Haaaaaaiiiiiiii......
Ini lanjutan dari novel "Gadis Biasa yang Luar Biasa" family.... Lebih banyak menceritakan anak-anak Rendra dan Yumi.
Walau tak lepas dari cerita keluarga besar Zandra genkz. Di sini juga tetap ada Rendra, Yumi, Nala dan yang lainnya.
Petualangan dan pertemuan dengan orang-orang baru untuk si kembar juga adik bungsunya.
Persahabatan juga kisah romansa seperti kedua orang tuanya... mungkin🤭
Petualangannya bakalan seru ga ya kaya kedua orang tuanya, kita saksikan lurrrr di novel ini
Selamat menikmati💞💞💞
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
" Bun... " panggil Afwa di sela-sela sarapan paginya. Saat ini semua orang sedang berkumpul menyantap sarapan.
" Kenapa bang? " tanya Yumi
" Mmm... Afwa kemarin bilang ke Kay... kalo hari Minggu, kita... kita semua akan datang ke rumah untuk melamar Kay." cerita Afwa gugup
Sontak semua orang di sana tersedak makanannya, malah Nala yang sedang minum pun sampai menyemburkan minumannya, sehingga mengenai Aurora.
" Mamiiii... huaaaaa, papi liat baju Lola basyah." teriak Aurora yang tekejut
" Mami... " ucap Ed melotot, sedangkan Nala hanya nyengir.
" Maaf.. maaf sayang, mami ga sengaja. Kita ganti bajunya ya sayang.. Ayo." ucap Nala, ia pun menggendong Rora dan berlalu pergi, namun saat melewati Afwa.. ia menepuk-nepuk bahu Afwa.
" Kamu hebat bang, gercep kaya ayah kamu. hahahah" tawa satu ruangan pun pecah.
" Waaahhh... om kalah sama ponakan yang masih bau kencur." ucap Bagus
" Kamu serius bang?" tanya Yumi, sedang Rendra hanya tersenyum seraya mengangkat kedua jempolnya dan mengarahkannya pada Afwa.
" Iya bun... apa bunda keberatan?" tanya Afwa
" Aaaaaaaa...... " teriakan pun terdengar, namun bukan Yumi melainkan mommy.
" MasyaAllah.. Alhamdulillah... Semoga Allah masih kasih oma sama opa panjang umur, bisa menyaksikan cucu-cucu oma duduk di pelaminan. Ga keberatan dong abang sayang, iyakan bunda?" ucap mommy exited, sedang daddy hanya menggelengkan kepalanya.
" Tentu saja, niat baik jangan di tunda-tunda." jawab Yumi senang, iaa tak menyangka kalo Afwa akan seperti Rendra.
" Tenang... semua biar oma dan bunda yang atur, bilang sama calon cucu menantu oma. Jangan menyiapkan apa-apa, biar semua kami yang urus." ucap mommy semangat.
" Ko aku ga di ajakin sih mom?" tanya Nala yang baru selesai mengganti baju Rora.
" Kalo kamu senggang, ya ayo" jawab mommy
" Kamu gimana Wi?" tanya daddy
" Gimana apanya opa?" Afwi bertanya balik
" Kamu ga ikutan abang kamu?" kembali daddy bertanya.
" Oohh... belum ada yang klik opa, abang aja itu yang bucin. Ga sabaran banget, baru kelas X juga." jawab Afwi tertawa
" Kalo emang udah ada calonnya kenapa di tunda-tunda? Kamu yakin belum ada yang klik? Apa kabar Sri?" tanya Afwa tersenyum smirk
" Eits... ga ada ya, cewe rame kaya dia. ya rame.. ya judes." jawab Afwi
" Awas loooh... benci ma cinta itu bedanya tiiipppiiissss banget." ujar Nala tertawa
" Iya... bang Afwi mah suka gitu orangnya." lanjut Alice
" Sudah... sudah... Kalian udah selesai sarapannya? Cepet berangkat sana, bang.. bukannya kamu mau jemput Kay? keburu siang ini." Yumi menyudahi perdebatan pagi ini.
Afwa pun menyudahi makannya, setelah mengalami keluarganya. Ia pun berpamitan untuk berangkat.
Selama di perjalanan terlihat lengkungan indah dari bibir Afwa yang tak surut-surut sedari Ia berangkat.
Setelah sampai di depan rumah Kay, ia turun dan berjalan masuk ke arah pintu.
tok.. tok..
"Assalamu'alaikum" salam Afwa
"Wa' alaikumsalam, masuk dulu ay. Aku siapin dulu buku pelajaran ." jawab Kay setelah membuka pintu dan berlalu masuk ke kamar.
Afwa pun masuk dan menghampiri nenek yang sedang duduk di kursi goyangnya, seraya di temani Rio yang sedang bermain di surpet tak jauh dari tempat nek Ipah. Afwa pun menyalami punggung tangan nenek dan menyapanya.
"Assalamualaikum nek, gimana kabar nenek hari ini?" tanya Afwa seraya duduk bersimpuh di depan nek Ipah. Satu-satunya anggota keluarga kekasih hatinya.
" Wa'alaikumsalam nak. Alhamdulillah nenek baik... sangat baik. " jawab nenek, nenek yang tadinya sesang merajut pun terhenti. Lalu memegang tangan Afwa.
" Nak... nenek ucapkan terimakasih atas semua bantuan yang sudah nak Afwa dan keluarga berikan pada kami. Dan nenek juga berterimakasih karena nak Afwa sudah sudi menerima Kay menjadi bagian dari hidupmu. Nenek bahagia nak, sekarang nenek sudah merasa lebih tenang apabila kelak nenek di panggil yang Maha Kuasa. Selama ini cucu nenek sudah cukup menderita hidupnya. Nenek selalu merasa sedih karena belum bisa membahagiakannya sampai saat ini. Bukan karena tidak mau, namun karena tidak mampu. Sekarang cucu nenek sudah ada yang jaga, nenek merasa tenang. Jaga dan sayangi cucu nenek, titip juga Rio. Walau ia bukan cucu kandung nenek, namun kami sangat menyayanginya" ucap nek Ipah panjang lebar
" Nek... nenek bicara apa,, nenek akan sehat terus. Nenek juga kan belum melihat cucu nenek menikah., tidak baik nenek bicara seperti itu." jawab Afwa
" Tanpa di minta nenek pun, Afwa memang akan melakukannya. Kami pun akan mengadopsi Rio secara sah. Afwa mohon jangan tinggalkan Kay, walau Afwa tau yang namanya rezeki, jodoh dan umur sudah dalam aturan Allah SWT. Namun Afwa akan selalu meaminta kesehatan di dalam sujud Afwa. Kasian Kay kalau mendengar apa yang di katakan nenek, ia pasti akan sedih." lanjut Afwa tersenyum dan mencium lagi punggung tangan nek Ipah.
" Oya nek... hari minggu keluarga Afwa akan datang untuk melamar Kay. Nenek dan Kay tak perlu repot, karena semua sudah di siapkan bunda dan oma." ucap Afwa
" Benarkah? Alhamdulillah.. niat baik jangan di tunda-tunda nak. Semoga lancar sayang sampai acara pernikahan kelak." balas nek Ipah, seraya mendoakan yang baik-baik.
" Aamiin" ucap Afwa
Nek Ipah pun hanya membalasnya dengan senyuman dan mengucapkan kata maaf dan terimakasih.
"Abaaang" panggil Rio seraya tersenyum namun tetap diam di tempat, karena ia sedang menyusun legonya.
"Assalamu'alaikum tampan." ucap
" Walatumtalam abang." jawab Rio
" Bikin apa nih?abang ikutan boleh?" tanya Afwa seraya mengusap lembut kepala Rio.
" Lio bikin lobot abang, abang boleh itutan." jawab Rio, baru Afwa menyusun 1 balok, Kay sudah siap.
" Ayo ay.. " ajak Kay, Afwa pun mengiyakan, mereka pun berpamitan lalu beranjak pergi.
Kay sedang membaca buku, sedang Afwa fokus melihat ke arah jalan.
" Yang... aku udah bilang ke bunda kalo hari minggu ini akan melamarmu." ucap Afwa memecah keheningan.
" Mmm.. lalu aku harus gimana?" tanya Kay yang sudah pasrah dan menerima keputusan Afwa.
" Gimana... gimana maksudnya?" tanya Afwa balik
" Ya aku harus apa, aku kan ga ngerti apa yang mesti aku lakukan? " tanya Kay lagi
" Kata oma, ga usah ngelakuin apapun, semua sudah di urus sama oma dan bunda. Nanti kamu bilang sama nenek Yang." jawab Afwa
" Oke... " balas Kay singkat
" Ko jawabnya singkat banget yang? Kamu ga suka aku ngelamar kamu?" tanya Afwa
" Terus aku harus jawab gimana sayang?Kamu akhir-akhir ini baperan ay, kenapa sih? Masih ga yakin sama perasaan aku?" tanya Kay
" Ga... aku yakin ko, 100% malah. Aku juga ga tau kenapa, sekarang aku kaya gini. Maaf... kalo buat kamu ga nyaman." jawab Afwa
Kay pun menyimpan bukunya.
"Terimakasih udah mau terima aku yang bukan siapa-siapa ini. Aku bahagia banget, saking bahagianya aku bingung mau bicara apa? Kadang aku malu dan minder dengan keadaanku kalo udah jalan bareng kamu ay." ucap Kay
"Aku mencintaimu tulus, kami menyayangimu tulus yang. Ga usah minder.. toh sama-sama makan nasi." balas Afwa
Tak terasa mereka pun sudah sampai di parkiran sekolah.