. Tapi dengan gadis yang tanpa disengaja dia temui itu, membuat sikap nya sedikit berbeda. Entah mengapa, rasa nya begitu menyenangkan saat berada di dekat cucu besti Oma nya itu
"gimana persiapan nya le, lancar toh?' tanya Oma nur yang sedang menyiapkan makanan untuk cucu nya yang baru saja pulang membantu para warga di mesjid.
"lancar Oma, maksih Oma."
"iya sama sama, ayo dimakan dulu. Oma tadi udah nungguin kalian. Sepertinya sangat sibuk ya dengan urusan di mesjid?"
"iya Oma, sibuk ngeliatin cewe." ucap Romi dengan tatapan menggoda ke arah Aksa.
"Rom, apakah kau sudah bosen dengan pekerjaan mu itu!"
"Heheh, peace bos." kekeh nya yang terkekeh geli melihat wajah kesal bos nya itu.
"loh loh, ada apa ini. Kenapa kamu mengancam Romi toh le, ga boleh begitu."
"Tuh bos, dengerin ucapan Oma, maksih Oma. cuman Oma yang paling mengerti disini." ucap Romi dengan tatapan melas nya.
Aksa langsung memutar bola mata nya dengan malas, asisten nya itu sepertinya kebanyakan drama.
"Sudah sudah, makan dulu toh. Nanti dingin. Ayo nak makan dulu yang banyak ya. Oma masak tadi buat kalian."
"Wih, Makasihh Oma, bisa gemuk Romi lama lama disini, masakan Oma nur benar benar muanteb poll!"
"Kamu ini, memang doyan makan ya. tapi Oma senang, ada kalian rumah jadi rame. apalagi kalau Aksa menikah nanti. Pasti bakalan tambah rame."
Aksa yang sedang menikmati makan nya, langsung tersedak. Oma nya malah membahas pernikahan yang membuat nya sedikit trauma.
"uhuk...uhuk...."
"Ya Allah le, makan sampe kesedak begini. ayo minum minum dulu."
"Ni bos, minum dulu." ucap Romi yang tau, kalau bos nya pasti teringat dengan mantan kekasih yang saat ini entah hilang kemana.
"Oma, Aksa minta maaf kalau buat Oma tersinggung. Tapi tolong jangan bahas pernikahan dulu ya. Aksa masih belum siap."
Hal itu membuat suasana menjadi hening sejenak, Romi yang tadinya bersikap tengil, kini hanya diam melihat ke arah bos nya itu.
"Tapi sampai kapan le, jangan terlalu menutup hati mu itu. Tidak semua wanita seperti mantan kekasih mu!" ucap Oma nur berusaha membuat pengertian kepada cucu kesayangan nya.
"Oma, Aksa masih belum kepikiran untuk menikah. setelah kejadian itu, aksa belum siap untuk menikah Oma."
"cucu ku, ga semua wanita memiliki kisah yang serupa dengan mantan mu itu. Banyak gadis di luar sana yang begitu tulus, dan sikap dan sifat nya masih begitu santun. Contohnya cucu sahabat Oma. Kamu pasti tau kan, Selin. Gadis itu cantik, ramah, sopan, mandiri, dan yang pasti calon menantu terbaik yang oma rekomendasi kan buat kamu." ucap Oma nur dengan begitu semangat saat membahas tentang sahabat cucu nya itu.
"Wih Oma, cocok itu sama bos. Tadi aja dianterin pulang sama mbak Selin itu."
"oh ya, kenapa ga bilang kalau Selin singgah ke rumah. Oma ajak makan sekalian di sini."
"Heheh, bos masih suka malu malu kucing Oma. padahal tadi liatin mbak Selin nya dalam banget."
"Rom!" pekik Aksa yang kesal dengan ulah asisten nya itu.