NovelToon NovelToon
Aku Hanya Putri Palsu

Aku Hanya Putri Palsu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti
Popularitas:174.2k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Sivania Amelia merupakan putri dari keluarga konglomerat. Tanpa kasih sayang orang tua dan perhatian dari semua orang membuatnya menjadi sosok arogan.

Hingga suatu hari dirinya menemukan sebuah buku novel di lorong sekolahnya. Buku dimana dirinya menjadi tokoh antagonis. Seorang putri palsu yang berusaha keras untuk membunuh putri asli. Tapi berakhir dengan kematian tragis.

Anehnya, semua nama tokoh di buku itu merupakan anggota keluarganya. Satu persatu kejadian dalam buku benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Sebuah buku dengan akhir cerita kematiannya yang penuh derita.

Tapi satu hal berbeda, hati Sivania telah membeku, meninggalkan keluarganya untuk diberikan pada putri asli.

Ini bukan miliknya, maka dirinya akan membuang segalanya. Tapi kenyataan lain terbongkar membuat keluarganya memohon agar Amelia kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alergi

Siska terdiam tidak dapat berkata-kata. Apa ibunya terpengaruh omongan Amelia? Entahlah, tapi yang pasti Roni adalah pacar pertamanya. Satu-satunya pacarnya, ciuman pertamanya diambil oleh Roni. Walaupun belum pernah melakukan lebih, mau lebih juga tidak jadi, karena ketahuan oleh Amelia. Tapi dirinya, tidak pernah sejauh itu dengan pria.

Air matanya mengalir, mengingat Roni yang dulu. Berjanji padanya dihadapan semua orang di tempat kerjanya, hanya akan setia pada Siska seorang. Hal yang membuatnya terharu hingga bersedia mengambil kalung berlian dan buket bunga yang diberikan oleh Roni.

Tapi cinta itu pada akhirnya layu. Entah apa yang menyebabkan. Apa sifat protektif nya? Atau karena belum jodoh saja.

Pada akhirnya Siska menghela napas."Kita putus saja. Mungkin sebaiknya kita memang sendiri dulu."

Sangat mencengangkan setelah merenungi kata-kata Savier dirinya menyadari. Bukan dirinya yang tidak mau berkorban. Tapi Roni yang selalu menganggap dirinya benar.

Roni memberikan kalung berlian senilai ratusan juta padanya. Tapi dirinya memberikan jam tangan dan perhiasan pada orang tua Roni, untuk mengambil perhatian. Roni berkorban waktu menjemputnya bahkan membayarkan makanan kala mereka menikmati acara kencan.

Tapi apa jasa mengantar jemput dan membayar makanan setara dengan harga ciuman pertama seorang Siska? Jika begitu betapa murahan dirinya. Mungkin lebih murah dibandingkan kupu-kupu malam.

Roni mengangkat sebelah alisnya. Tidak disangka Siska akan mengambil keputusan secepat ini. Tapi setelah menjalin hubungan dengan Siska dirinya memang menyadari satu hal. Sama sekali tidak cocok dengan wanita yang semuanya serba sempurna. Dirinya membutuhkan wanita yang berhati halus dan bergantung sepertinya. Lebih tepatnya mencerminkan Tiara.

"Jadi keputusan sudah bulat. Hubungan kalian berakhir. Om akan membicarakan ini dengan kedua orang tuamu, agar tidak ada salah paham nantinya." Narendra menghela napas kasar.

"Tapi, ayah...ibu...kasihan kak Siska jika begini." Ucap Tiara menatap penuh rasa iba.

"Aku tidak apa-apa." Siska berusaha untuk tersenyum. Walaupun menyakitkan, tapi setidaknya ada kesucian yang belum diberikan olehnya. Siska masih memiliki kesempatan untuk memilih.

Sedangkan Tiara meletakkan potongan buah pada piring Siska. Seakan turut merasa iba. Sama sekali tidak ada yang menyadari kaki Roni dan Tiara kembali saling bersentuhan.

Dua orang yang terlihat tidak memiliki hubungan di atas meja makan. Tapi di bawah sana? Entahlah.

"Ibu... ayah...aku berangkat dulu." Ucap Tiara bangkit dari tempatnya duduk.

"Tunggu! Tiara, jika kamu bertemu dengan Amelia di sekolah, katakan ibu menyesal, sudah menamparnya. Berikan ini juga padanya, kode PINnya tanggal lahir Amelia." Ucap sang ibu menitipkan kartu ATM pada Tiara.

"Kamu memberikan uang pada Amelia?" Tanya Narendra.

"Amelia sudah manja dari kecil. Uang jajannya tiba-tiba dihentikan. Selain itu aku salah sudah menamparnya. Lagipula yang aku gunakan uangku, bukan uangmu." Sang istri menatap sengit ke arah suaminya.

"Nanti akan aku berikan. Ibu...ayah aku berangkat dulu." Ucap Tiara penuh senyuman. Namun kala hendak keluar dirinya sedikit melirik ke arah Roni.

Roni mengangguk tipis pertanda akan mengikuti mobil Tiara setelah keluar nanti. Benar-benar sebuah trik yang klasik.

"Karena urusan sudah selesai. Om, Tante, aku pamit dulu." Ucapnya cepat bagaikan seekor biawak yang tidak mau kehilangan ba*ngkai ayam mulusnya tercinta.

Sedangkan segera setelah kepergian Roni, Siska mulai menangis terisak. Menatap ke arah ibunya.

"Ibu..." Gumamnya.

"Sudah! Tidak apa-apa, nanti ibu kenalkan dengan anak teman ibu." Ucap Gina pelan.

"Jangan tangisi pria sepertinya. Bagaimana mau jadi suami bertanggung jawab nanti, kalau ditanyai kabar saja sudah minta putus. Omong-ngomong kalian belum berbuat lebih jauh kan?" Tanya Narendra membulatkan matanya, menatap ke arah perut Siska.

"Tentu saja belum! Aku selalu menolak, sekali hampir kecolongan, itupun dihentikan oleh Amelia." Ucap Siska kembali terisak, air mata seorang wanita karir sukses dan cantik memang berbeda, rasanya asin.

"Ya, sudah... dokter hewan."

"Ayah!"

***

Ada beberapa hal dari dalam cerita novel yang sama sekali tidak dapat dirubah. Itu benar-benar disadari oleh Amelia. Menyetir mobilnya penuh senyuman.

Seperti dalam novel, walaupun percakapannya sedikit berbeda tapi hasil akhirnya dirinya ditampar. Bonusnya ibunya akan memberikan kartu ATM pada Tiara, sebagai penebusan rasa bersalah. Walaupun tidak ada adegan dimana Tiara memberikannya pada Amelia. Tapi yang jelas dirinya dapat menuntut dan meminta uang pada Tiara.

"Satu tamparan bernilai 20 juta." Ucapnya bersorak gembira. Tidak peduli tanda yang tercetak jelas di pipinya. Yang pasti asalkan menguntungkan baginya, biarlah yang terjadi, terjadilah. Tapi jika sudah membahayakan harus dihindari.

Perlahan menghentikan mobilnya di area sekolah. Seperti biasanya raut wajah Amelia datar. Rambutnya di gerai, membuat separuh wajahnya terkena bayangan rambut, hingga bekas tamparan hanya samar.

20 juta, hanya itulah yang ada dalam otaknya. Mengingat dirinya akan diusir uang segitu benar-benar lumayan.

Hingga langkahnya terhenti, menatap ke arah Tristan yang melangkah mendekatinya."Dimana Tiara?" tanyanya.

"Entahlah..." Jawab Amelia acuh."Ingat! Sekarang kita musuh."

"Karena itulah aku bertanya dimana Tiara. Dia tidak bisa dihubungi dari tadi!" Bentak Tristan.

"Aku mengutuknya... menjadi katak." Jawaban Amelia dengan raut wajah datar. Hendak kembali berjalan.

"Aku bertanya serius padamu." Tristan bergerak mencengkeram lengan Amelia.

Tapi dengan cepat Amelia menepisnya."Menjijikkan, pakaianku jadi kotor kan?"

"Awas saja jika terjadi sesuatu pada Tiara." Ucap Tristan memakai helmnya, mengendarai motornya meninggalkan sekolah.

Sedangkan Amelia berjalan seperti biasanya. Tiara, dirinya berpikir keras. Beberapa adegan memang tidak dijelaskan dalam novel. Tapi sepertinya hal yang tidak penting.

"Amelia!" Savier kembali menempel padanya. Membuat semua orang memandang aneh."Hari ini aku buatkan bekal penuh cinta dengan telur gulung."

Inilah keuntungan menjadikan fans sebagai pacar. Begitu dicintai, begitu dihargai, memang dicintai lebih indah, daripada mencintai.

"Kita makan cilok siang ini. Berapa harga cilok?" Tanya Amelia.

Seketika Savier mengeluarkan keringat dingin."I...itu..."

"Kamu jarang jajan, nanti biar aku yang traktir. Mau batagor, siomay dan...apa namanya aku lupa. Es...es...ah pokoknya nanti kamu boleh pesan apa saja." Ucap Amelia penuh senyuman. Paling mentok bayar 1 juta, itulah bayangannya. Boros sesekali tidaklah mengapa.

"I...iya..." Pemuda yang mengeluarkan keringat dingin. Semoga saja tidak ada pertanyaan tentang harga makanan lagi.

***

Jam pelajaran pertama telah dimulai. Kemudian jam pelajaran kedua, barulah jam pelajaran ketiga. Kursi tempat Tiara duduk masih kosong.

Hingga Amelia menatap dari arah jendela. Mobil milik Tiara perlahan memasuki tempat parkir. Diikuti dengan motor milik Tristan. Maka saatnya meminta ATM berisikan 20 juta rupiah.

Dan benar saja. Tiara mengetuk pintu kelas beberapa menit kemudian.

"Permisi pak, maaf saya terlambat. Ini karena..." Tiara tertunduk ragu, pandangan matanya sedikit melirik ke arah Amelia bagaikan ketakutan.

Sudah pasti! Drama lagi! Drama lagi! Tapi kali ini Amelia tersenyum menyeringai. Menatap ke arah leher Tiara yang sedikit memerah.

"Pasti karena alergi nanas. Lihat saja lehernya merah."

1
Etty Rohaeti
semangat Thor
sehat sehat terus Thor
🌸Ar_Vi🌸
semangat kakak 💪
kriwil
hidup.nya di bik8n goblok hanya karno vlot vlot 🤣
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
semangat thor ....💪💪💪💪💪💪💪
Ufi Yani
sehat2 ka ko.... smgt.... smg real life lncar nvelpun lncar....
Ummah Intan
semangat thor semoga semua urusannya dilancarkan
Irsyad layla
lama Nggak update tapi yg di upload cuma 1 ya thor😄
Retno Palupi
akhirnya...
Heni Mulyani
lanjut 💪
Ayu Rahayu
semangat thor🙏🙏
Rahma Intan
lanjutkan lagi Thor semakin seru 💪😘😘😘😘😘😘😘
Miaaaoowww😸
wewwww....
ada juga yg lagi usaha cari aman🤣🤣🤣
Nur Wahyuni
pasti tiara mau merubah isi novel dan lebih memilih savier karena tau klo savier orang kaya
Eka suci
woke Thor 👍👍 sehat sehat ya
Nada She Embun
makasih sudah up Thor.... 💪
Indar
nyari aman nih ci Tiara setelah membaca novel vol 2 tp maaf yah savier cuma mencintai Amelia 😏 dan makasih updatenya dan ditunggu kelanjutannya kak Thor 🤗🤗
yumin kwan
penasaran, apa yg dibaca Tiara sampe berubah incar savier
Ani Da
semangat kk kopahu semoga sehat selalu
Ani Da: kk kohapu🙏🙏
total 1 replies
Sulati Cus
klu anabelle nyemplung sumur anak mak kunti ikutan nggak? 😅
Nureliya Yajid
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!