Premarital Agreement

❤️ Happy Reading ❤️

''Saya suaminya.'' seru Geva yang baru saja masuk dan langsung merengkuh pinggang Ivana dengan sebelah tangannya.

''Ka...kamu...bukannya yang ada di reuni kemarin?'' kata Lucy menunjuk ke arah Geva.

''Anda benar sekali nona dan sayang sekali kemarin kita belum sempat untuk berkenalan karena terlebih dahulu terjadi sebuah accident.'' sahut Geva. ''Perkenalkan saya...Gevariel Marcio, putra sulung keluarga Marcio sekaligus suami sah dari Ivana Federica Marcio.'' perkenal Geva.

''Enggak...gak mungkin.'' lirih Lucy yang masih belum terima jika Ivana mendapatkan yang lebih darinya.

Dari dulu memang Lucy sangat iri pada Ivana hingga apa pun yang dimiliki Ivana ingin di milikinya...dengan segala cara selalu dia gunakan untuk merebutnya, termasuk Andrew.

Tanpa banyak kata serta tanpa aba-aba...Geva langsung mencium bibir Ivana, tak lupa dia meraih tengkuk wanita itu untuk memperdalam ciumannya.

''Dasar anak nakal...'' decak mama Cecil.

''Bagaimana...'' kata Geva seusai melepas ciumannya namun tak mengalihkan tatapan matanya pada sang istri, jangan tanya bagaimana Ivana saat ini.

Wanita yang menyandang status sebagai istri seorang Gevariel Marcio itu hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah bak kepiting rebus di pelukan sang suami sangking malunya.

Tak hanya itu, Geva pun meraih tangan Ivana dan menunjukan cincin pernikahan mereka berdua yang melingkar manis di jari manis tangan kanan masing-masing.

Sebuah cincin yang menggunakan berlian kecil sebagai hiasannya namun sangat elegan dan mewah serta memiliki harga yang sangat fantastis, karena di desain khusus dan hanya di buat satu pasang saja...tak ada yang lain.

''Ja...jadi benar.'' kata Lucy dengan terbata.

''Maaf tuan karena telah membuat kekacauan di acara anda, untuk itu kami permisi undur diri.'' pamit papa Geri.

''Tuan tunggu.'' cegah tuan Prawira saat papa Geri dan keluarga hendak membalikan badannya. ''Bukan anda dan keluarga yang meminta maaf, tapi seharusnya saya dan keluarga...tolong maafkan atas ketidak sopanan kami.'' kata tuan Prawira. ''Bisakah anda dan keluarga di sini barang sebentar saja.'' pintanya.

''Maaf tuan bukan bermaksud untuk menolak, tapi sepertinya keluarga saya sudah merasa tak nyaman untuk berlama-lama disini.'' kata papa Geri. ''Dan satu lagi segala kerja sama kita terpaksa harus saya batalkan karena keluarga tuan sudah berani menyinggung keluarga saya...besok dokumen pembatalan kerjasama secara resmi akan di antar ke perusahan tuan oleh asisten saya.'' kata papa Geri lagi.

''Tuan...saya mohon, jangan tuan...kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik.'' kata tuan Prawira namun sudah tak di gubris oleh keluarga Marcio, mereka terus saja melangkah keluar.

''Huh...ini semua gara-gara kalian berdua.'' kata tuan Prawira dengan geram lalu pergi meninggalkan acara.

''Ma bagaimana ini?'' tanya Andrew.

''Gak taulah...mama pusing.'' sahut mama Rita yang ikut melenggang pergi mengikuti sang suami.

''Kamu dengar sayang, keponakan kamu itu sudah menikah dengan orang kaya.'' kata mama Meri. ''Bagaimana jika kita minta maaf dengannya dan bertemu secara pribadi agar kita bisa mendompleng nama besar keluarga Marcio dan siapa tau saja kita bisa sedikit mencicipi harta mereka.'' usul Meri tak tau diri.

''Kamu benar istriku.'' kata Thomas. ''Kita harus bisa mengambil hati pengusaha kaya raya itu agar kita bisa semakin kaya.'' sahut Thomas.

Tak berbeda jauh dengan kedua orangtuanya, kini Lucy juga tengah menjalankan rencananya agar sang suami semakin membenci Ivana.

''Kamu lihat...dia sudah menikah.'' kata Lucy. ''Seperti kataku dulu kalau dia itu tak benar-benar mencintaimu dan hanya memanfaatkanmu saja...buktinya baru beberapa bulan kalian gagal menikah, dia juga sudah menikah.'' kata Lucy yang semakin gencar mempengaruhi.

''Iya kamu benar dan aku beruntung karena karena tau kebusukannya terlebih dahulu dan semua itu berkat dirimu sayang...'' kata Andrew sambil memeluk tubuh sang istri.

Dahulu saat mengetahui bahwa Ivana menjalin hubungan dengan Andrew, membuat Lucy menjadi murka.

Karena pasalnya Andrew adalah pria yang telah di incarnya sejak masa SMA.

Hingga muncul di hati Lucy untuk merebut Andrew dari Ivana.

Rencana demi rencana mulai di susunnya, hingga puncaknya dia mempengaruhi Andrew dengan memfitnah Ivana.

Mengatakan bahwa Ivana hanya wanita yang mengincar hartanya.

Satu persatu photo pun di tunjukkan oleh Lucy...beberapa photo Ivana dengan beberapa laki-laki yang di ambil dengan anggel sedemikian rupa sehingga seperti terlihat Ivana sedang bermesraan dengan pria tersebut.

Setelah cinta Andrew mulai goyah, Lucy pun dengan beraninya menggoda mengunakan kemolekan tubuhnya.

Tentu saja hal itu di sambut dengan baik oleh Andrew karena selama berpacaran dengan Ivana dirinya tak pernah mendapatkan lebih selain hanya berpegangan tangan saja apalagi dirinya merasa kalau Ivana telah mengkhianati cintanya.

Rencana Lucy untuk menggaet Andrew pun di dukung oleh kedua orang tuanya mengingat Andrew adalah pewaris keluarga Prawira.

Andrew tetap menjalin hubungan dengan Ivana meskipun dirinya juga berhubungan degan Lucy sampai semuanya terjadi di hari pernikahan mereka.

Semua itu semata-mata Andrew dan Lucy lakukan untuk membalas sakit hatinya pada Ivana.

❤️

Kruyuk...kruyuk...

''Kamu lapar?'' tanya Geva yang di angguki oleh Ivana dengan wajah malunya. ''Baiklah kalau begitu kita mampir makan dulu.'' kata Geva.

''Eh gak usah, langsung pulang saja...nanti kita makan di rumah.'' sahut Ivana.

''Hem baiklah kalau begitu.'' kata Geva pada akhirnya.

Kebetulan memang mereka tadi belum sempat makan malam, jadi wajar saja jika saat ini merasakan kelaparan.

Sesampainya di rumah Ivana langsung berjalan menuju ke kamarnya di ikuti oleh Geva dari belakang.

Ivana langsung bergegas menuju ke ruang ganti untuk mengambil pakainnya dan di bawanya ke kamar mandi.

Sedangkan Geva memilih mengganti pakainnya di dalam ruang ganti.

Begitu selesai, mereka berdua pun turun bersamaan untuk makan malam, beda dengan papa Geri dan mama Cecil yang kini baru saja datang.

''Ma, papa baru pulang?'' tanya Geva.

''Iya tadi kamu mampir makan dulu.'' jawab mama Cecil. ''Mama pikir kalian tadi juga pergi makan malam berdua.'' sambungnya lagi.

''Enggak ma, kita langsung pulang.'' kata Geva. ''Ini baru mau makan.'' katanya lagi memberi tahu.

''Mama sama papa ke kamar dulu ya...mau bersih-bersih terus istirahat.'' kata mama Cecil.

''Iya ma...selamat beristirahat.'' ucap Ivana dan mama Cecil merespon dengan memberikan senyuman manisnya.

❤️

''Tuan muda...nyonya muda.'' sapa bik Sri yang baru dari belakang.

''Eh bik.'' kata Ivana.

''Ada yang bisa saya bantu tuan, nyonya?'' tanyanya dengan sopan.

''Kami cari makanan bik, belum makan malam soalnya.'' sahut Geva.

''Maaf tuan muda, tadi nyonya besar berpesan untuk tidak menyiapkan makan malam, karena katanya tak makan malam di rumah.'' jawab bik Sri. ''Jadi mohon tunggu sebentar, biar saya siapkan terlebih dahulu.'' katanya lagi.

''Oh gak usah bik, biar aku bikin sendiri saja.'' kata Ivana. ''Bibi bisa istirahat saja.'' sambungnya lagi.

''Baik nyonya kalau begitu saya permisi.'' kata bik Sri lalu pergi ke kamarnya.

''Em enaknya makan apa ya...'' kata Ivana dengan salah satu jari telunjuk tangannya mengetuk-ngetuk dagu. ''Bikin mie rebus mau gak mas?'' tawar Ivana.

''Boleh...'' sahut Geva sambil mendudukkan bokongnya di salah satu kursi yang ada di dapur.

Ivana mulai mengambil dua bungkus mie instan di dalam lemari, lalu mengambil beberapa bahan pelengkap di kulkas...mulai dari caisim, telur, sosis juga bakso.

Sambil menunggu air mendidih untuk merebus mie, Ivana dengan cekatan mulai memotong bahan pelengkap juga cabai dan duo bawang.

Semua apa yang Ivana kerjakan tak luput dari perhatian mata Geva yang membuat pria itu semakin terkesima.