NovelToon NovelToon
Senja Di Langit Biru

Senja Di Langit Biru

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Romansa Fantasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:316
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua orang remaja yang bertemu di bangku SMA, pertemanan menyatukan keduanya kemudian naik level menjadi jatuh cinta.

Banyak rintangan yang harus di lewati untuk mencapai kata BERSAMA, hingga salah satu dari mereka dipaksa untuk pergi.

Apakah perjuangan cinta mereka akan berakhir indah layaknya senja dan langit biru? Mau menjadi saksi perjuangan cinta mereka?

Baca disini‼️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7: Isyarat Bahasa Cinta

Hari pertama simulasi pertengahan semester berjalan dengan lancar, hasilnya pun sesuai dengan keinginan walaupun itu hanya berlaku untuk Akia.

"Wahh udah ganteng ternyata pintar juga." Kata Cika dengan tangan memegang dada sedangkan matanya menatap ke arah Denika didepannya.

"Lo nggak malu di depan gue?." Kata Antony.

"Malu kenapa, gue fans nomor 1 Denika." Kata Cika sambil terus menatap wajah Denika.

Denika tersipu malu dikarenakan dirinya sedari tadi dipuji dan ditatap oleh Cika.

"Denika nanti sore jadi?." Kata Akia dari tempat duduknya.

"Jadi apa?." Kata Denika tampak bingung.

Lalu Akia berbahasa isyarat.

'latihan bahasa isyarat'.

Lalu dibalas anggukan disertai senyuman oleh Denika.

Cika dan Antony yang tampak bingung apa maksud keduanya tampak melongo.

"Apa sih? Apa sih Ka?." Kata Cika tampak sangat penasaran.

"Rahasia." Kata Akia sambil menjulurkan lidahnya.

"Ihh Akia apa?." Kata Cika mendekat ke arah Aika.

"Sini gue bisikin." Kata Akia pada Cika.

Akia segera membisikkan sesuatu di telinga Cika.

"Jangan kepo urusan orang." Kata Akia.

"Ihh Akia." Kata Cika sambil terus heboh.

Akia tertawa melihat tingkah Cika yang tampak seperti anak kecil yang penasaran.

...----------------...

Setelah pulang sekolah Akia dan Denika berjanjian di depan gerbang.

"Akia sini." Kata Denika sambil melambaikan tangannya.

Akia yang melihat Denika pun langsung berlari mendekat.

"Sorry ya tadi habis piket kelas dulu." Kata Akia sambil mengusap keringat di dahinya.

"Santai kita mau belajar di mana?." Kata Denika.

"Mereka pacaran?."

"Wahh ganteng banget."

"boleh juga." para siswa yang pulang terus berisik melihat kedekatan Denika dan Akia.

"Yuk ke taman aja." Kata Denika melihat raut wajah Akia yang kurang nyaman karena di perbincangkan.

Setelah sampai dan duduk di bangku taman Denika menanyakan keadaan Akia.

"Lo gapapa?." Tanya Denika tampak khawatir.

"Gapapa kenapa?." Kata Akia.

"Tadi,, itu,, pas kita dibilang pacaran." Kata Denika ragu.

"Tadi, santai aja biasa ok rumor-rumor kayak gitu." Kata Akia.

"Ayo kita mulai aja." Kata Akia.

Keduanya berlatih bahasa isyarat, Denika memang jago berbahasa isyarat dikarenakan dulu neneknya adalah seorang tunarungu, jadi sedari kecil dia sudah biasa menggunakan bahasa isyarat.

Denika tidak menyangka bahasa yang dulu dia anggap biasa dapat menghubungkan dirinya dengan Aika.

...----------------...

Keduanya sedang sibuk berlatih tiba-tiba perut Aika berbunyi.

Aika yang menjadi perutnya berbunyi tampak malu dan menunduk.

"Eh ka aku lapar, aku bawa roti dan susu kamu mau juga." Kata Denika.

"Dia nggak dengar perut aku bunyi kan? Malu." Batin Aika di hati.

Denial kemudian membukakan sekotak susu dan roti isi cream untuk Aika.

Keduanya beristirahat sambil menyantap roti dan menyeruput susu di tangan mereka.

"Habis ini mau kemana?." Tanya Denika.

"Langsung pulang aja." Kata Akia.

"Kalau jalan-jalan sama aku dulu kamu mau nggak." Kata Denika dengan dada bergemuruh.

"Emmm boleh." Kata sambil terus menyantap roti.

Setelah mendengar jawaban Akia, Denika menjadi tampak sangat bersemangat.

Keduanya tengah sibuk menghabiskan makan siang mereka.

"Akia di sudut bibir kamu." Kata Denika sambil menunjuk sudut bibir Akia yang dipenuhi cream.

"Mana sini." Kata Akia menebak.

"Sini biar aku bersihin." Kata Denika ambil menyentuh susut bibir Akia.

Seketika pipi Aika memerah.

"Bagaimana dia bisa melakukan itu dengan wajah datar?!." Batin Akia dengan wajah memerah.

"Udah." Kata Denika menurunkan tangannya.

"Pipi kamu merah, kamu sakit?." Kata Denika lalu menyadarkan Akia yang tengah memandang wajah tampan Denika.

Akia sontak berdiri dan meng kipas-kipas wajahnya dengan tangan.

"Eee kita udahan latihannya hari ini, Ayo katanya mau jalan-jalan." Kata Akia tampak menggendong ranselnya.

"ehh iya tunggu aku." Kata Denika.

...----------------...

Keduanya berjalan beriringan sambil sesekali tertawa.

"Akia kamu tahun ini sekelas sama Antony?." Kata Denika.

"Iya, aku dari kelas 10 memang satu kelas terus dengan Antony." Kata Akia.

"Maaf karena kepribadian aku cenderung diam tidak ceria seperti teman-teman kamu yang lain." Kata Denika.

"Yuk sini." kata Akia sambil menarik tangan Denika untuk duduk di bawah pohon.

"Yang namanya manusia sifatnya beda-beda, kamu nggak harus jadi orang lain untuk berteman sama aku dan yang lain, tetap jadi diri sendiri dan jalani hari kamu dengan baik." Kata Akia sambil memandang kendaraan yang berlalu lalang, senyum lembut terukir di wajahnya.

Sekali lagi Denika terpukau dengan kebijaksanaan Akia.

"Ayo aku traktir kamu makan." Kata Denika pada Akia.

Denial dan Akia kemudian berdiri dari duduknya dan mendekat ke salah satu truk makanan, truk makanan tersebut menjual topokki dan Odeng.

"Bu satu porsi tiap menu ya." Kata Denika.

Ketika Akia mau mengeluarkan dompetnya di tahan oleh Denika.

"Ini dek pesanannya."

"Oke makasih Bu ini uangnya." Kata Denika sambil mengeluarkan uang 50 ribu.

"Kembaliannya dek." Kata pedagang tersebut pada Denika.

"Buat ibu aja." Kata Denika sambil meninggalkan truk dan menarik tangan Akia menuju meja yang disediakan truk tersebut.

"Aku bisa kok bayar sendir." Kata Akia tampak kesal.

"Kamu jangan marah, sekali aja aku pengin traktir kamu ." Kata Denika.

"Okee makasih ya traktirannya."

"Besok kalau mau jalan-jalan lagi gantian biar aku yang bayar." Kata Akia.

"Hah dia mau jalan lagi sama aku." Batin Denika sambil tersenyum.

"Hah gue bilang apa?! jalan-jalan lagi?! Gue gila." Batin Aika setelah menyadari ucapannya.

"Nggak usah biar aku yang traktir, aku kan banyak uang." Kata Denika diiringi tawanya.

Akia yang mendengar perkataan Denika ikut tertawa.

Tak dapat dipungkiri kondisi finansial Denika pasti selalu stabil ya, secara dia cucu seorang pemilik yayasan dan perusahaan besar. Bahkan ayahnya hendak mencalonkan iri menjadi kepala daerah.

Ketika Denika dan Akia sedang asyik menyantap makanan di depan mereka, ponsel Denika tampak berbunyi.

"Sebentar ya Akia." Kata Denika menjauh hendak menjawab panggilan tersebut.

Akia melihat Denika tampak berbicara dengan seseorang di telepon.

Setelah beberapa menit bertelepon, Denika mendekat ke arah Akia.

"Akia maaf banget kita harus pulang." Kata Denika.

"Oo iya gapapa." Kata Akia.

"Kamu ikut aku, aku anterin sampai panti." Kata Denika.

"Nggak usah, aku bisa pulang sendiri." Kata Akia menolak.

"Aku nggak bisa ninggalin kamu sendirian disini, apalagi ini udah sore." Kata Denika.

"Nggak aku pulang sendiri aja." Kata Akia terus menolak.

"Ayo." Kata Denika menarik tangan Akia.

Lagi, Aika terpukau dengan sikap Denika padanya.

Ketika Denika dan Akia mendekat ke pinggir taman tampak mobil mewah sedang menunggu Denika.

"Ayo masuk." Kata Denika membukakan pintu.

Akia segera masuk dan melihat pria tua yang mengendarai mobil tersebut.

"Halo non, temannya den Denika ya?." Kata Sapto.

"Iya pak." Kata Akia sopan.

Denika yang sedang memakai sabuk pengamannya

"Wahh cantik sekali ya den?, siapa namanya?." Kata Pak Sapto.

"Iya cantik kan pak." Kata Denika yang tak menyadari ucapannya akibat sibuk mengenakan sabuk pengaman.

"Sialan gue bilang apa tadi?! Ya Tuhan malu banget." Batin Denika.

Akia dan Pak Sapto yang mendengar jawaban Denika terdiam kalau tertawa.

"Aika Minako pak." Kata Akia sambil tersenyum.

"Cantik sekali namanya." Kata Pak Sapto.

"Kita ke panti asuhan dulu ya pak, anterin Akia dulu." Kata Denika pada Pak Sapto.

"Baik den." Kata Pak Sapto.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di pantai asuhan, Akia segera keluar dari mobil.

Denial menurunkan jendela mobil.

"Denika makasih buat hari ini ya." Kata Akia dengan senyum lembut di wajahnya.

Denial yang melihat Akia tersenyum merasa waktu berhenti beberapa detik.

"Iya sama-sama aku duluan ya." Kata Denika sambil melambaikan tangannya Daris akm mobil.

Akia segera membalas lambaian tangan dan masuk ke panti.

"Sebentar pak." Kata Denika memastikan Akia sudah masuk ke panti asuhan.

"Ayo pak." Kata Denika.

Ditengah perjalanan Sapto yang melihat Denika tampak dalam kondisi baik tersenyum.

"Den suka sama Akia?." Kata Sapto.

"Hah engga." Kata Denika sambil tersipu malu.

Sapto yang melihat sikap tuannya itu hanya dapat tersenyum, tapi terbesit kekhawatiran di alam dirinya, Bagaimana jika Ibu Sintia tau tentang hal ini?.

...Di antara kebersamaan dan tawa, kita menemukan jalan yang menuju kepada cinta yang tulus dan sempurna...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!